Terbelenggu Cinta Wanita Malam

Dengan terpaksa dan mood yang berantakan Leta mengelilingi mall.Arena bermain anak menjadi tujuan nya.Hanya sekedar bermain lempar bola bowling dan basket.

Dugh!

Seorang perempuan tak sengaja menyenggol Leta.Ia pun berbalik,meminta maaf saat Leta sedang berjongkok membenarkan tali sepatu nya.

"Hai,apakah kita pernah bertemu?" ucap wanita itu,Leta pun mendongak.

Iya pernah bertemu,sekalipun aku mengenali wajah nya tapi dimana.

Leta mengangguk,membalas senyuman wanita di depan nya.

Di sisi lain Sari dan Gandi merasa kehilangan nona nya, tempat itu ramai hingga Gandi mendekati kerumunan yang ia duga Sari berada di sana.

Berdiri dengan jarak satu meter,Gandi pun mendekati Leta,namun ia terkejut dengan wanita di sebelahnya nya.

"Leta ..." suara Gandi mengecil saat sudah di sebelah Leta.

"Hai Gandi,kau bersama nya.." Wanita itu mengenali Gandi,ia pun menyipitkan mata lalu mengarah ke jemari.

"Ahh,,jangan jangan ucapan nya benar!" ucap wanita itu.Leta yang berada di antara mereka pun terpanah bingung.

Gandi mengerutkan keningnya,seolah penasaran.

"Jadi benar ucapan Aldo jika kau akan menikah,ini tunangan mu?!" ucap wanita itu lagi,jari nya menunjuk pada Leta.

Deg!!

Leta terkejut,bibirnya kelu mendengar ucapan wanita di depan nya.

"Oia aku juga bersama.." mencari cari,ia pun melihat seseorang berjalan mendekati,ia berada tak jauh di belakang Leta.

"Sini sayang!" ucap wanita itu, merasa penasaran Leta pun berbalik.

Tidak akan menyangka jika yang ia lihat adalah lelaki yang sangat dia kenal.Lelaki yang selalu bersama nya,lelaki yang mengucap janji suci di depan nya,dan berjanji akan pulang secepatnya.

Kedua mata itu bertemu,jantung Leta seakan berhenti seketika,tulangnya seperti patah,menelan saliva dan tetap menatap Aldo,begitu pula lelaki di depan nya.

Leta hanya terdiam,termangu tak sepatah kata pun bersuara.Mata kedua nya berisik seakan saling berucap sesuatu.

"Kita pulang,aku capek!" Leta meraih tangan Gandi,ia mundur lalu berbalik.

Menggenggam tangan Gandi dan pergi dari hadapan Aldo,jangan ditanya apa yang dilakukan Leta adalah apa yang dilakukan Gheani kepada suami Leta.Wanita itu bahkan bergelayut mesra di lengan Aldo.

Pemandangan itu sudah membuat sesak kedua nya.Seolah ingin menarik masing-masing dan pergi dari sana.Namun apa daya Aldo tak mampu.

meski aku sudah berjanji akan jujur,tapi ini bukan saat nya!.

Tangan nya mengepal melihat itu,ia menyesal dan terpaku di sana.

Menyadari tak jauh dari mereka adalah pengawal Leta,dan juga pengawal Mamah Kinanti.Mereka sedang berada di sana karena mendatangi undangan pemilik mall,peluncuran rumah makan baru.

Ashhhh shitt!!!

Terlalu ramai kerumunan orang membuat ia tidak paham jika pengawal mereka menjadi banyak karena ada Leta juga di sini.

.

.

.

"Pulang!" ucap Leta saat sudah di mobil.

Duduk di jog belakang, Sari dan Gandi di depan sementara pengawal di mobil yang lain.

Mengusap wajah nya,mata Leta terpejam dan bersandar.Kepala nya mendadak sakit dan rasa nya ia ingin tidur.

Drtt

Drtt

Drtt

Drtt

"Pak Gandi ponsel mu berbunyi!" ucap Sari,Gandi pun melirik ke sebelahnya.

"Aldorado"

Begitulah nama si pemanggil.

"Sari bisa minta tolong jawab telfon nya?" ucap Gandi,Sari pun mengangguk.

"Di loudspeaker saja!" ucap Gandi lagi.Sari pun menuruti nya.

"Gan,dimana sekarang?"

Tidak basa basi sama sekali Aldo langsung bertanya posisi.

"Jalan menuju pulang!"

"Jangan mampir kemana pun,aku akan segera menyusul,hati hati kau membawa istri ku!" ucap Aldo lagi.

Mendengar itu Leta yang memejamkan mata memalingkan wajah ke kaca pintu.

Gandi hanya berdehem saja.

"Leta mana, bagaimana keadaan nya?"

Mendengar itu Gandi meminta Sari untuk memberikan ponsel nya kepada Leta,namun wanita itu tidak mau sama sekali menerima,membuka mata nya saja tidak.

"Sayang!..Leta sayang?!"

Tidak ada jawaban sama sekali namun Aldo tetap bicara.

"Leta,aku akan ke rumah menjelaskan semua nya.Ini salah pengertian,tidak seperti yang kamu duga sayang... Ayolah bicara,kenapa tidak bersuara?"

Akhirnya Leta membuka mata,tidak lalu menerima ponsel Gandi yang Sari berikan,melainkan tangan Sari yang di dorong.Leta tidak ingin bicara pada suaminya.

"Dipercepat bisa tidak Pak Gandi,kepala ku pusing rasanya aku seperti akan mati!" pinta Leta.

Padahal Aldo sudah berteriak teriak mencoba bicara pada istrinya,namun istrinya berbicara pada Gandi.

"Pelan pelan saja Gan,jangan menuruti dia.Kau membawa ibu calon penerus ku!"

Leta terkejut Apa Aldo tahu?

"Mba Sari bilang pada Tuan mu itu,yang dia cari sudah mati!"

Tanpa Sari berbicara ulang,Leta bahkan mematikan sambungan sepihak dengan hanya menyentuh.Ia tidak peduli,dan di pastikan Aldo sudah mendengar.

.

.

.

Mobil memasuki gerbang,Leta turun lebih dulu berlari ke gerbang.Ia tidak peduli dengan tubuhnya sendiri.

"Tutup pelapis nya dan gembok bila per..."

Belum selesai Leta berbicara pada satpam di depan,mobil Aldo sudah berbelok dan mengklakson untuk dibuka.Tahu itu Leta langsung berbalik badan berjalan cepat.

Kedua asisten rumah hanya saling memandang dan menonton adegan seperti di serial anak, kucing dan tikus.

Leta memasuki rumah dengan langkah yang cepat,begitu pula Aldo turun dari mobil langsung berlari mengejar istrinya.Ia bahkan yakin jika langkahnya lebih lebar dan akan menyamai istrinya Leta.

Blam!!

Suara pintu tertutup keras,dan itu dari lantai atas.Aldo yang baru masuk langsung menaiki tangga,menuju kamar nya.

Tok

Tok

"Arleta sayang..Buka pintunya!"

"Arletaaa!!!"

"Leta...!!"

"Arleta Adelia!!"

Tak juga ada jawaban tak ada tanda pintu di buka,Leta sedang duduk di sudut ruangan,sebelahnya bahkan gantungan handuk milik nya dan milik Aldo.

Ia tidak mau mendengar dan melihat suami nya.

"Jika tidak dibuka aku dobrak pintunya Arleta!"

Leta hanya diam di ujung,tidak ingin menjawab dan tidak ingin menemui Aldo.

"Leta buka pintunya,aku bisa jelaskan yang tadi.Tidak seperti yang kau duga percaya lah padaku!!" seru Aldo,suara nya bahkan sangat keras.

Sari mendekat "Maaf Tuan,ini tas Nona!"

"Terimakasih Mba Sari"

Sari mengangguk "Sama sama Tuan,maaf saya tinggal ke bawah dulu!"

Aldo mengangguk,sekalipun tetap berusaha di depan pintu Aldo lelah membujuk istrinya untuk keluar dari kamar.Ia pun menarik sofa yang berada di ujung dan duduk di sana.Jari nya masih terus mengetuk pintu mencoba merayu Leta untuk membuka nya.Aldo bahkan masih bisa bersabar untuk tidak mendobrak pintu.

Menggeser tas Leta karena ingin bersandar tapi malah tas terjatuh dan isinya berhamburan keluar.

" Ini..?"

.

.

.

To be continue