Karamel Vyora Antares memutuskan untuk mengakhiri rumah tangga nya setelah mengetahui bahwa suaminya Rakhayasa Kafka Majendra masih mencintai mantan kekasihnya, bahkan Kafka berencana akan menikahi kekasihnya.
Vyora akhirnya lebih memilih pergi dan merelakan suaminya bersama mantan kekasihnya. Namun saat Vyora dan Kafka resmi bercerai ternyata Vyora sedang mengandung benih Kafka.
Akankah Vyora kembali pada Kafka demi benih yang sedang dikandungnya?
"Aku akan mendapatkan mu kembali apapun caranya" Rakhayasa Kafka Majendra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Vy Maafkan Mas
"Ada apa dengan ku kenapa tiba-tiba mataku berat?"
Setelah meminum air yang diberikan pelayan tadi , tiba-tiba saja Kafka merasa pusing dan matanya berat. Sampai kemudian Kafka mendengar suara seseorang yang sangat familiar ditelinganya.
"Kafka kamu kenapa?" Gracellyn tiba-tiba datang menghampiri Kafka yang sudah sempoyongan.
"Grace kenapa kamu--"
Belum selesai bicara, namun Kafka sudah tidak bisa menahan bobot tubuhnya sendiri, Kafka terkapar di lantai sampai akhirnya orang suruhan Gracellyn membopong tubuhnya.
...----------------...
Ditempat lain Vyora sedang cemas menanti kepulangan Kafka. Vyora merasa khawatir karena sejak semalem ponsel Kafka tidak bisa dihubungi.
"Mas Kafka kemana sih, dari semalem nomornya gak aktif ?" Vyora mondar-mandir seperti setrikaan membuat Karel pusing melihat iparnya itu.
"Vy bisa diam gak sih, Kakak pusing liat kamu mondar-mandir gak jelas, udah kaya setrikaan aja, setrikaan masih mending bolak balik ada hasilnya, nah kamu apa hasilnya?" cerocos Karel.
"Aku juga ada hasilnya, Kak." Vyora mencebik menatap Karel.
"Apa? Bikin pusing iya."
"Nah tuh Kakak tau." Vyora menjulurkan lidahnya pada Karel, berakhir bantal melayang di wajah Vyora.
"Kakak ...." Vyora berteriak membuat Karel terbahak, melihat wajah cemberut Vyora menjadi hiburan tersendiri untuk Karel.
"Kalian kenapa sih sehari aja gak berantem, gak bisa?" Mommy Mora datang sambil berkacak pinggang.
"Kakak yang mulai, Mom." Vyora menunjuk Karel. "Kakak gangguin Vyo," lanjut Vyora.
"Dasar tukang ngadu."
"Lihat kan, Mom?"
"Sudah-sudah kalian kenapa sih malah berantem lagi?" Mommy Mora pura-pura marah.
Melihat mommy Mora marah, Vyora merasa tidak enak , Vyora pun langsung memeluk mommy Mora dan meminta maaf.
"Maaf ya, Mom. Mommy jangan marah."
"Mommy gak marah kok, mana bisa Mommy marah sama kamu." Mommy Mora pun membalas pelukan Vyora.
"𝘒𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘮𝘰𝘮𝘮𝘺 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨, 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘵𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘵𝘶𝘢." 𝘒𝘢𝘳𝘦𝘭 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘰𝘮𝘮𝘺 𝘔𝘰𝘳𝘢.
"Sekarang cerita ke mommy kenapa muka kamu ditekuk begitu ?"
"Mas Kafka, Mom. Kenapa dia belum pulang juga? Dari semalem juga ponsel nya gak aktif."
Deg
"𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯 𝘬𝘶 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘦𝘯𝘢𝘬? 𝘚𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢 𝘣𝘢𝘪𝘬-𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘴𝘢𝘫𝘢," 𝘉𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘮𝘰𝘮𝘮𝘺 𝘔𝘰𝘳𝘢.
"Coba kamu telpon Raga, pasti dia tau."
"Oh iya kenapa Vyo gak ingat ya? Kak Raga pasti tau." Vyora langsung menghubungi Raga.
"𝘏𝘢𝘭𝘭𝘰, 𝘝𝘺. 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢?" Tanya Raga diseberang sana.
"Kakak tau dimana Mas Kafka?"
"𝘒𝘢𝘬𝘢𝘬 𝘨𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘶, 𝘒𝘢𝘬𝘢𝘬 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘉𝘢𝘯𝘨𝘬𝘰𝘬, 𝘉𝘰𝘴 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢 𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘒𝘢𝘬𝘢𝘬 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘪 𝘬𝘰𝘯𝘵𝘳𝘢𝘬 𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘢, 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢 𝘉𝘰𝘴 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢 𝘬𝘦 𝘮𝘢𝘯𝘢? 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘉𝘢𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨?"
Raga memang tidak ikut ke Bandung bersama Kafka, karena Raga harus mewakili Kafka untuk menandatangani kontrak kerja sama di Bangkok. Harus nya Kafka yang pergi ke Bangkok, namun karena bertepatan dengan proyek nya yang berada di Bandung bermasalah dan lebih membutuhkan Kafka, jadi Raga yang menggantikan Kafka.
"Mas Kafka belum pulang, Kak. Ponselnya juga tidak aktif dari semalam. Vyo khawatir, Kakak bisa tolong cariin gak, please?"
Sebenarnya Raga masih lelah karena baru saja pulang dari Bangkok, tapi mendengar Vyora yang sudah dianggapnya seperti adik sendiri memohon seperti itu Raga pun tidak tega, akhirnya Raga pun mengiyakan dan akan mencari Kafka.
"𝘉𝘢𝘪𝘬𝘭𝘢𝘩, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘩𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪𝘳, 𝘒𝘢𝘬𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘢𝘳𝘪 𝘉𝘰𝘴 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢."
"Makasih, Kak. Kabarin aku ya."
Vyora pun mengakhiri panggilannya dengan Raga, namun hatinya yang cemas malah semakin bertambah cemas karena Raga pun tidak tau keberadaan Kafka.
...----------------...
Di sebuah kamar, Kafka terlihat menggeliat dari tidur nya. Kafka mengerjap-ngerjapkan matanya karena merasakan pusing di kepala nya. Kafka mengedarkan pandangannya namun kamar itu terasa asing untuk nya, sampai Kafka dikejutkan oleh suara tangisan seseorang yang berada di samping nya.
Deg
Dilihatnya seorang wanita tengah menutupi tubuhnya menggunakan selimut yang sama dengan yang Kafka pakai. Kafka belum melihat dengan jelas siapa wanita yang bersamanya, karena wanita itu menunduk sambil menangis.
Sampai akhirnya Kafka memberanikan diri untuk menegurnya.
"Kamu siapa? Kenapa kamu ada disini?" Mendengar suara Kafka wanita itu pun menoleh dan betapa terkejut nya Kafka saat melihat wanita itu ternyata orang yang sangat dia kenal.
"Grace ka--kamu ... " Kafka terbata. "Apa yang terjadi kenapa kamu di sini dan ... " Kafka melihat Gracellyn yang tidak memakai sehelai apapun ditubuhnya, kemudian dia juga melihat dirinya sendiri yang hanya memakai segitiga penutup belut listriknya saja.
"Astaga apa yang terjadi?" Kafka meremas rambutnya frustasi dia berusaha mengingat kejadian semalam, namun nihil Kafka tidak mengingatnya sama sekali.
"Jangan bilang kamu tidak mengingatnya Kafka ?Kamu jahat, kamu sudah menghancurkan hidup ku." Gracellyn meraung sambil memukul-mukul Kafka secara brutal.
"Jangan bilang-- "
"Ya, Kafka. Kita melakukannya, kamu mabuk semalam dan kamu memaksa ku, Kafka. hiks ... hiks ... ." Gracellyn terisak.
Kafka tidak tega melihat Gracellyn yang terisak, akhirnya Kafka pun membawa Gracellyn ke dalam pelukannya. Walau bagaimana pun Gracellyn adalah wanita yang pernah ada dihatinya dan Kafka merasa sakit melihat orang yang pernah sangat dia cintai itu hancur gara-gara dirinya.
"Maafkan aku, Grace. Maafkan aku. Aku janji akan bertanggungjawab."
"Tapi bagaimana dengan istrimu?"
Deg deg deg
Dadanya berdegup kencang, hatinya sesak mengingat Vyora. Bagaimana kalau Vyora tau? Pasti Vyora akan sangat kecewa, dan yang paling tidak bisa Kafka bayangkan adalah Vyora akan meninggalkan nya.
"𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘶, 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘬𝘢𝘱𝘢𝘯𝘱𝘶𝘯 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘬𝘶."
"𝘝𝘺 𝘮𝘢𝘢𝘧𝘬𝘢𝘯 𝘔𝘢𝘴."
Wajah Vyora terbayang jelas di matanya, Kafka tidak akan sanggup jika tanpa Vyora.
"Kita akan merahasiakan ini dari Vyora, aku tidak mau Vyora meninggalkan ku karena kesalahan ini."
"𝘚𝘪𝘢𝘭 ... 𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪 𝘣𝘰𝘥𝘰𝘩 𝘮𝘶 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘢𝘶, 𝘤𝘦𝘱𝘢𝘵 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘭𝘢𝘮𝘣𝘢𝘵 𝘥𝘪𝘢 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘶, 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢."
"Lalu bagaimana kalau aku hamil Kafka, kita melakukannya berkali-kali semalam?"
Deg deg deg
Kafka tidak berfikir sejauh itu, membayangkan nya saja membuat kepala Kafka akan meledak, tidak boleh, kesalahan ini tidak boleh menghasilkan benih.
"Aku bilang aku akan bertanggungjawab, Gracellyn. Tapi tidak dengan menikahimu, istri ku satu-satunya hanya Vyora, yang kita lakukan semalam adalah kesalahan dan aku tidak mau menambah kesalahan ku dengan menikahimu."
"Kamu egois, Kafka. Kamu hanya memikirkan kehidupan mu, kamu tidak memikirkan aku. Setelah ini siapa yang mau dengan wanita kotor seperti ku?" Gracellyn histeris, tapi Kafka tidak bisa berbuat apa-apa, hanya penyesalan yang ada dihati Kafka.
"𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘯𝘪?"
Kafka benar-benar tenggelam dalam penyesalan nya, dia tidak menghiraukan Gracellyn yang terus meraung di sampingnya. Kafka kemudian bangkit lalu ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
"𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘎𝘳𝘢𝘤𝘦𝘭𝘭𝘺𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮, 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢𝘱𝘶𝘯? 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯𝘬𝘢𝘩 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘸𝘢𝘭𝘢𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘦𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘣𝘶𝘬?"
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦
u r the best raga😂😂🤣
kalau emang si kakap udah yakin gak salah dan punya rencana sendiri gak mungkin donk dia merasa bersalah dan nyuekin Vyora berminggu-minggu
nggantung banget sihhhh