Jillian Amberly, seorang gadis muda, menginjak usia 18 tahun yang masih duduk dibangku sekolah tidak sengaja melakukan One Night Stand di tempat kerjanya dengan seorang lelaki bernama Alfred Dario Garfield seorang pria Bergelar Dokter spesialis Patologi, ternama disalah satu rumah sakit besar di kota Milan.
Lelaki berprofesi dokter itu, berniat menikahi Jillian sebagai bentuk tanggung jawab atas kekhilafan nya yang tidak disengaja tapi Jillian menolak mentah-mentah seolah mengatakan dirinya tidak akan hamil hanya karena bercinta satu malam.
Tapi! semua itu hanyalah angan dan mimpi dalam tidur Jillian nyatanya saat ini ia memegang teshpeck yang menunjukkan garis dua, tangan Jillian bergetar air matanya sudah tidak dibendung lagi.
Bagaimana ia harus memberitahu kebenaran ini pada keluarganya? keluarganya saja tidak memperdulikan nya. Lalu pria yang bercinta dengan nya bagaimana? apa dia percaya dengan Jillian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 12
Gebrian membuang wajahnya kearah berlawanan tidak mau menatap wajah Jillian yang mengerut melihat reaksi Gebrian.
" Lalu siapa pelakunya? apa kalian sudah cukup mengenal? " tanya Gebrian.
" Aku baru bertemu dengan nya 1 Minggu yang lalu, kami sempat membahas masalah ini. " Jelas Jillian.
" Apa katanya? Jika dia tidak berniat tanggung jawab, biar aku yang menikahi mu. " ucap Gebrian bertekad kuat.
" Dia berniat tanggung jawab dengan kehamilan ku, kau tidak perlu mencemaskan nya dia orang baik. " ucap Jillian.
DEG...
Sakit! Ternyata seperti ini rasanya patah hati, Gebrian sudah menyimpan perasaan sejak pertama kali mereka berteman, tapi ia tidak berani mengungkapkan nya hanya karena takut Jillian akan meninggalkan nya.
" Kalau dia baik, tidak mungkin dia merusak mu dengan alasan obat perangsang. " ketus Gebrian.
" Sudah ku bilang, ini kesalahan kami berdua. " ucap Jillian.
" Berarti kau berniat menikah dengan pria itu? Kapan kalian akan menikah? " tanya Gebrian tidak sabaran.
" Aku belum tahu, dia belum memutuskan nya. " ucap Jillian.
" Siapa pria itu Jillian? Aku penasaran. " Tanya Gebrian lagi.
" Kalau aku memberitahumu, kau pasti akan menghajarnya kan! " ucap Jillian.
" Sekali saja tidak masalah. " jawab Gebrian santai.
" Dario! Dokter Dario. " ucap Jillian.
" Dario? Nama Dario banyak Jilli! " ucap Gebrian.
" Kau bisa ambil kartu nama ini, disana tertera nama dan jabatan nya dan pekerjaan nya. " ucap Jillian memberikan secarik kartu nama.
Gebrian membaca kartu nama itu dahinya mengernyit Seperi tidak asing namanya.
DEG...
" Dia kan..... "
" Kau mengenalnya? " tanya Jillian.
" Emm, tidak! Aku tidak mengenalnya. " jawab Gebrian.
" Apa aku bisa menyimpan nya? "Tanya Gebrian.
" Kau ambil saja, aku tidak butuh lagi. " Jawab Jillian.
Disaat mereka mengobrol banyak hal mengenai kedepannya tentang Jillian bell berbunyi jam pertama telah dimulai.
...✿ ✿ ✿ ✿...
KE ESOKKAN PAGINYA.
Dario menuruni anak tangga dengan setelan kemeja dan celana katun lengkap dengan tas peralatan dokternya.
" Kamu udah bangun? " tanya Jennifer melihat kehadiran anaknya menuruni anak tangga.
" Hari ini aku ada jadwal pagi dirumah sakit. " ucap Dario memasuki ruang makan di ikuti Jennifer.
" Kirain, Mama kamu masuk malam. Jadi gak Mama bangunkan sarapan pagi. " ucap Jennifer menyiapkan sarapan pagi mereka.
Suara teriakan dipagi hari menyambut pagi mereka, seorang wanita muda berlari memeluk Dario dari belakang yang tampak duduk tenang memakan sarapan nya.
" MAMA!!! SURUH PAPA JANGAN BANGUNKAN AKU!!! " pekik wanita muda itu kesal bernama Alice Kayona gadis berusia 20 tahun.
" Kenapa memangnya? " tanya Jennifer berniat menggoda anaknya.
" MAMA!!! " seru Alice itu kesal.
" Kenapa, pagi-pagi kalian ribut sekali. " ucap Roger mengambil tempat duduk disamping istrinya dihadapan kedua anaknya.
" Gara-gara Papa, anaknya ngambek. " sahut Dario melihat wajah cemberut adik bungsunya.
" Loh, kok Papa lagi! Papa kan sudah bagus bangunkan Adek pagi-pagi." ucap Roger.
" Tapi! Papa kasar banget bangunin nya. " ucap nya.
" Bagaimana Papa bangunin kamu? " tanya Dario.
" Pa-"
" Papa dobrak pintu kamar aku terus sembur pakai air ke wajah Ade. " ucap Alice.
" Bagus dong, Papa berniat sekalian doakan kamu. " jawab Roger.
" Mama!! " adu Alice.
" Sudah-sudah! tidak baik, berdebat di meja makan. kalian bisa terlambat semua. " ucap Jennifer melerai.
Setelah mereka sarapan, masing-masih dari mereka mulai berpencar Alice sudah pergi kuliah di jemput teman nya, Roger masih menikmati kopi panas nya sambil membaca koran harian sebelum berangkat kerja, Dario besiap akan berangkat kerja.
" Ma, Pa aku pamit pergi kerja dulu. " ucap Dario menyalami keduanya.
" Hati-hati Rio." ucap Jennifer.
" Iya Ma. " jawab Dario.
Saat Dario sudah didepan pagar rumah, berniat menaiki mobilnya yang sengaja ia parkirkan diluar pagar rumah di koridor jalanan komplek semalam ia berada dirumah karena ada operasi mendadak jadi ia tidak sempat memasukan mobilnya kedalam garasi.
" Permisi Om. " panggil seorang anak lelaki remaja.
Dario mengalihkan pandangan nya menatap lelaki itu.
" Oh ya, ada apa ? " tanya Dario ramah.
" Nama Om, Alfred Dario Garfield ya? " tanya lelaki itu memastikan.
" Iya, dengan nama saya sendiri. " jawab Dario lagi.
" Saya ingin memberi hadiah buat Om. " ucap remaja lelaki itu.
" Oh hadiah apa? " tanya Dario mengerutkan neingnya heran.
Anak remaja itu yang masih mengenakan pakaian Sekolah tingkat akhir hanya tersenyum misterius mendekatkan tubuhnya mensejajarkan tubuh mereka .
BUGH...
AWWW!!!
Dario belum siap, saat tonjokan melayang diwajahnya.
" Ops! maaf Om, saya khilaf. " ucap anak remaja itu tanpa rasa bersalah.
" Apa-apaan kamu!!! memukul orang sembarangan yang lebih tua!!! " marah Dario.
" Salam perkenalan Om, dari Gebrian sahabat Jillian Amberly. " ucap Gebrian menatap datar.
" Ap-apa? " tanya Dario mengerjapkan matanya beberapa kali.
" Kam-kamu sahabatnya Jillian? apa saya bisa percaya itu. " ucap Dario lagi.
" Kalau tidak percaya, tanyakan saja padanya apa dia mengenal Gebrian Leaman. " ucap Gebrian.
" Sang- "
"Kalau Om ketahuan nyakitin JIllian! aku gak bakal segan-segan buat hidup Om menderita. " sambung Gebrian melenggang pergi.
" Sial! " umpat Dario mengusap bibirnya yang mengeluarkan darah menatap pemuda yang masih memakai seragam sekolahnya.
" Anak siapa itu! berani sekali, sama yang lebih tua! " kesal Dario.
Membanting pintu mobilnya dan melaju menuju rumah sakit, pagi ini Mood nya benar-benar kacau.
...✿ ✿ ✿ ✿...
Pagi ini, tidak seperti biasanya JIllian datang bersama dengan Gebrian setelah paksaan beberapa kali di tolak akhirnya Jillian mengiyakan permintaan Gebrian untuk ikut bersama nya ke sekolah.
" Bagaimana tidurmu semalam? " tanya Gebrian saat mereka sudah sampai di parkiran sekolah sedang Gebrian memarkirkan motor nya.
" Ya, lumayan. " jawab Jillian.
" Bagaimana denganmu? kau tidur nyenyak? "tanya balik Jillian.
Gebrian tidak langsung menjawab, jujur semalaman ia tidak bisa tidur karena memikirkan Jillian dan juga bagaimana caranya agar ia bisa menemui lelaki bernama Dario itu dan melampiaskan rasa emosinya.
Dan sekarang Gebrian tampak tenang dan lega, setelah salam perkenalan nya yang sangat tidak sopan itu mampu membuat hati Gebrian plong.
" Tidur ku nyenyak. " jawab Gebrian seadanya.
" Semalam kamu gak dimarahin Tante Menor kan? " tanya Gebrian.
" Gak, selagi dia gak tahu aku sering keluar malam gak masalah. " jawab Jillian.
Hampir setiap malam Jillian keluar malam hari, tidak luput sekali dua kali ia dimarahi habis-habisan oleh Tante Eleanor terkadang melukai fisiknya. Chloe sendiri saja tidak bisa membela Jillian.
" Baguslah. " jawab Gebrian.
" Pria itu ada hubungin kamu lagi gak? " tanya Gebrian.
" Belum, kenapa? " tanya Jillian.
" Jujur sama aku, dia emang serius kan mau tanggung jawab? " tanya Gebrian.
" S-serius, dari kata-katanya sangat serius sekali. " jawab Jillian.
" Kalau dia cuman main-main. gak berniat tanggung jawab sama kamu, biar aku yang nikahin kamu. " ucap Gebrian serius.
" Gak! kamu itu, cowok baik-baik! aku gak mau kamu yang tanggung jawab sama keadaan aku. " ucap Jillian tegas.
" Kenapa gak boleh? aku berhak menolong kamu sebagai sahabat disini. " ucap Gebrian.
" Tapi aku nya gak mau Geb! kamu gak berhak tanggung jawab sama keadaan aku! " ucap JIllian menolak keras.
" Persetan dengan siapa kamu hamil! aku siap tanggung jawab jika dia gak mau. " ucap Gebrian bersikreas.
JIllian menggelengkan kepalanya, menitikkan air matanya. Tidak! Jillian tidak mau sahabatnya yang menjadi korban dalam masalahnya. cukup dirinya saja yang terkena masalah jangan sahabatnya!
" Tapi aku gak cinta sama kamu Geb. " ucap Jillian lirih.
DEG...