NovelToon NovelToon
Criminal Love

Criminal Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Time Travel / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Mengubah sejarah / Persahabatan
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Choi Kim Ae

Kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan cinta pertama ku dari kematian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choi Kim Ae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 8

Jika aku tak menunggu Nicky bermain basket hari ini, mungkin Nicky akan bertemu dengan Giska sendirian. Menyaksikan hal yang barusan terjadi dan mungkin juga Nicky yang akan menggantikan ku memeluknya.

Sambil menunggu pesanan kami datang, Aku menawarkan Giska untuk menginap dirumah ku.

"Mau menginap dirumah gue?"

"Nggak usah. Nanti malam juga dia baik lagi kok. Gue udah biasa jadi gue baik-baik aja." Ucap Giska sambil tersenyum dengan terpaksa.

"Pipi lo gapapa?" Tanya Nicky sambil menunjuk pipinya sendiri.

"Ini juga nggak seberapa." Gadis itu tersenyum lagi.

Aku baru sadar, ternyata selama ini Giska mengalami tekanan yang hebat. Mungkin hal itu yang membuatnya mengalami trauma yang mendalam dan berakibat pada gangguan kejiwaannya dikemudian hari.

"Giska, sebaiknya lo pergi ke psikiater. Mental lo lagi nggak baik-baik aja." Aku memberikan saran.

"Psikiater? Hahaha" Giska tertawa renyah.

"Bukan gue yang butuh psikiater, tapi orang tua itu. Dia nggak mau tuh, padahal gue berharap dia dirawat aja di rumah sakit jiwa."

"Lo juga harus diobati Gis, trauma ini akan membekas dan bisa mempengaruhi kejiwaan lo dikemudian hari."

"Gue baik-baik aja."

Seorang pelayan datang membawakan satu loyang besar Pizza, 3 gelas milkshake, lasagna, spaghetti dan beberapa appetizer lainnya.

"Wah. Apa gue boleh makan sekarang?" Tanya Giska antusias.

"Makanlah." Jawab Nicky.

"Terima kasih makanannya, Nicky." Kata gadis itu lagi.

Aku yang tadinya lapar jadi merasa tak sebanding dengan Giska yang sejak pagi belum makan, hanya bisa menatapnya iba.

Giska makan dengan lahap, bahkan lasagna favorit ku yang ku pesan, ku biarkan Giska memakannya.

Hari mulai gelap, kami meninggalkan restoran pizza menuju halte bus.

"Lo yakin nggak mau nginap?" Tanya ku lagi.

"Iya. Gue bawa pizza pasti dia nggak akan marahin gue lagi kok. Sekali lagi terima kasih ya kalian udah temenin gue. Nicky, terimakasih banyak atas makanannya."

"Iya."

"Gue pulang dulu. Kalian hati-hati ya."

Giska pun berlalu pergi meninggalkan aku dan Nicky.

"Eiy, baru kali ini gue lihat sosok Nicky yang perhatian dan peduli sama teman. Temannya cewek lagi." Aku meledek Nicky setelah Giska pergi.

"Siapa? Gue?" Nicky menatap ku aneh.

"Apa dia semenarik itu?" Tanya ku.

"Biasa aja tuh" Jawabnya singkat.

Aku menatap sorot matanya yang dalam.

"Apa? Cari apa?" Kata Nicky yang tiba-tiba memegang kepala ku hingga wajah kami saling berhadapan, dia menatap mata ku balik hingga membuat ku salah tingkah.

"Apa gue terlihat bohong?" Tanyanya lagi.

Aku segera memalingkan wajah ku dari wajahnya, sepertinya wajah ku memerah saat ini.

"Ehem." Kata ku yang kehabisan kata-kata.

"Ayo kita ke cafe, katanya mau makan cake?" Kata Nicky.

"Nggak ah, nanti uang jajan lo beneran habis."

"Nggak bakal habis bahkan masih cukup untuk beli lima loyang cake."

 "Dasar tukang pamer." Aku kembali berjalan didepannya seperti biasa.

Aku baru menyadari bahwa sejak kecil kami tak pernah berjalan berdampingan, dia selalu berjalan dibelakangku. Bahkan ketika aku sedang bicara dia selalu mendengarnya dari belakang.

Setiap kami jalan bersama aku merasa selalu aman, karena dibelakang ku ada Nicky aku tak perlu merasa cemas. Namun kali ini aku sedikit berharap, tak bisakah kita berjalan berdampingan?

Aku menghentikan langkah kaki ku, dapat ku rasakan cowok itu juga menghentikan langkah kakinya beberapa meter dibelakang ku.

Dia selalu menjaga jaraknya.

Sudahlah. Lagi pula bukan ini tujuan ku kembali ke masa ini.

Aku kembali melanjutkan langkah kaki ku.

"Riri!" Panggil cowok itu pelan yang sontak menghentikan langkah kaki ku lagi.

Ya, aku juga baru sadar bahwa Nicky tak pernah memanggil nama ku sejak saat kami kembali akur.

"Bisakah kita jalan berdampingan?" Tanyanya pelan hampir tak terdengar.

Ada perasaan senang disudut hatiku setelah mendengar kalimatnya. Apa dia mengetahui isi pikiran ku?

"Cepatlah, buat apa punya kaki yang panjang tapi jalannya lamban." Kata ku sambil menutupi hatiku yang sedang bersorak kegirangan.

Nicky pun berjalan tepat disampingku. Tak ada satu kata pun yang kami ucapkan, namun hatiku berdebar-debar.

Perasaan apa ini? Apa ini karena sikap Nicky yang mulai berani kontak fisik dengan ku sedari tadi? Saat ini kami sama-sama berada dimasa akhir remaja, jadi merasa berdebar saat berhadapan dengan lawan jenis itu wajar kan?

Saat berjalan tanpa sadar tangan kami saling bersentuhan, dan lagi-lagi hal itu bagaikan aliran listrik yang langsung membuat jantung ku berdebar sangat kencang.

Ayolah Rivanza, kau harus bisa mengontrol dirimu! Tidak mungkin kau jatuh cinta dengan Nicky!

"Kesini." Kata Nicky tiba-tiba menarik tangan ku, ternyata kami sudah sampai di cafe.

Aku memesan Red velvet favorit ku dan cappucino frappe, sementara Nicky memesan hanya Latte.

Aku memakan Red velvet ku tanpa bisa ku nikmati sedikit pun, aku merasa ada yang memperhatikan ku dan membuat ku jadi canggung. Benar saja, ku lihat Nicky terus menatap ku yang duduk berhadapan dengannya.

"Apa?" Tanya ku agak risih.

Cowok itu hanya menggeleng dan beralih melihat layar ponselnya.

Apa hanya aku yang merasakan perasaan ini? Ah ini nggak adil. Aku nggak boleh goyah, niat ku kan hanya menyelamatkan Nicky dari Giska, bukan berarti aku harus menjalin hubungan dengan Nicky.

Nicky, awas saja kau!

Selesai makan cake, aku dan Nicky langsung pulang. Tak ada yang kami bicarakan selama perjalanan pulang, hanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Hah.. Hari yang sangat panjang."

Aku membanting tubuh ku ke kasur ku yang empuk. Rasanya segar sekali setelah mandi.

Akhir-akhir ini Giska sering muncul dihadapan Nicky ya? Kalau aku tak bisa mencegah Nicky untuk bertemu Giska, maka aku harus selalu bersama Nicky agar mereka berdua tak punya moment untuk saling dekat. Aku harus membuat batas antara mereka. Tapi aku juga harus membuat batas dengan Nicky, kalau tidak maka aku yang akan jatuh kepada Nicky.

Haaah, bagaimana ya? Apa ku pacari saja Nicky supaya tak ada kesempatan untuk Giska masuk kedalam hidup Nicky? Hanya sampai lulus sekolah saja sudah cukup. Mereka nggak akan ada kesempatan untuk bertemu lagi kan setelah lulus?

Tapi aku tahu betul bagaimana Nicky, anak itu adalah tipikal orang yang jika sudah mendapatkan sesuatu atau membuat suatu keputusan maka dia tak akan melepasnya ataupun mengubahnya apapun yang terjadi. Begitulah kenapa dia tetap mempertahankan rumah tangganya dengan Giska meskipun cewek itu psycho.

Jika aku memutuskan untuk masuk ke hidup Nicky, itu artinya aku juga menyerahkan hidup ku untuknya. Kalau begitu aku nggak akan menikah dengan Mas Davi di masa depan, dan aku tak akan pernah melahirkan Zivanna dan Zehan.

Ah, aku jadi kangen kedua anak ku dan juga Mas Davi.

Memikirkan keluarga kecil ku di masa yang lain itu membuat ku menangis. Aku sangat merindukan mereka. Bahkan tak ada yang bisa ku peluk saat ini.

1
Murni Dewita
👣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!