Zombie Hunter, sebuah game misterius yang telah membawa satu tim yang beranggotakan dua puluh orang masuk ke dalam dunia pararel. Sehingga kedua puluh orang itu terjebak di sebuah kota mati yang dipenuhi dengan jutaan zombie.
Seakan di dunia tersebut telah terjadi hari kiamat, hanya dipenuhi dengan mayat hidup yang sangat menyeramkan. Mereka akan menyerang manusia dengan cara membabi buta.
Tapi bagaimana kalau ternyata game tersebut telah membuat peraturan bahwa hanya satu orang saja yang memiliki kesempatan untuk menang dan bisa keluar dari dunia yang mengerikan itu? Akankah ada yang berhasil selamat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Semua ikatan gorden telah saling menyambung menjadi satu ke teralis balkon, lalu dengan pelan Alex melemparnya ke bawah. Gorden tersebut tampak menjuntai ke bawah.
Saat ini Alex hanya memiliki kesempatan untuk memeriksa dua ruangan yang ada di bawah, tepatnya ruangan yang ada dilantai keempat dan kelima. Sesuai panjangnya ikatan gorden yang terbatas.
Dengan jantung berdegup kencang, Alex segera turun ke bawah menggunakan ikatan gorden tersebut. Dia tidak boleh takut, walaupun segerombolan zombie-zombie yang ada di luar gedung sana meraung-raung menatap ke arahnya.
Aarrggkkhh!
Aarrggkkhh!
Aarrggkkhh!
Seandainya dia jatuh, dia akan menjadi santapan zombie-zombie tersebut.
"Alex..." Liondra ingin mengatakan hati-hati kepada Alex, tapi dia tidak bisa mengucapkannya. Hubungan mereka memang tidak sedekat itu. Wanita hanya bisa menjaga gorden yang terikat di teralis balkon. Memang dia yang menjaganya. Sementara Doni harus membantu menahan pintu kembali.
Dorrr!
Dorrr!
Dorrr!
Orang-orang yang menahan pintu semakin kewalahan. Jumlah zombie yang ada di koridor sana semakin bertambah banyak. Bahkan terdengar raungan mereka yang sangat menakutkan.
AAARGGKKHH!
AAARGGKKHH!
AAARGGKKHH!
"Cepat bantu kita!" Teriak Doni kepada Raka, Yoga, Sena, Amel, dan Maudy.
Yoga, Sena, Amel, dan Maudy terpaksa harus membantu menahan pintu, untuk menjaga pertahanan pintu.
"Mmmhhhh!"
"Mmmmhhh!"
Mereka mengerahkan seluruh tenaga mereka agar jangan sampai pintu tersebut roboh, sampai keringat bercucuran membasahi tubuh mereka semua. Mereka tidak bisa hanya mengandalkan lemari yang sedari tadi jadikan alat penahan pintu.
Sementara Liondra dan Raka bertugas untuk menjaga ikatan gorden pada teralis balkon. Dan mereka juga harus memperhatikan keselamatan Alex yang sedang turun ke bawah dengan menggunakan gorden-gorden yang telah disambung menjadi satu.
"Apa kamu marah padaku?" Tanya Raka kepada Liondra. Sedari tadi Liondra mendiamkan dirinya.
"Aku sangat kecewa. Mengapa kamu sangat tega sekali membunuh Dion dan Cevi dengan cara sesadis itu?" Liondra terlihat marah kepada Raka.
"Kalau aku tidak membunuh mereka, mereka pasti akan menyerang kita." Raka tidak terima disalahkan oleh Liondra.
"Tapi apa harus dengan cara memenggal kepalanya? Dion itu teman kita, mengapa kamu bisa membunuh seseorang yang kamu kenal dengan cara sesadis itu?" Mungkin Liondra tidak akan mempermasalahkannya jika Raka membunuh zombie yang lain dengan cara apapun, yang dia permasalahkan adalah kesadisan yang dilakukan oleh Raka saat memenggal kepala temannya sendiri. Itu yang membuat Liondra menjadi merasa ragu kepada Raka, dia takut Raka akan melakukan hal yang sama kepada semua orang yang ada disana.
Raka hanya menghela nafas, dia memilih untuk diam, dari pada harus bertengkar dengan kekasihnya.
...****************...
Alex sudah berhasil mendarat di balkon ruangan yang ada di lantai kelima. Pria itu segera turun dengan hati-hati. Sebenarnya dia memiliki resiko yang sangat tinggi dengan keputusannya itu. Nyawanya sendiri yang menjadi taruhannya. Tapi dia harus bisa menyelamatkan semua teman-temannya, karena itulah dia harus mengecek sendiri apakah di ruangan tersebut aman atau tidak. Sementara keenam belas orang lainnya masih berada di lantai keenam.
Alex berjalan dengan pelan, semuanya sangat terasa nyata, seakan kini dia dan semua orang yang ada disana terjebak di sebuah kota mati. Banyak bangunan di kota tersebut, dengan suasana menunjukkan bahwa saat ini dalam keadaan siang hari.
Tap
Tap
Tap
Alex dengan jantungnya berdegup kencang berjalan dengan pelan memasuki ruangan tersebut, sambil menunjukkan pisau ke depan, untuk berjaga-jaga, siapa tahu tiba-tiba ada zombie menyerang.
Geerrr....
Alex dikejutkan dengan suara raungan zombie. Rupanya di ruangan tersebut terdapat zombie.
semoga liodra,tian &alex selamat......
walaupun aturan mainnya hanya satu orang yg menang dan dipastikan bisa selamat, tapi msh berharap Alex, Liondra dan Tian bisa selamat dan keluar dari situ
Kira2 Liondra bisa selamat enggak ya? dengan darah yang terus merembesss, sedang zombie jika memciumm bau darah seperti manusia yang menciumm bau duitt warna merahh 🤭
Alex dan Tian...bagaimanapun caranya kalian bertiga harus selamat, meski harus melawan syistem...kalian harus bisa keluar dari dunia portal yang menyesatkan..
Memang Raka sungguh terlalu, ambisi dan keserakahan sudah menutup akal sehatnya 😱. Bahkan wanita yang "katanya" sempat disayang akhirnya dijadikan lawan 😉😞.
Apa iya hanya sampai di sini kisah Alex dan Liondra? Akankah Liondra masih bisa untuk bertahan ....