Mika dan Rehan adalah saudara sepupu.
mereka harus menjalani sebuah pernikahan karena desakan Kakek yang mana kondisinya semakin memburuk setiap hari.
penuh dengan konflik dan perselisihan.
Apakah mereka setuju dengan pernikahan itu? Akankah mereka kuat menghadapi pernikahan tanpa dasar cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pe_na, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Aneh!
HAPPY READING...
***
Suasana pagi.
Mika memulai paginya dengan mandi. sudah setengah jam berlalu, tapi gadis itu masih juga belum keluar dari dalam kamar mandi. entah apa yang dilakukannya, tapi yang kelas suara gemericik air terus terdengat sepanjang waktu.
Pagi pertama setelah dirinya menjadi seorang istri. tak ada yang berubah sama sekali. mungkin bedanya saat ini dirinya hidup dalam rumah bersama seorang laki-laki.
Ya.. itulah faktanya.
Membuka pintu kamar mandi dan keluar, Mika berjalan tanpa semangat sama sekali.
berpakaian dan duduk mematung di depan kaca.
Si*lan! umpatan terdengar dari bibir gadis itu.
Hanya itu yang bisa Mika lakukan. mengingat semalam dirinya benar-benar tidak bisa tidur.
bahkan mungkin terlihat seperti begadang semalaman hanya karena menunggu Rehan pulang.
bukan! Mika tidak bisa tidur dimana ia sendirian di rumah baru ini. sedangkan Rehan, entah pukul berapa pria itu pulang semalam. Mika takut sendirian apalagi gelap. itulah sebabnya semalaman dirinya tidak berani menutup matanya untuk tidur. bagaimana jika tiba-tiba ada hantu mendatangi kamarnya dan menarik selimut Mika? hii.. menakutkan bukan?
"Lihatlah, mataku kayak mata pandai sekarang..." gumam Mika pelan. mengamati wajahnya di depan kaca sambil mengutuk kesal.
Mika tidak melihat jam semalam. dimana terdengar suara kendaraan masuk ke Carport rumah mereka. terdengar juga suara kunci di putar menandakan bahwa Rehan pulang. Mika memang tidak keluar kamar menyambut suaminya itu. dan baru saat itu Mika merasa lwga dan pada akhirnya bisa memejamkan matanya.
Mika berjalan mengambil tas dan beberapa buku kuliahnya. penampilan yang sempurna untuk mahasiswi seperti dirinya.
menutup pintu dan menuju ke dapur. entah apa yang dibuat pria itu di dapur. bau sesuatu memaksa Mika untuk berjalan ke arah sana.
apalagi semalam ia tak makan. jadi perutnya benar-benar kelaparan pagi ini.
Masih dengan wajah cemberut dan lesu, Mika duduk di kursi. menatap punggung pria yang tak lain adalah suaminya. "Kenapa kau tidak memakan makanan yang ku pesan semalam?" tanya Rehan. berjalan ke meja makan sambil membawa 2 piring.
Pria itu terkejut semalam ketika menyadari pesanan makanan masih terbungkus rapi di atas meja makan. padahal Rehan sudah berpesan pada Mika untuk memakannya sebelum ia pergi.
hatinya juga bertanya-tanya kenapa Mika tidak memakannya? atau mungkin gadis itu sengaja menunggu dirinya. tapi mana mungkin Mika melakukan itu?
"Hei..." panggil Rehan karena Mika tak menjawab pertanyaannya barusan.
"Malas..." jawab Mika asal.
Rehan meletakkan piring berisi sandwich yang ia buat sendiri. menyerahkannya satu ke Mika dan satu lagi untuk dirinya. duduk berhadapan dengan kursi Mika.
"Kenapa?" tanya Rehan. ketika gadis di depannya itu hanya memandangi sarapan buatannya.
Rehan tau kalau dirinya patut untuk mendapatkan pujian atas kerja kerasnya membuat sarapan kali ini. hanya saja Mika tak perlu se terkejut itu.
"Aku tau kalau masakan buatan ku terlihat seperti buatan Chef.. hanya saja tak perlu terkejut seperti itu.. makanlah..." perintahnya.
ck... pede sekali...
Mika mengangkat pandangannya. menatap tajam Rehan. hingga membuat pria itu tersedak karena terkejut.
"Uhuukk.. Kau? kenapa denganmu? kenapa kau terlihat seperti hantu?" protes Rehan ketika melihat Mika pagi ini. kantung mata membesar dan berwarna hitam. benar-benar seperti hantu saja.
"Ini semua salahmu!" Mika menggebrak meja kesal. apalagi mendengar ucapan Rehan barusan tentang mata pandanya.
"Salahku?". Rehan menunjuk dirinya sendiri. memang apa kesalahan yang dia buat? Bahkan Rehan tak menyadari telah berbuat salah pada Mika.
"Apa yang aku lakukan? seharusnya kau berterima kasih karena aku sudah membuatkan mu sarapan kali ini...".
Ayo berterima kasih padaku...
Rehan kembali menikmati sarapannya. tak peduli apakah Mika mau atau tidak.
karena saat di lirik, gadis itu sama sekali tak berniat mencicipi masakan buatannya.
bahkan saat sarapannya tinggal setengah, Rehan kembali bersuara, "Makanlah.. kau akan pingsan nanti...".
Mika tak menjawab.
ada apa dengannya? batin Rehan.
"Kau marah?" selidik Rey walaupun tak paham apa yang membuat Mika marah.
tapi biasanya para wanita kan begitu? terlihat diam padahal tengah menahan marah.
dan hal itu mungkin saja berlaku untuk gadis seperti Mika.
"Gara-gara semalam?" tanya Rehan lagi.
Kenapa juga dia marah? padahal semalam alu kamu sudah pamit padanya...
"Mika...".
"Bisa diam tidak sih! berisik sekali..." Umpat Mika.
"Hei! kenapa nyolot? aku kan hanya bertanya. kalau tidak mau ditanya ya sudah.. ribet banget..." jawab Rehan kesal. bangkit dari duduknya dan mengambil piringnya dan piring Mika yang masih berisi sandwich utuh. membuang isinya ke tong sampah dan langsung mencuci piring itu.
Kenapa di buang... aku kan belum makan... sesal Mika dalam hati. tapi semuanya sudah terlanjur di buang. hingga pagi ini, Mika benar-benar akan kelaparan nanti.
tapi ia juga kesal pada Rehan. kesal sekali.
Selesai mencuci piring, Rehan menyambar tas kerjanya.
"Kau mau berangkat barengan tidak?".
Karena masih kesal dan tambah gengsi, Mika tentu saja tak mau berangkat bersama Rehan.
"Tidak..." jawab Mika. ia memutuskan akan naik Taxi saja nanti.
"Baiklah kalau begitu, aku berangkat duluan..." ucap Rehan final. berjalan meninggalkan Mika dan kembali menghentikan langkahnya sambil berucap "Kunci pintunya sebelum pergi...".
Dasar Aneh!
dan setelahnya terdengar suara mesin mobil meninggalkan rumah.
Baru setelahnya Mika juga pergi kuliah dengan sebuah taxi online yang ia pesan beberapa menit yang lalu.
***
"Baaa..." Sasa mengejutkan Mika. diikuti dengan Karin. keduanya langsung duduk di sebelah Mika.
"Apa yang terjadi?" tanya Karin. melihat Mika yang tidak seperti biasanya.
Mika hanya menghela nafas.
"Kau sakit? kenapa tidak masuk kemarin?" tanya Sasa. menyentuh kening Mika ddnbany punggung tangannya. memastikan apakah Mika demam atau tidak.
Bagaimana Mika bisa masuk kuliah kemarin? sedangkan kemarin ia menjadi seorang pengantin. hanya saja Mika merahasiakan semua ini dari kedua sahabatnya. lebih tepatnya Mika belum berani menceritakan semuanya pada Sasa dan Karin tentang perjodohan dan pernikahan ini.
maafin aku Sa, Rin... batin Mika.
"Aku sedikit demam kemarin..." bohong Mika.
"Wajahmu juga masih pucat saat ini..." ucap Karin.
tanpa mereka sadari, Mika pucat bukan karena sakit. tali lebih ke arah kurang tidur gara-gara menunggu Rehan pulang semalam.
"Iya... kantung matamu juga menghitam..." timpal Sasa.
"Aaa... kalian perhatian sekali sih..." Mika memeluk kedua sahabatnya. sungguh Mika benar-benar bahagia memiliki sahabat seperti kedua sahabatnya itu.
Maaf ya.. aku masih merahasiakan sesuatu dari kalian..
batin Mika.
"Bagaimana kalau ku traktir makan sore nanti?" ucap Sasa. sebagai anak pejabat, Sasa begitu loyal pada sahabatnya. bahkan tak jarang, Sasa selalu mentraktir sahabatnya untuk makan.
"Horeee..." teriak Karin semangat.
"Baiklah, kita makan dimana nanti?".
Ketiga gadis itu berjalan menuju ke kelas mereka.
***