NovelToon NovelToon
Jejak seram yang memikat hati

Jejak seram yang memikat hati

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: khokujan

Di tengah pesta yang belum selesai mereka memutuskan untuk pulang saja. namun tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, bersamaan dengan itu pandangan dara tertuju pada tasnya,
"ma, mawar itu.." ia terkejut sampai hanya diam dengan mata yang terbelalak melihat bunga itu.
"ting! ting!" suara notif pesan di ponsel dara yang membuatnya makin terkejut, vira yang mendengar itu segera ikut melihat layar ponsel dara.
"i, ini kan.." mereka saling menatap.
tiba-tiba terdengar suara petir menggelegar bersamaan dengan itu semua lampu juga ikut padam.
"ting! ting! ting!" bunyi notif lagi.
dara dan vira melihat isi pesan yang masuk itu,
"kita harus pulang dara!" ucap vira sambil menarik tangan dara mencari arah keluar dari gedung pesta itu dalam kegelapan ditengah hujan derai yang masih belum juga berhenti.
Apakah isi pesan di ponsel dara? kenapa vira sampai mendesak ingin pulang? ikuti kisah lengkapnya di cerita ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khokujan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1 Tidak terbayangkan

“Tunggu paman!”

Dara menghempas tangan pamannya. Pamannya tidak pikir panjang langsung menarik dara dan mendorongnya ke dalam bis itu. Sopir hanya bisa menginjak pedal gas dan melaju dengan segera, dara berlari ke kaca belakang melihat pamannya membuang muka dan beranjak pergi dari terminal. Ia terdiam, pikirannya kosong ia tidak tahu apa yang sedang terjadi pada dirinya.

“Ke.. Kenapa paman? Kenapa kau mengirimku pergi dengan bis ini?” . Salah satu penumpang bis itu menepuk pundak dara,

“ ayo duduklah nona, akan tidak aman jika berdiri di saat seperti ini” ucap wanita paruh baya itu. Dara bergerak dan duduk di sebelah wanita itu, tidak ada kata yang keluar dari mulutnya ia hanya diam sambil air matanya menetes tanpa ia sadari.

Ini berawal dari kematian ayah dan ibunya, dara yang saat ini baru saja lulus dari sekolah menengah atas tidak mengerti apa yang terjadi di dalam kedua keluarganya. Malam sebelum dara di bawa ke terminal oleh pamannya yang tidak lain adalah adik kandung dari ayahnya sendiri.

“ dara, ayo kemasukan barang-barangmu masukan ke dalam koper ini sekarang.. “ ucap pamannya sambil memberikan koper berwarna merah muda kepada dara yang sedang duduk di tempat tidurnya.

“ada apa paman? Apakah aku harus ikut pindah ke rumah paman juga? “ tanya dara sambil memegang koper yang diberikan pamannya.

“tidak.. Kau akan pergi ke kota lain besok”. Dara terkejut dan berdiri menghampiri pamannya yang berjalan menuju pintu untuk keluar dari kamarnya, dara bicara sedikit teriak “tidak! Aku tidak akan ke mana-mana paman, aku akan tetap di sini di rumah peninggalan ayah dan ibu lagi pula aku baru lulus paman, kenapa kau mengirimku pergi?” dengan mata yang berkaca-kaca.

“Jangan banyak bicara! Kemasi saja barang-barangmu dan pergi tidur karena besok kita akan pergi pagi-pagi!” bentak pamannya sambil menutup pintu kamar dara. Dara menangis dan terduduk di lantai,

“ayah.. Ibu.. Kenapa paman seperti itu kepadaku..? Apa salahku?” dengan segera ia memasukkan semua barang yang penting ke dalam koper dan ranselnya. Dara berpikir jika ia menuruti perintah pamannya mungkin saja besok pamannya berubah pikiran dan kembali seperti sebelumnya.

Dara pun berbaring di tempat tidurnya setelah selesai mengemas barang-barangnya ke koper.

“aku harus tidur sekarang supaya besok aku bangun lebih dulu dari paman” ucapnya dalam hati. Ia tertidur sangat lelap sampai terdengar suara memanggil namanya,

“Dara.. Dara..” Terasa sebuah tangan mengguncang-guncang tubuhnya. Ia membuka matanya dan benar saja itu adalah pamannya,

“ayo bangun cepat.. Mandi dan bersiaplah paman akan tunggu di mobil” ucap pamannya lalu pergi berjalan keluar meninggalkan kamar dara. Dara beranjak dan segera bersiap ia hanya berpikir bahwa pamannya sudah kembali seperti sebelumnya dan akan membawanya ke rumahnya.

“Paman.. Apakah kita akan ke rumah paman?” Tanya dara dengan senangnya.

Namun, pamannya hanya diam dan menyalakan mesin mobilnya setelah dara masuk dan duduk manis di dalam mobil itu. Mobil itu melaju dengan cepat seperti terburu-buru,

“paman ini bukan arah ke rumah paman kan.. Kita mau ke mana paman?” tanya dara sambil melihat ke arah pamannya.

Tapi lagi-lagi pamannya hanya diam dan fokus menyetir mobil tanpa menoleh sedikit pun ke dara. Tiba-tiba mobil itu berhenti sampai tubuh dara ikut terdorong ke depan karena itu, ia melihat pamannya mengambil koper dari bagasi dan berjalan menuju pintu mobil di sebelah dara,“ayo cepat turun!” bentak pamannya. Dara yang terkejut hanya diam saat pamannya menariknya turun dari mobil dan membawa dirinya ke arah sebuah bis yang sedang berhenti dan memasukkan dara secara paksa untuk naik bis itu lalu meninggalkannya.

Di dalam bis dara yang diam dan melamun dengan tatapan kosong akhirnya tertidur lelap, beberapa kali ponselnya berdering namun ia tetap tidak bangun. Wanita yang duduk di sebelahnya melihat layar ponsel dara banyak sekali panggilan yang masuk sedari tadi. Namun, ia tidak membangunkan dara karena melihat kejadian yang dialami dara tadi ia iba dan membiarkan dara tidur agar tangisnya berhenti.

“nona.. Bangun.. Sudah sampai nona” ucap asisten sopir bis itu. Dara membuka matanya dan bergegas turun dari bis itu, ia tertegun melihat kota yang entah apa namanya ini.

“di mana ini?” ucapnya sambil menarik kopernya berjalan menuju sebuah kafe di ujung jalan. Dara berjalan sambil melihat ke kanan dan ke kiri kota besar itu, ia bingung harus ke mana untung saja ia membawa semua tabungannya. Sampai di dalam kafe dara duduk dan melihat sekeliling kafe itu, seorang pelayan yang melihat dara seperti kebingungan pun segera menghampirinya.

“permisi nona.. Mau pesan apa?” kata pelayan itu dengan sopan.

“Aku mau pesan jus alpukat dan nasi ayam apa ada kak?” tanya dara kepada pelayan itu.

“ada nona., mohon ditunggu sebentar ya” jawab pelayan itu lalu pergi. Dara melihat ponselnya banyak sekali panggilan tak terjawab dari temannya. Tetapi karena ia sudah sangat kecewa dan sakit hati kepada pamannya dara pun segera melepas kartu GSM di ponselnya dan mematahkannya lalu membuangnya. Tidak berselang lama pelayan itu kembali dengan membawa pesanan dara tadi.

“Silahkan nona..” lalu berbalik untuk pergi. “tunggu..” ucap dara sambil seolah menggapai tangan pelayan itu. “apa di sekitar sini ada tempat tinggal yang bisa disewa kak?” tanya dara kepada pelayan itu dengan sorot mata yang penuh harap.

“ada nona.. Tidak jauh dari sini ada hotel, apartemen, kos juga ada nona. Nona baru di sini?” Tanya pelayan itu dan disambut dengan anggukkan kepala dara.

“Ada keluarga di sini? Atau teman nona?” tanya pelayan itu lagi dan disambut dengan dara yang menggelengkan kepalanya.

“apa kakak bisa mengantarku ke tempat yang paling murah di antara tempat yang kakak sebut tadi?” tanya dara sambil menggenggam kedua tangannya penuh harap.

“aku tidak tahu jalan dan aku juga tidak ada yang aku kenal di sini, mungkin kakak bisa membantuku maaf merepotkan” Ucap dara sambil menundukkan kepalanya karena malu. “baiklah.. Akan aku antar, tapi nona harus menunggu sampai aku pulang kerja, bagaimana?” tanya pelayan itu. “iya.. Aku akan menunggu..” ucap dara senang,

“Terima kasih banyak” tambah dara. Pelayan itu mengangguk lalu pergi. Dara memakan makanan yang ia pesan tadi sambil sesekali melihat sekeliling tempat itu,

“ramai juga tempat ini pasti makanannya semua enak” batin dara sambil meminum jusnya. Ia mengecek melihat ponselnya,

“lebih baik aku jual saja nanti dan beli ponsel baru nanti” ucap dara.

Ia teringat saat pamannya dengan kasar mendorongnya masuk ke dalam bis, dara pun teringat omongan orang-orang yang ia dengar setelah orang tuanya meninggal bahwa kedua keluarga dari ayah dan ibunya itu sedang memperebutkan warisan yang ditinggalkan oleh ayah dan ibunya. Saat itu ia berpikir ternyata memang benar bahwa keluarganya ternyata sejahat itu kepadanya, bahkan ia dengan sadar merasakan sendiri pamannya membuangnya jauh ke kota lain dengan bis.

“aku tidak boleh lemah., ayah.. Ibu.. Aku akan berjuang” ucap dara dengan tekad yang menggebu-gebu.

Setelah beberapa jam berlalu akhirnya pelayan tadi sudah pulang kerja, ia pun segera menghampiri dara yang menunggunya. “mari nona.. Aku antar” ucap pelayan itu sambil menarik koper milik dara. Dara pun segera bangun dari duduknya dan mengikuti pelayan itu,

“oh iya.. Siapa namamu nona? Namaku dena” tanya pelayan itu sambil mengulurkan tangannya ke dara,

“aku dara, salam kenal” jawab dara sambil menjabat tangan pelayan itu.

Mereka pun segera bergegas mencari tempat tinggal untuk dara,

“di sini yang murah namanya kos dara, memang kecil tapi sudah cukup untuk sendiri” jelas dena kepada dara.

“begitu.. Tapi apa tempatnya aman? Sebenarnya aku cukup takut” jawab dara dari belakang karena dibonceng motor oleh Dena.

“ tentu saja aman, karena yang ini ada penjaganya menurut yang dijelaskan di infonya tadi” jelas dena lagi. Dara mengangguk,

“baiklah.. Aku percayakan padamu Dena” jawab dara dengan semangat.

Tidak lama kemudian mereka sampai di sebuah kos yang bisa dibilang cukup mewah untuk sebuah kos.

“ayo dara kita masuk” Dena menggandeng tangan dara memasuki gedung kos itu,

“permisi.. Apa di sini masih ada kos yang kosong?” Dena bertanya pada penjaga di sebuah meja,

“ada, untuk berapa orang nona?” tanya penjaga itu kepada Dena. Mendengar itu Dena mengacungkan telunjuknya “Satu”. Penjaga itu kemudian mengeluarkan daftar harga sewa dengan tipe kamar yang sudah berfasilitas lengkap.

Dena menunjukkan itu kepada dara yang berdiri di belakangnya,

“bagaimana dara? Apa cocok harganya? Jika cocok kita akan lihat kamarnya” Jelas Dena sambil melihat dara yang sedang melihat daftar harga sewa.

“Baiklah.. Ayo kita lihat kamarnya” ucap dara sambil menggendong ranselnya. Penjaga yang mendengar itu pun segera menunjukkan jalan ke arah kamar yang akan di tempati oleh dara.

“Tuk, tuk, tuk!” suara sepatu penjaga itu bergema di sepanjang lorong jalan itu.

“ini bagus tapi agak aneh” batin dara melihat sepanjang lorong itu jarak kamar satu dengan lain cukup jauh.

“sepertinya di sini kau akan nyaman dara, karena tidak berisik” Bisik Dena di telinga dara.

“iya kau betul” jawab dara sambil tersenyum.

“ Silahkan nona.. Ini kamarnya..” ucap penjaga itu sambil membuka pintu kamar kos tersebut.

“menurutku ini sangat pas untuk kau yang tinggal sendiri dara” sela Dena saat dara sedang melihat kamar mandi di ruangan itu.

“Baiklah aku pilih ini saja” ucap dara sambil tersenyum.

Penjaga itu pun langsung mengeluarkan bukti pembayaran dan menjelaskan soal pembayaran di kos ini,

“bagaimana nona? Mau bayar tunai atau debit?” Dara mengeluarkan dompetnya,

“debit saja..” sambil mengeluarkan kartu ATM miliknya.

Penjaga itu menjelaskan letak mesin ATM di kos ini ada di lantai 1 dan memberikan kunci lalu pergi.

“dara.. Kalau begitu aku sudah harus pergi karena rumahku jauh sekali dari sini, semoga kau nyaman dan aman di sini aku hanya bisa membantu sampai di sini saja jaga dirimu baik-baik ya dara” ucap Dena sambil memeluk dara.

“baiklah Dena, terima kasih sudah sangat membantu aku, maaf aku merepotkanmu” jawab dara sambil tersenyum. Kemudian Dena pun pergi meninggalkan dara sendirian di tempat tinggal barunya, tanpa sepengetahuan Dena dara menyelipkan sejumlah uang tanda Terima kasih di tas Dena.

Dara segera memasukkan pakaiannya ke dalam lemari yang sudah tersedia dan merapikan barang-barangnya. Setelah selesai ia pun segera mandi membersihkan diri karena memang sudah 2 hari dia belum mandi.

“setelah mandi aku akan pergi berbelanja untuk kebutuhanku di sini” ucapnya sembari masuk ke kamar mandi.

“ah benar... Aku juga akan sekalian menjual ponselku nanti lalu cari yang baru mungkin saja ada yang mau membeli dan ada juga yang menjual ponsel di bawah nanti” ucap dara sambil mandi dan bersenandung. Dia sudah bertekad untuk tidak mengingat kejadian yang menimpanya, ia bertekad untuk mencari pekerjaan di kota ini dan hidup sendiri dengan tenang.

Setelah selesai mandi dara bersiap untuk turun berbelanja bahan makanan dan keperluannya untuk di dalam kos sampai dapat pekerjaan. Dara bercermin sambil menyisir rambutnya,

“apakah bekerja itu menyenangkan? Aku pantasnya bekerja sebagai apa ya..” ucapnya sambil bergegas memakai lipbalm dan turun ke bawah,

“kak, apa di dekat sini ada penjual ponsel?” dara bertanya kepada penjaga yang tadi mengantarkan ia dan Dena.

“ada nona., tidak jauh dari supermarket” jawab penjaga itu.

“baiklah.. Terima kasih” balas dara lalu berlari pergi keluar gedung kos tempat tinggalnya itu.

“wah.. Suasana di sini sangat sepi” bisik dara sambil melihat kanan dan kiri sepanjang jalan yang ia susuri. Cukup lama belasan menit akhirnya dara sampai di supermarket tujuannya, ia pun segera mencari barang yang ia perlukan.

“di mana benda itu.. Harus aku temukan jika tidak habislah aku” helaan nafas dara membuat orang di sebelahnya menoleh padanya,

“ah, ha.. Tidak.. Tidak ada apa-apa” jelas dara lalu berpindah ke tempat barang yang lainnya.

“Sepertinya aku akan membutuhkan banyak camilan untuk begadang mencari pekerjaan secara daring, huh..” Sambil mengambil camilan dengan sedikit kesal.

Tiba-tiba dara teringat kenangan saat ia bersama ibunya sedang berbelanja seperti ini bersama dengan ayahnya juga, tapi karena ayahnya seorang yang pelupa saat pulang ayahnya malah pulang lebih dulu saat di telepon rekannya untuk bertemu dan mengobrol soal bisnis hingga meninggalkan ia dan ibunya di supermarket berdua. Dara terkikik sambil mengambil camilan lainnya.

“dasar ayah, pelupa sekali” ucapnya pelan sambil menitikkan air mata,

“ah, apa-apaan aku ini begini saja sudah menangis itu kan kenangan yang indah jadi harusnya aku tertawa bukan menangis” sambil mengusap air matanya ia melihat sesuatu,

“wah....!” Sebuah tempat es krim.

“ini dia yang aku cari, harus stok yang banyak.. Dan juga coklat supaya tidak bersedih lagi..” ucapnya sambil berjalan mendorong trolinya ke arah tempat coklat dan es krim yang ia mau.

“bruk! “ seseorang menabrak bahunya,

“maaf..” terdengar orang tersebut minta maaf dan berlari ke arah pintu keluar,

“bagaimana sih pria itu memangnya dia tidak lihat aku sebesar ini berdiri di sini, benar-benar.. Menyebalkan!” setelah mengambil es krim dan coklat yang ia mau, dara pun menuju kasir untuk membayar.

“maaf apa di sini bisa di packing saja dan di kirim kan ke kos istana di belakang sana?” Dara bertanya kepada kasir.

“Tentu.. Kami akan packing untuk atas nama siapa kak? Lalu nomor berapa kamarnya?” Tanya kasir tersebut.

“atas nama dara kamar nomor 2808 lantai 3” jawab dara. Lalu kasir tersebut segera memproses barang-barang dara untuk di antar ke kosnya, sementara itu dara keluar dari supermarket dan mencari penjual ponsel. Ia berjalan melihat-lihat sekelilingnya,

“itu dia!” Tepat di seberang jalan tidak jauh dari supermarket tadi dara melihat penjual ponsel. Ia segera menyeberang ke tempat itu,

“permisi.. Apa di sini bisa jual ponsel dan tukar ponsel lain?” dara bertanya kepada penjaga toko itu.

“bisa kak, boleh saya lihat ponselnya?” tanya penjaga itu. Lalu, dara memberikan ponselnya kepada penjaga tersebut,

“masih bagus kak, mau tukar dengan ponsel yang mana?” penjaga itu bertanya lagi. Dara melihat ponsel berwarna biru laut,

“yang ini saja kak” sambil menunjuk ke ponsel yang ia mau. Setelah melakukan pembayaran tambahan dara pun pulang dengan membawa ponsel baru.

Setelah sampai di kosnya ia melihat barang belanjaannya sudah berjejer di depan pintu, ia segera bergegas membuka pintu dan merapikan semua barang-barang yang ia beli.

Setelah selesai ia membersihkan wajah dan menggosok gigi lalu merebahkan diri ke tempat tidur.

“huh.. Hari yang melelahkan..” . Jam menunjukkan pukul 22.00 dara yang kelelahan sudah terlelap dengan nyenyak sekali.

Di tengah keheningan malam yang sunyi, dibarengi dengan detik jam dinding yang terus berbunyi seperti alunan musik yang mulai terasa seram. Dara menarik selimutnya dalam keadaan masih terlelap dalam tidurnya yang nyenyak, tiba-tiba terdengar suara asing entah dari mana.

“Tuk!” Terdengar sekali.

“Tuk!” terdengar lagi.

“tuk! Tuk!” Terdengar lagi semakin jelas.

“tuk! Tuk! Tuk! Tuk!” Terdengar makin jelas dan kencang suara asing tersebut. Dibarengi dengan detik jam,

“Tik, tik, tik”

“tuk! Tuk! Tuk! Tuk! “

Suara yang begitu kencang membuat dara terbangun dari tidurnya dengan nafas yang terdengar seperti habis lari berkilo-kilo meter. Ia melihat sekeliling kamarnya tidak ada siapa pun di sana kecuali dirinya.

“Tuk! Tuk! Tuk! Tuk!”

Dara terkejut sekujur tubuhnya bergetar jantungnya berdetak kencang, ia memberanikan diri berbalik badan untuk melihat.

Dara bangun dan berjalan pelan menuju sumber suara itu, ia membuka gorden dengan sangat cepat dan ternyata...

1
iron angel
suara apa itu/Doubt/
Khokujan: suara apa ya.. 😅🤭

halo kak.. 🥰
ikutin terus update ceritanya nya 🤗
total 1 replies
Bridget
Nangis deh 😭
Khokujan: halo kak..🥰
aduh kenapa nangis..😅🤭

#ikutin terus update ceritanya ya🤗
total 1 replies
mr.browniie
Ngakak terus pas baca cerita ini, thor keren banget deh!
Khokujan: halo kak🥰 makasih hihi 🤭
ikutin terus update ceritanya ya🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!