Kisah anak Vira dan Aldi (Novel berjudul Pembalasan Istri CEO manis) Aris Bima Pradana.
Gimana rasanya kehilangan orang yang dicintai terlebih dialah yang jadi penyebabnya sendiri?
Di tambah ada bayi yang tidak berdosa kehilangan ibunya? Malah dia membenci anaknya sendiri?
Belum penuh ujiannya harus menuruti orang tuanya dengan menikahi adik dari istrinya? Kembarannya?
Penasaran, langsung baca ya, inget jangan numpuk bab ya.
Simak kisah menghalu Author, jangan lupa like.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Bahkan saat ini sudah satu tahun usia pernikahan mereka. Dan juga satu tahun usia Dira, sudah bisa berjalan dan sedikit comel.
"Ma, ma, ma," panggil Dira yang hanya bisa mengucapkan sedikit kata.
"Iya, Sayang," jawab Liana yang baru duduk membawa sarapannya.
Bagaimana dengan Aris?
Aris masih sama flat, arogan dan dingin. Bahkan sangat jarang bertemu anaknya, berangkat sangat pagi disaat Dira belum bangun dan pulang saat sudah tertidur anaknya. Bahkan disaat weekend pun lebih di sibukkan dengan keluarganya yang tidak pernah datang bersama menuju rumah keluarganya.
"Dy, Dy," tanya Dira.
Ya Dira sering sekali menanyakan Aris, namun berbagai alasan Liana ucapkan agar tidak menyakiti anak dan suaminya. Semuanya di jaga baik oleh Liana, tanpa membuat jarak untuk anak dan suaminya.
"Kerja, Sayang. Kalau rindu, lihat ini ya," Liana yang memberikan hpnya yang disana terdapat foto Aris yang di ambil oleh An.
"Daddy kerja, Sayang. Buat masa depanmu dan juga kebutuhanmu. Kita bisa hidup hingga cukup karena Daddy rajin bekerja. Disini dengan Mama, yang akan selalu menemanimu, Sayang," ucap Liana.
"Mai nonton upin ipin sama Mama?" Tanya Liana.
"Au, Ma," jawab Dira.
Kemudian keduanya duduk di bawah karpet yang lembut dan tebal dengan cemilan, minuman agar tidak bolak balik ke belakang.
Di nyalakan TV dan keduanya asik menonton, bahkan Dira tertawa, mengikuti tingkah dalam tv ataupun berguling guling disana.
Liana sudah tidak terlalu berharap dengan hubungannya yang selalu berhenti di tempat yang sama. Menikmati kebersamaan Dira, membesarkan Dira dengan baik dan selalu menjaganya.
Terbukti sangat jarang sakit anaknya, karena gizi dan asupannya benar benar terjaga. Hanya tidak pernah keluar dan mempunyai teman. Hanya aunty dan uncle bila sedang berkumpul.
Satu tahun sudah berlalu dan anakku sudah besar. Apakah aku cukup sampai disini? Kasihan Dira yang tidak mempunyai teman, bila aku yang di kurung masih aku terima . Aku harus bagaimana? Selalu dilema ini, apa aku harus pergi?
Pikiran itu sudah sering Liana pikirkan, namun belum berani melakukannya.
Ting tong!
Merebahkan kepala Dira yang tengah tertidur saa menonton. Liana mengintip siapa yang memencet bell.
"Mommy?" sapa Liana yang memeluk Vira.
"Tumben kesini, masuk Mom," lanjut Liana yang kemudian Vira masuk.
"Ya ampun Dira sampe tidur di bawah," ucap Vira yang akhirnya ikut duduk di bawah.
"Nonton upin ipin eh malah ketiduran, Mom. Maklum mom kesukaannya," ucap Liana.
"Nana, mommy mau ngomong serius." ucap Vira.
"Ada apa Mom?" Tanya Liana.
"Mommy dan Daddy minta maaf sikap Aris yang sudah lama tidak ada perubahan. Sudah sering kami bilang namun belum juga ada perubahan," sesal Vira.
"Bukan salah kalian, Mom. Dia sudah dewasa dan berfikir," ucap Liana.
"Apa mau kamu memberinya pelajaran? Mommy kesal sendiri melihatmu menerima apapun yang di inginkannya. Sekali kali tolak dan jangan di lakukan," pinta Vira.
"Durhaka, Mom jatuhnya. Jika sabarku masih kurang, maka stok sabarku masih banyak, Mom. Aku masih bisa bertahan, tapi memang Dira akhir akhir ini sering meminta perhatian dari Daddy," ucap Liana.
"Sudah mulai mengerti mencari Daddynya dan terkadang aku sulit mencari jawaban dari pertanyaan yang memang belum jelas di ucapkan tapi aku mengerti itu, Mom," lanjut Liana.
"Kalau begitu, kamu sabtu ini pergi dengan Celline. Bagaimana reaksi suamimu? Apakah kamu mau mengikuti rencana kami?" Tanya Vira.
Ya setelah keluarga berunding dan sepakat membuat Aris menyadari kesalahannya. Jika hanya ucapan dan saran sudah tidak di dengar, langkah selanjutnya harus di pisahkan.
Jika memang tidak peduli atau cinta sudah pasti tidak akan ada yang berubah dari sikapnya ini. Namun jika terjadi sebaliknya sudah di pastikan Aris keras kepala oada dirinya sendiri yanh sudah jatuh hati pada istrinya.
Liana terdiam sejenak, lalu menganggukkan kepalanya.
Mas, aku ingin tahu apa reaksimu tanpa kami? Batin Liana.
"Nanti Sabtu pagi setelah Aris sampai di rumah bari Celline akan menjemput disini dan menunggu di samping mini market apartemen, semuanya sudah di atur oleh Daddymu." ucap Vira yang senang menantunya menyetujui.
Aku yakin anakku pasti kelimpungan. Dan parahnya kamu tidak bisa menemukan mereka. Selamat datang siksaan dirimu yang sesungguhnya, anakku! Jangan salah kami yang kejam padamu, Nak. Karena kamu sudah menyiksa begitu lama menantu dan cucuku ini.
Tidak akan mudah setelah ini kamu melewati hari, kami telah bersatu melawanmu. Kamu menindas terus menerus mereka, siapkan dirimu siksaan neraka datang! Batin Vira.
Senyum Vira mengembang dan setelah makan malam bersama anak dan menantunya Vira pergi dari apartemen anaknya.
Memang Vira lebih sering berkunjung kesana, untuk melihat menantu dan cucunya.
Hari sabtu telah tiba.
Aris sudah pergi lebih dulu, dan benar saja setengah jam kemudian Liana dan Dira keluar dari sana.
Selamat tinggal, kami pergi dan mungkin tidak akan kembali ke neraka ini. Batin Liana.
Tidak membawa apapun, sebab semuanya sudah di siapakan oleh keluarga. Setelah turun ke lobi dan berjalan kaki bersama anaknya menuju mini market.
"Hai cantiknya, aunty," sapa Celline.
"Ty, allo," sapa Dira cadel.
"Gemas deh kamu, ayo masuk dulu, Kak Liana dan Dira," pinta Celline.
"Ma asi dah put Dila," ucap Dira uang duduk di bangku belakang.
"Duduk yang baik ya cantik, kita mau jalan jalan," ucap Celline.
"Ole, ole," senang romannya Dira yang tidak pernah pergi jauh.
"Kita mau liburan sama disana sama aunty Celline dan Mama ya, anak baik duduk ya dibelakang," pinta Liana.
"Dila ce neng, Ma. Ole ole," bahagia mendengar Mamanya mengajak liburan.
Di perjalan tanpa berhenti comelnya Dira bertanya setiap apa yang dilihat dan terlewati oleh kendaraanya. Hingga lelah baru terlelap dengan sendirinya di belakang.
"Kak Aris benar benar rugi!" kesal Celline.
"Anak yang cantik dan istri yang penurut di sia siakan," lanjut Celline.
"Masih pake kacamata, Cell. Coba kamu minta Kakakmu buka!" tertawa Liana sendiri dan tidak lama kemudian Celline paham dan ikut tertawa di balik kemudinya.
"Baru akan kami buka!" timpal Celline.
Ha!
Ha!
Ha!
Perjalanan yang panjang kali ini di lakukan oleh mereka, 10 jam perjalanan dengan dua kali istirahat di rest area. Dira yang tidak rewel malah tingkah lucu dan gemasnya selau memberikan tawa di saat lelah menghampiri Celline dan Liana.
Sementara di kediaman Keluarga Aldi, tengah menikmati makan malam bersama.
"Kamu dari pagi datang sendiri? Liana dan Dira ga kamu ajak?" Tanya Vira yang kebetulan sabtu ini ada acara jadi baru bisa gabung di makan malam.
"Kebiasaan Kakak sendiri datengnya, kan aku rindu sama Dira?" ucap Ad.
"Apa kakak yang udah larang mereka datang?" Tanya An.
"Udah di gadai kali," oceh Cello kali ini.
Pletak!
...****************...
Terima kasih atas dukungannya semua.
Like dan komentarnga di tunggu ya.
kasihan sX km, d culik 2X dlm kurun waktu yg brdekatan....