NovelToon NovelToon
Eternal Fog

Eternal Fog

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Sci-Fi / spiritual / Sistem / Persahabatan
Popularitas:841
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Kabut berbahaya yang disebut dengan Eternal Fog kerap kali menyerang kota. Tingkatan berbahaya dan jenis yang ditimbulkan kabut tersebut berbeda-beda. Ada beberapa warna yang membedakan jenis-jenis kabut tersebut. Ada pun penyebab Eternal Fog adalah semburan napas dari monster yang disebut Strano dan menghuni area di luar kota yang disebut Danger Mori. Oleh karena itu, keamanan kota dijaga oleh para Occhio. Sebutan untuk para pembasmi Strano dan Eternal Fog.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 7 Occhio Elit?

Seekor strano muncul dari arah belakang Dean. Makhluk aneh dengan garis panjang sekitar seperempat meter itu lincah sekali hingga mampu melukai punggung Dean. Namun, lelaki itu segera menjauh dan dalam sekejap membalas serangan.

"Dasar pengecut! Hanya bisa menyerang lewat belakang!" seru Dean sembari mengayunkan pedang ke arah leher strano. Dalam sekejap, kepala makhluk aneh itu terlepas dari lehernya dan terjatuh.

Selang beberapa detik, Soren datang. Ia mengalami luka di bagian lengan. Namun tidak parah. Mereka beraksi pada misi kabut kuning. Eternal fog tingkat sedang itu merupakan jenis kabut yang menyerang pernapasan.

"Di mana Archie dan Cora?" Soren bertanya.

Dean menjawab dengan gelengan kepala. Sesekali merintih sebab merasakan punggungnya yang perih. Soren berjalan ke belakang Dean sebab menyadari ekspresi Dean. Benar saja. Luka yang didapatkan cukup besar.

"Luka sebesar itu didapatkan oleh occhio yang lengah. Apa yang membuatmu lengah? Untuk seseorang yang kerap meremehkan orang lain, seharusnya misi ini bukan berarti apapun," ujar Soren.

Matahari meninggi. Gelang tipis pada lengan mereka masih berkedip-kedip merah. Artinya, strano belum habis dibasmi.

"Jangan meremehkanku, lelaki yang hanya mengandalkan kecepatan. Kamu hanya tidak mengetahui bahwa strano yang menyerangku memiliki reflek yang sedikit berbeda. Tidak semua strano memiliki tingkat kekuatan yang sama." Dean berkata. Sembari tersenyum miring tanda meremehkan.

Daripada berlama-lama, Soren beranjak untuk mencari strano yang tersisa. Cora dan Archie belum terlihat. Entah di mana mereka berburu. Sebab sedari awal mereka sudah berpencar. Walaupun tentu saja masih pada titik yang ditentukan. Mereka berada pada titik K. Lokasi lumayan luas sehingga jika berpencar masih sulit saling melihat satu sama laun. Danger Mori merupakan hutan yang luas.

Sementara di tempat Archie. Gadis itu memiliki tingkat fokus yang paling tinggi di antara timnya. Ia di gadang-gadang akan menjadi occhio elit beberapa tahun ke depan. Walaupun sebenarnya Soren, Dean, Cora dan beberapa occhio angkatan mereka lainnya juga memiliki potensi. Akan tetapi, saat ini yang paling terlihat adalah dirinya.

Dhuakkk.

Archie melancarkan tendangan memutar pada dua strano yang hendak menyerangnya sekaligus. Archie berhasil menjatuhkan keduanya. Gadis itu segera menebas salah satunya namuna matanya mengarah pada strano yang belum ditebas sebagai cara untuk berjaga-jaga.

ZING!

Pedang Archie berayun sedangkan ia menghadap ke arah sebaliknya. Angin yang dihasilkan pedang itu mengibarkan rambut hitamnya. Wajah datar itu tampak cantik sekali terkena sinar surga juga rambut yang melambai.

WUSHHH!

Secepat kilat, ia ini langsung beralih ke strano satunya dan menebas lehernya hingga putus.

Gadis itu langsung mengelap bekas darah pada pedang dengan dedaunan.

Tiga langkah pertama. Gadis yang biasanya tanpa ekspresi itu seketika penuh akan ekspresi. Lebih tepatnya ekspresi terkejut. Dengan segera ia menghadap belakang beriringan mundur sejauh yang ia bisa. Dua strano yang sudah tanpa kepala itu merangsek maju dengan kecepatan kilat. Membuat Archie nyaris terkena taring tajamnya.

Seketika, ia melompat ke atas pohon. Dua strano itu masih bisa memanjat sekali pun tanpa mata dan kepala. Tubuhnya seperti memiliki perekat layaknya cicak. Kali ini Archie benar-benar panik. Wajahnya pucat. Bukan karena takut, melainkan bingung dengan pemandangan yang baru dilihatnya itu. Strano yang masih hidup meskipun kepalanya telah terlepas. Juga kecepatannya meningkat dibanding saat sebelum di ditebas. Apa-apaan itu.

Tak ada pilihan lain. Selain harus menyerang kembali. Di tengah rasa ragu, Archie melompat turun dan pohon dan disusul dua strano tanpa kepala itu. Saat keduanya melompat turun, Archie langsung menarik pedang dan hendak menebas tubuh kedua strano itu sekaligus.

ZING! ZING!

SRETTT!

Bersamaan dengan tebasan Archie, kedua strano itu juga menyerang Archie dengan lengan setajam pisaunya. Alhasil, langsung menciptakan luka lebar pada atas dada gadis itu.

"ARGHHH!" Archie merintih.

Satunya memang kena tebas dan mati. Namun satunya masih bisa lepas. Hei, padahal seharusnya ini hanyalah masalah muda bagi occhio muda dan kuat seperti Archie. Tapi, kali ini si strano versi tanpa kepala justru lebih menyusahkan. Entah pada yang berbeda selain wujudnya yang tanpa kepala.

Lebih mengherankan lagi, gelang tipis pada lengan Archie sudah menyala hijau. Artinya, strano di titik itu sudah habis semua.

Darah segar menetes deras dari atas dada Archie. Ia merintih kesakitan. Pandangannya mulai buram walaupun ia mengenakan occhio eyes. Juga napasnya terasa sesak walaupun ia mengenakan occhio mask. Entah apa yang salah. Entah apa yang berbeda. Semua di luar dugaan. Bagaimana mungkin strano jenis berbeda mengeluarkan eternal fog biasa seperti kabut kuning ini. Itu pun, ia tidak pernah mendengar bahwa ada strano yang masih hidup dan menyerang lebih kuat setelah kepalanya terputus.

"Sial!" umpat Archie.

Tiba-tiba, langit telah bersih. Kabut kuning itu sudah disedot. Namun tidak telihat keberadaan Soren, Dean maupun Cora.

Sementara itu, ia melihat ke atas. Furaisafin timnya telah pergi. Tanpanya. Ya, sebab biasanya memang begitu. Ia akan pulang sendiri tanpa naik furaisafin bersama. Soren dan kawan-kawan pasti mengira Archie sudah pulang duluan sebab sudah sejak tadi gelang berubah hijau. Pertanda semua strano di titik itu telah dibasmi.

Tinggallah Archie seorang diri di sana.

ZING!

Akhirnya, tak lama setelah furaisafin pergi, Archie berhasil mengalahkan strano tanpa kepala yang satunya.

Ia mengembuskan napas lega, juga merasakan lukanya yang semakin perih. Sepertinya, tidak mungkin baginya untuk pulang dengan berjalan kaki tanpa furaisafin untuk kembali ke kota. Sedangkan jarak kota ada sekitar puluhan kilometer dari sana.

Archie bisa meminta bantuan dari gelang tipis tentunya. Itu juga merupakan alat komunikasi yang bisa mengeluarkan hologram. Bentuk lebih canggih daripada HP. Namun, belum sempat ke tombol menu. Tiba-tiba gelang tipisnya mati. Daya habis. Archie jarang sekali menggunakannya kecuali untuk misi. Oleh sebab itu, ia juga jarang mengisi dayanya.

Di sela rasa pasrah, Archie mencoba bangkit. Lantas berjalan seorang diri. Bukankah eternal fog sudah hilang? Harusnya, ia akan terdeteksi dari kamera pengawas. Archie lebih tenang ketika memikirkan itu. Namun, itu bukanlah kabar baik. Sebab hingga senja tiba, bantuan tidak kunjung datang. Kota masih belum terlihat. Jangankan kota. Bahkan tembok pembatas pun belum terlihat.

"Teknologi semaju ini seharusnya bisa menciptakan alat komunikasi yang dayanya tidak bisa habis," keluhnya sembari memegang menadah luka.

Wajah Archie pucat. Ia sudah banyak mengeluarkan darah. Tenaganya juga terkuras. Nyaris habis.

"Apanya yang occhio hebat. Aku akan mati di sini. Apanya yang calon occhio elit masa depan. Aku tidak pantas menerima itu. Berjalan dengan kakiku di saat terluka saja aku tak mampu." Archie berkata, diiringi air mata.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!