Cinta Akan Membawamu Kembali..

Suara sayup sayup itu makin mengeras..

"Woi, masuk kamar sana. Banyak anak kecil disini." Bryan dengan spontan mendorong Eva menjauhinya. Eva terjatuh menimpa pasangan berdansa lainnya. Untungnya tidak sampai ke lantai. Si bapak yang tertimpanya sempat menahannya.

"Eit. kamu baik-baik saja?"

"Eum.. Maaf, saya tergelincir.. "ujar Eva menutupi perbuatan Bryan.

"Maaf Pak.. "ujar Bryan menarik tangan Eva dan kembali ke pelukannya.

"Kamu memanfaatkan situasi!" ujarnya dengan dingin untuk menutupi debaran di hatinya.. "Bryan, yang kamu sukai itu Bella. Kamu memujanya." mantra itu selalu diulang-ulang dalam hati.

Eva terperangah.. Itu ciuman pertamanya. Bukan bersama Rangga. bukan di bawah bintang-bintang dan bulan. Tapi bersama lelaki yang menyebalkan dan dibawah lampu gantung. Dan dia sekarang di tolak dan di tuduh memanfaatkan situasi.

"Excuse me.. lelaki impoten kaya kamu ngga bakal ngerti kata "memanfaatkan situasi". Mending pergi sana ke Mak Erot. Siapa tau bisa tegak!" ujarnya berbisik di telinga Bryan.

Eva langsung berbalik. Antara malu dan marah, semua menjadi satu. Dia pilih memakan makanan yang ada dan meminum minuman banyak dengan harapan salah satunya membuatnya mabuk dan melupakan hal yang tadi. Namun sayang, minuman itu hanya membuatnya sering ke toilet.

"Bryan, Papi lihat semuanya. Itu tadi sangat tidak sopan. Cepat minta maaf ke gadis itu. Kita keluarga yang menjunjung kesopanan. Cepat minta maaf, dan ajak dia ke kamar rumah." Papinya berbisik dengan tegas dan penuh tekanan pada setiap kata.

"Pi... apalagi yang Papi pengen? Bryan sudah menikahi gadis tol*l itu. Kurang apa?"

"Kamu tanya kurang apa? Cepat berikan cucu!"

"Tidak semudah itu.. Pi."

"Tidak mudah karena kamu tidak mau melakukannya!" Tuan Leonard sepertinya tidak main-main.

Eva hanya duduk kembali memandangi pesta dengan gusar.

"Aku minta maaf. Tadi tidak aku sengaja!"

"Sudah aku maafkan, dan enyahlah dari hadapanku!"

"Kita pulang ke rumah!"

"Kalau aku tidak mau, kau mau apa?"

Gadis ini kenapa menyusahkannya saja? Dilihatnya kembali Papinya yang menatap tajam kepadanya.

"Kalau kamu tidak mau, aku akan melakukannya disini!"

"Memangnya aku takut? Mimpi! Lakukan apa yang mau kamu lakukan.."

Bryan melepas jasnya, ikat pinggang, kancing celana...

"Stop, apa yang akan kamu lakukan?"tanya Eva panik.

"Buka bajumu!"

"Enggak mau! Dasar mesum! "

"Kita akan buat anak!"

"Ba.. baik, ki..kita pu.. lang.. "

"Menurutlah! Karena tidak ada yang bisa kita lakukan."

Dengan muka kesal Eva mengekori Bryan berjalan keluar hotel.

"Eva!!" Terdengar suara melengking pria.

Dimana dia..? Suara itu, dimana dia? Eva menengok kanan dan kiri. Sementara Bryan yang tidak sabar menarik tangannya dengan keras menuju mobil pengantin yang terparkir di luar dengan tulisan 'JUST MARRIED!!' di kaca belakang.

"Eva!! "

"Ra.. rangga.. " Eva berusaha melepas tangan Bryan dan berhasil!

'RANGGA!'

Eva cepat menuju ke depan pos satpam.. Kekasihnya ternyata sudah ada di depannya.

Rangga berusaha tabah. Mukanya pasrah melihat kekasihnya keluar dari tempat diadakan resepsi. Rangga merentangkan tangan menyambut bidadari itu.

Eva berlari mendekat dengan kesedihan tidak terperi.. Apa yang mau dikejar sekarang.

Namun sebuah tangan kokoh membaliknya dengan cepat. Bryan yang merasa malu ditinggal pengantinnya ketika kekasih pengantinnya datang. Bryan merasa harga dirinya sebagai seorang laki-laki terusik dan direndahkan.

Tangan yang satunya menekan tengkuk Eva. Dan. cup.. ciuman yang dalam tapi singkat dipertontonkan. Kemudian ditariknya tangan Eva dan dimasukkan ke mobil.

"Jalan Pak! Ke mansion!"

Rangga duduk terjatuh dengan lemas.. Eva sudah milik pria itu.. Pak Satpam cuma bisa menepuk punggungnya. "Sabar Mas... "