"I love you, om!!
maaf Tari pergi tanpa pamit, karena ternyata selama ini perasaan Tari, bukanlah rasa sayang seorang ponakan pada pamannya, melainkan rasa sayang seorang wanita pada lawan jenisnya, maaf sekali lagi, Tari pergi tanpa pamit, dan semoga kita bertemu setelah Om menikah."
Itu adalah isi surat dari Mentari Putri untuk pamannya yang bernama Andre tian.
Putri pergi tanpa pamit, karena sungguh jika dia harus pamit secara langsung, rasanya tidak mungkin, Tari tidak akan kuat, sungguh.
Sementara itu yang membaca surat langsung meremas surat tersebut dengan sangat kuat, sampai urat ditangannya terlihat mengeras,-
Dan semoga karya saya kali ini, bisa dinikmati banyak pembaca Aamiin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak perlu jaim
"Bang boleh kenalan gak?" ucap Andini genit, karena dia berucap sambil mengedipkan sebelah matanya, dan jangan lupakan senyumannya, ya ampun membuat Mentari merasa malu.
"Iya bang, kenalkan aku Aira dan ini Andini, kami teman kampus Mentari" ucap Aira yang lebih memilih untuk langsung mengenakan dirinya dan Andini.
"Ya ampun, apa kalian tidak bisa jaim, bisa jijik abang dan Om ku jika kelakuan kalian seperti cacing kepanasan kaya gini" ucap Mentari setelah duduk, dan sungguh dia tidak habis pikir dengan tingkah kedua temannya yang diluar nalar.
"Tari sayang, kami ini hanya gadis biasa, wajah pas pasan, harta orangtua tak seberapa, kami sadar jika kami tidak akan ada yang terpilih, jadi alangkah lebih baik sekarang kami memilih untuk jadi diri sendiri, tidak perlu jaim jaiman, iyakan Bang" ucap Andini meminta persetujuan Bang Bayu yang tersenyum pada Andini karena setuju dengan ucapan Andini.
"Ya dari pada sudah jaim tingkat dewa, tapi tak dilirik itu lebih menyebalkan bukan, mending kaya gini terang-terangan jadi penggemar Abang kamu, iya kan Bang" ucap Aira sebelas dua belas dengan Andini tapi tidak separah Andini, dan Bayu membalasnya dengan senyuman yang membuat hati kedua sahabat Mentari meleleh.
"Abang senyumnya, ya ampun bisa gak dimasukin kulkas biar awet"
"Nih pakai ini bukan dimasukin kulkas, Dini.." ucap Mentari sambil menyodorkan ponsel miliknya. "bukan dimasukin kulkas, tapi di foto biar bisa ngeliat senyuman abang aku tiap waktu." lanjut Mentari menjelaskan siapa tahu otak kedua sahabatnya lagi di servis.
"Eh iya bener, Bang boleh ya ambil fotonya" ucap Andini meminta izin dan diangguki Aira.
Bayu tidak langsung menjawab, dan terkesan seperti sedang berpikir apalah di Izinkan atau tidak, dan hal itu tentu membuat Aira dan Andini harap harap cemas. Namun setelah beberapa saat Bayu mengangguk dan tersenyum pertanda boleh.
"Bang tahan kaya gitu" ucap Andini saat melihat senyuman manis Bayu yang bagus untuk di ambil fotonya, dan nantinya Dini berencana untuk memajang foto Bayu dikamarnya dengan ukuran yang besar.
ceklek ceklek suara kamera yang diarahkan kepada Bayu dan setelah selesai Bayu berkata "Apa kalian ingin berfoto dengan ku?" dan tentu saja kedua teman Mentari langsung mengangguk setuju, dan jangan lupakan senyuman mereka yang merekah.
"Tari tolong ambil foto kami" ucap Aira meminta tolong dan mereka langsung duduk disamping kiri dan kanan Bayu.
Mentari sudah mengarahkan kamera ponselnya kearah Bayu juga kedua sahabatnya, namun sebelum diambil Mentari berkata "Rasanya gak rela juga jika kalian yang akan jadi calon kakak iparku atau tanteku."
"Tenang Tari untuk hal itu kamu tidak perlu kawatir, karena aku yakin tidak akan ada yang terpilih dari kami, iyakan ra?" ucap Andini dan tepat saat itu Mentari sudah mengambil foto mereka.
Hasilnya ya ampun, membuat Andini histeris, bukan karena bahagia melainkan kesal karena di foto tersebut dia sedang membuka mulutnya, sementara Aira, dia sukses terlihat anggun didalam foto tersebut.
"Tari.. ini kenapa Foto aku jelek, ih dasar, gak profesional" ucap Andini tidak terima dan menyalahkan Mentari karena tidak pandai memotret, dan karena hal itu Andini berniat meminta untuk diFoto ulang, tapi sayang Bayunya sudah berjalan menuju ruang tengah untuk menemui Tian yang semua orang tahu sudah keluar dari kamar.
"Bang sekali lagi" ucap Andini penuh harap walau tahu akan ditolak, karena Bayu sudah diambang pembatas dapur dan ruang keluarga. Namun dia pikir tak ada salahnya untuk meminta di foto ulang bukan, siapa tahu Bayu mau.
"Lain kali, abang ada perlu sama Om Tian" jawab Bayu menolak secara halus, "Em, tapi menurut abang foto itu juga bagus kamu terlihat lucu disana."
Cepat-cepat Andini kembali melihat Foto yang tadi diambil Mentari, intuk memastika dimana letak lucunya dan dalam sekali lihat menurutnya foto dirinya itu tidak terlihat lucu sama sekali, sumpah, jelek iya.
"Kenapa cemberut, padahal sudah dibilang lucu lo sama abang aku" ucap Mentari sengaja menggoda Andini yang dia tahu sedang kesal, karena jika diposisi Andini pasti kesal juga.
"Tau ah" ucap Andini benar-benar kesal pada Mentari.
Sementara Aira dia tengah sibuk mengedit foto hasil jepretan Mentari, dengan memotong bagian Andini alhasil terlihatlah jika mereka seperti berfoto hanya berdua saja.
Aira yang sudah puas dengan hasil editannya langsung membagikan foto tersebut pada Mentari juga Andini, dan kedua temannya yang kini sudah melihat Foto tersebut, memperlihatkan raut wajah yang berbeda.
Mentari tersenyum karena salut dengan ide Aira, sementara Andini dia cemberut karena iri tidak bisa mengedit foto tersebut karena malas melihat wajahnya sendiri.
"Agh.. mentari.."
semangat Thor 💪
makasih 🙏😘
jadi cowok munafik banget, sudah jelas tau kalo mentari mencintai nya dan dia pun mencintai nya kenapa gak mutusin indah saja
Sabar terus mau selebar apa tubuhku ini kalau harus sabar terus hik hik hik/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
plissssssss./Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
ku mohon.....
Jadi plis kasih bintangnya dong biar penulis amatir ini semangat nulisnya /Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
satu lagi jang lupa tinggalkan jejak dengan cara vote, dan like. makasih dan sehat selalu.