Visual Cast bisa cek Tiktok @Raline_Story 94
Menceritakan kisah wanita muda yang baru menyelesaikan pendidikan Spesialisnya dikairo. Ia terpaksa harus menikahi seorang CEO yang kejam, dan tidak tersentuh. Pria itu adalah calon suami kakaknya. Ia terpaksa menjadi wanita pengganti di pernikahan mereka. Karena sang kakak yang memilih kabur tepat dihari pernikahan mereka.
Ayyura dan Aydeen pernah bertemu berapa tahun yang lalu di Newyork sebelum Ayyura menutup dirinya seperti ini. Ayyura seakan tidak mengingat wajah Aydeen sama sekali. Sedangkan, Ayyura sudah mengenakan cadar saat ini, otomatis Aydeen belum bisa mengenali wajahnya Yura sekarang.
Yang penasaran bagaimana kelanjutannya?
silahkan dibaca gaes ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 3 Kompromi
Aydeen sedang merenung dibalkon kamar hotelnya. Dia sibuk dengan pikirannya, sudah berkali-kali ia mengusap wajahnya dengan kasar dan desahan panjang terdengar jelas di keheningan malam itu.
"Ahh ... Sial". teriak Aydeen kesal.
"Mami tahu apa yang sedang Kamu pikirkan saat ini nak". Aydeen dibuat kaget dengan kedatangan maminya, dia sendiri tidak sadar kapan wanita paruh baya itu, masuk kedalam kamarnya dan sudah berdiri disampingnya saat ini.
"Kamu menikahi wanita yang belum pernah Kamu kenal sebelumnya, tapi yakinlah nak, ini semua yang terbaik untuk hidupmu Bang".
"Mami disini, tidak untuk memaksa Abang untuk segera melupakan Malika, mami hanya ingin memberi nasihat sedikit untuk Abang".
"Nak, belajarlah sedikit demi sedikit menerima semua takdir dari Allah ini, mungkin dengan Kamu menikahi Ayyura, Kamu bisa kembali menjadi Aydeen putranya Abi dan mami yang begitu soleh seperti dulu". lirih mami Hanna.
"Mami dan Abi rindu dengan kepribadian Abang yang dulu, Abang tetaplah selalu baik dimata kami sebagai orang tua, namun tidak dengan pandangan orang lain. Abang sudah terlalu jauh melangkah".
"Jadi mami mohon nak, terimalah semuanya dengan hati yang ikhlas, Yura tidak bersalah sama sekali dalam hal ini, malah harusnya kita bersyukur ia mau menjadi istrinya Abang".
"Ayyura sudah menyelamatkan dua nama keluarga hari ini, kita harus membalasnya dengan bersikap baik kepadanya Bang".
"Jangan pernah membencinya, hanya karena ia menjadi wanita pengganti, ia bukan lagi pengganti Malika bang, tapi Yura sudah sah menjadi istrinya Abang. Dia gadis yang sangat baik, sudah begitu banyak penderitaan yang dia alami sejak kecil, jikalau kita belum bisa memberinya kebahagiaan, setidaknya jangan pernah sesekali kita melukai hati dan juga perasaannya nak".
"Mami pamit kekamar dulu, istrimu sebentar lagi akan datang kemari, sambut lah dia dengan senyuman hangat, belajarlah untuk membuka hati untuknya, bisa kan bang"? tanya Hanna kembali.
"Hmm, Insya Allah mam". lirihnya pelan.
"Hmm, ini baru putra mami yang baik".
"Yasudah, sekarang Kamu masuk kedalam gih,
angin malam tidak baik untuk kesehatan".
Setelah mami Hanna keluar dari kamarnya, Aydeen melanjutkan pikirannya kembali, yang sempat terhenti oleh kedatangan mami Hanna barusan.
Aydeen mengingat jelas bagaimana dirinya dan Malika begitu saling mencintai. Hubungan yang terjalin diantara mereka, bukanlah hubungan biasa, yang mudah untuk cepat dilupakan.
5 tahun bukanlah waktu yang singkat, mereka juga sudah berjanji dan berniat untuk menikah disaat mereka sudah mendapatkan pekerjaan yang mapan.
Aydeen sudah menjadi seorang CEO muda yang sukses diperusahaan milik keluarganya. Malika juga sudah sukses, ia sudah menjabat sebagai seorang Manager, diperusahaan besar tempat ia bekerja.
Entah apa yang membuat Malika menjadi ragu dan memilih kabur tepat di hari pernikahannya.
Ayyura masih terbilang sangat muda dan ia baru saja menyelesaikan Spesialisnya di Kairo. Dua hari yang lalu, ia memutuskan untuk pulang ke tanah Air.
Ayyura berniat ingin menghadiri pernikahan Malika kakaknya, dengan calon nya Aydeen di Indonesia. Berharap datang sebagai tamu undangan, malah ia datang sebagai mempelai wanitanya. Hari ini seharusnya menjadi hari bahagia bagi Aydeen dan Malika. Ayyura sejak kecil telah di asuh oleh kedua orang tua Malika, yang tak lain paman dan bibinya.
Kedua orang tuanya telah meninggal disaat Ayyura masih sangat kecil. Ia masih menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi padanya hari ini.
Semuanya terjadi begitu mendadak dan diluar kendalinya sebagai anak angkat dan juga sebagai seorang adik. Ayyura tidak akan pernah bisa membalas semua jasa kebaikan orang tua Malika.
Apalagi saat ini ia bisa menyandang gelar Dokter termuda, itu semua tak luput dari support dan dukungan dari Mama dan papanya. Ayyura berpikir dengan menerima pernikahan ini, dan menjadi istri Aydeen, setidaknya dirinya sudah bisa membalas kebaikan dari paman dan bibinya itu.
Ceklek .. Suara pintu kamar terbuka.
Aydeen langsung menatap ke sumber suara.
Namun hanya seperkian detik saja.
"Assalammualaikum, Bang Aydeen".
sapa Ayyura dengan pelan dan lembut.
"Waalaikumsalam". jawab Aydeen singkat.
"Apa Yura boleh masuk"? tanya Ayyura sopan.
"Silahkan". jawab Aydeen datar.
Ayyura pun masuk, dan menutup pintu kamar.
"Boleh kita bicara sebentar". ucap Yura pelan.
"Hmm". Aydeen pun mendekat dan ikut duduk di sofa namun sedikit jauh dari Ayyura.
"Bang, Ayyura disini ingin mengatakan sesuatu, Abang tidak perlu merasa sungkan kepadaku". ujar Ayyura kembali.
"Siapa juga yang merasa sungkan, kepedean"!
cibir Aydeen dalam hati.
"Yura paham dengan posisi kita saat ini, bahwa Bang Aydeen yang masih mencintai Kak Malika".
"Aku gak akan ikut campur atas hal itu, Abang bebas mau menganggap Yura sebagai istri atau adiknya Kak Malika saat ini. Aku akan tetap patuh dan nurut sebagaimana istri kepada suaminya, tapi satu hal yang ingin kuminta, tolong jangan membenciku".
"Sungguh, Aku juga tidak menginginkan diposisi ini".
ucap Ayyura tegas.
Ayyura sudah bertekat ingin memperjelas hubungannya bersama Aydeen malam ini.
"Aku juga sebenarnya, belum siap menikah".
"Usiaku baru menginjak 23 tahun, dan usia ini masih terbilang belum cukup dewasa untuk bisa menjadi seorang istri yang baik dalam rumah tangga".
"Tapi sepertinya, Allah punya rencana lain untuk ku". imbuhnya lagi dengan tertunduk.
"Sebenarnya dia mau ngomong apa sih"?
gerutu Aydeen dalam hati.
"Jadi Aku ingin mempertegas hubungan kita saat ini, tolong beritahu Aku, pendapat Abang tentang hubungan kita sekarang ini". tanya Ayyura mantap.
"Aku kira Kamu gadis yang penakut Yura".
lagi-lagi hanya bisa dia katakan dalam hati.
"Aku tidak tahu harus menjawab apa saat ini sekarang, yang jelas jangan pernah berharap lebih kepadaku, Aku tidak akan pernah bisa untuk mencintaimu Yura, karena hati yang sudah hancur akan susah untuk bisa kembali dengan utuh seperti semula". ucap Aydeen dengan monohok.
"Astaghfirullah, emang siapa juga yang mau minta dicintai". cibir Ayyura dalam hati.
"Kamu bebas melakukan apa saja yang Kamu inginkan, dan Aku juga bebas melakukan apa yang Aku inginkan, jangan pernah sesekali untuk mencoba mengatur dan mencampuri urusan pribadiku". ucap Aydeen tegas.
"Siapa juga yang ingin mencampuri urusannya apalagi sampai mengaturnya GR sekali". bisiknya dalam hati.
"Berarti Yura boleh, jika masih ingin tetap bekerja".
sela Ayyura, senyumnya sudah melengkung manis dibalik penutup wajahnya saat ini.
"Iya terserah Kamu, Aku tidak peduli"!
"Selagi Kamu bisa menjaga nama baikku, dan juga Keluargaku, Kamu bebas melakukan apa saja yang Kamu mau". jawab Aydeen.
"Baiklah Bang, terimakasih". cicit Ayyura.
"Jangan senang dulu, Kamu juga harus bisa bersikap seperti biasa, saat didepan kedua orang tua kita. Aku tidak ingin membuat mereka khawatir dengan pernikahan dan hubungan ini".
"Hmm baiklah bang". lirih Ayyura.
"Setelah pulang dari hotel ini, kita akan pindah ke rumah baruku nanti". ucap Aydeen.
"Hah, rumah barunya, gak bisa apa nyebutnya dengan rumah kita, Aku kan juga istrinya".
lagi-lagi hanya mampu ia ucapkan dalam hatinya.
"Kamu mengumpatku"? sentak Aydeen.
"Enggak, Yura gak bilang apa-apa kok".
"Dari sorot matamu, Aku bisa baca jika Kamu sedang mengumpatku didalam Batinmu".
sindir Aydeen kesal.
"Enggak boleh suudzon Bang jadi orang itu gak baik, emangnya Bang Aydeen bisa denger, apa yang Yura katakan didalam hati barusan".
"Tuh kan, berarti Kamu benar-benar sedang mengumpatku dalam hatimu". cibir Aydeen.
"Hmm bukan begitu juga maksud Yura".
jawabnya sambil membuang nafasnya pelan.
"Kamu ini ternyata suka menjawab ya, Aku kira Kamu itu gadis yang lembut, santun, dan juga pendiam, tapi apa sekarang semuanya itu palsu dan munafik". sindir Aydeen emosi.
"Hmm nanti kalau Aku gak jawab, dikiranya bisu lagi sama dia". batin Ayyura dengan monohok.
"Kenapa gak jawab hah"? tanya Aydeen.
"Nanti kalau Aku jawab lagi, Abang akan bilang Aku gak santun dan penjawab lagi".
"Ahh sudahlah lama-lama Aku bisa gila ngadepin gadis kayak Kamu ini". sentak nya.
Aydeen berlalu pergi meninggalkan Ayyura sendirian. Setelah suaminya pergi, Yura tertawa kecil.
Sungguh menarik menurutnya. Ia pun kembali mengingat sebelum dirinya sampai dikamar,
Yura telah diberi wejangan terlebih dahulu oleh sang mertua. Bagaimana cara agar tidak terlihat lemah, dihadapannya Aydeen sang suami.
semakin kesini akan semakin seru