Ibrahim anak ketiga dari pasang Rendi dan Erisa memilih kabur dari rumah ketika keluarga besar memaksanya mengambil kuliah jurusan DOKTER yang bukan di bidangnya, karena sang kakek sudah sakit-sakitan Ibrahim di paksa untuk menjadi direktur serta dokter kompeten di rumah sakit milik sang kakek.
Karena hanya membawa uang tak begitu banyak, Ibrahim berusaha mencari cara agar uang yang ada di tangannya tak langsung habis melainkan bisa bertambah banyak. Hingga akhirnya Ibrahim memutuskan memilih satu kavling tanah yang subur untuk di tanami sayur dan buah-buahan, karena kebetulan di daerah tempat Ibrahim melarikan diri mayoritas berkebun.
Sampai akhirnya Ibrahim bertemu tambatan hatinya di sana dan menikah tanpa di dampingi keluarga besarnya, karena Ibrahim ingin sukses dengan kaki sendiri tanpa nama keluarga besarnya. Namun ternyata hidup Ibrahim terus dapat bual-bualan dari keluarga istrinya, syukurnya istrinya selalu pasang badan jika Ibrahim di hina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Ibrahim memperlihatkan HP-nya yang masih dalam keadaan mati, Arumi langsung mengambil HP milik suaminya. Kemudian Arumi menghidupkan HP milik suaminya, Arumi ingin memblokir nomor si ulat bulu. Sementara Ibrahim diam saja, membiarkan istrinya melakukan apapun.
Ibrahim bukan tidak mengerti apa tujuan Dela menghubunginya, Ibrahim sangat paham jika wanita itu ingin kembali mendekatinya. Ibrahim tak akan memberi celah sedikit pun pada Dela untuk masuk ke dalam hubungan mereka, dan merusak rumah tangga mereka.
"Dengar ya, Mas. Jika nanti si ulat bulu menghubungi Mas lagi langsung kasih ke Arumi teleponnya, sekarang Mas kembali bekerja sana. HP Mas biar sama Arumi, nanti si ulat bulu mengganggu pekerjaan Mas" ujar Arumi yang masih memasang wajah kesal, Ibrahim tersenyum.
"Iya sayang, lakukan lah apa yang mau kamu lakukan"
Kemudian Ibrahim pergi sesuai perintah istrinya, apalagi pekerjaannya memang sudah menunggunya dari tadi. Arumi menghela napas panjang sembari menatap punggung suaminya yang menjauh darinya, akhirnya Arumi paham mengapa perasannya dari tadi tak enak ternyata ada seseorang yang ingin menggoda suaminya.
"Ck, wanita itu bikin kesal saja. Sepertinya aku harus menyingkirkannya, biar tak lagi menggoda Mas Ibrahim" gumam Arumi lalu menyeringai setelah memiliki ide untuk membuat wanita itu kapok.
.
.
.
Berapa hari kemudian.....
Arumi sedang tersenyum, Arumi sudah menemukan mainan baru. Sejenak Arumi melupakan dulu masalah ibu tirinya, Arumi tidak ingin terlalu memikirkannya. Bukan kah ibu hamil harus selalu bahagia, jadi Arumi sekarang memilih menyenangkan hatinya.
"Kamu mau ikut lagi, sayang?" tanya Ibrahim
Semenjak kejadian Dela menghampirinya, istrinya jadi terus ikut kemana pun Ibrahim pergi. Sebenarnya Ibrahim kasih apalagi istrinya harus panas-panasan, tapi mau bagaimana lagi melarang pun tak bisa. Arumi mengangguk, lalu bersiap-siap.
"Ehh tunggu sebentar, Mas. Arumi mau menyiapkan makanan untuk nanti siang, Arumi gak mau wanita itu yang menyiapkan makanan untukmu"
Ibrahim menghela napas panjang, Ibrahim tak bisa membantah istrinya kalau membahas masalah Dela. Ibrahim tak ingin bertengkar pada istrinya hanya perkara membahas Dela, jadi Ibrahim membiarkan saja apa yang akan istrinya lakukan.
Arumi sibuk memasukan makanan yang di masaknya tadi subuh ke dalam rantang, bahkan bibir Arumi tak henti-hentinya tersenyum. Entah apa yang wanita hamil itu rencanakan, tapi yang pastinya Arumi sangat bersemangat ikut menemani suami ke kebun hari ini.
"Padahal kamu gak perlu repot-repot loh, sayang. Mas takut kamu kelelahan" ujar Ibrahim yang dari tadi memperhatikan istrinya
"Tidak repot kok, Mas. Malah Arumi senang, Arumi juga bosan sendirian di rumah. Jadi lebih baik Arumi ikut Mas saja kan?" sahut Arumi dengan tersenyum manis
"Tapi kamu jadi lelah, kamu repot-repot masakan subuh-subuh padahal kan bisa beli saja"
"Ck, bilang saja kalau Mas mengharapkan si ulat bulu itu mengirim makanan makanya Mas gak suka Arumi masakin" sahut Arumi kesal, Ibrahim menyugar rambutnya
"Ya Allah, perempuan memang selalu memiliki segala prasangka nya" gumam Ibrahim dalam hati sembari menatap istrinya
"Kenapa diam? Benarkan apa yang Arumi bilang? Apa Mas sudah gak menyukai lagi masakan Arumi?" rajut Arumi
"Bukan, sayang. Mas diam cuma gemas saja melihat wajahmu yang semakin hari semakin cantik, Mas sampai minder loh punya istri secantik kamu"
Ibrahim mencoba merayu istrinya, karena Ibrahim sangat tahu jika hormon ibu hamil itu selalu berubah-ubah, Arumi tidak jadi marah ketika mendengar perkataan suaminya yang memujinya bahkan kedua pipi Arumi jadi merah merona seperti kepiting rebus.
"Ya sudah, yuk kita berangkat sekarang"
Arumi berusaha menyembunyikan pipinya dan rasa groginya, Ibrahim yang melihat tingkah istrinya jadi gemas sendiri. Kemudian Ibrahim menyusul istrinya yang lebih dulu keluar rumah, setelah itu mereka naik ke motor yang akan membawa mereka menuju kebun.
Tak perlu membutuhkan waktu yang lama Arumi dan Ibrahim telah sampai di kebun milk Ibrahim, Arumi yang begitu tak sabar dan dari tadi sangat antusias segera turun dari motor. Sementara Ibrahim hanya geleng-geleng melihat tingkah istrinya, lalu Ibrahim memarkirkan motornya.
Setelah itu Ibrahim menyusul istrinya yang sudah jalan lebih dulu menuju pondok tempat biasanya mereka istirahat, tapi Ibrahim heran melihat istrinya tiba-tiba saja berhenti dan mematung di tempat. Ibrahim pun menghampiri istrinya, kemudian bertanya apa yang membuat istrinya berhenti.
"Lihat si ulat bulu pagi-pagi sudah berkeliaran aja" cibir Arumi
Ibrahim langsung memandang ke depan, Ibrahim bisa melihat Dela sedang berbincang dengan Yadi dan keduanyea terlihat begitu akrab. Dengan langkah tergesa Arumi menghampiri Dela dana Yadi, Ibrahim langsung mengejar istrinya karena takut istrinya terjatuh.
"Hemm....."
Yadi yang sedang asyik berbincang dengan Dela, langsung menoleh ke arah Arumi sembari tersenyum canggung. Sementara Dela memasang wajah angkuhnya, Dela memandang Arumi dengan tatapan tidak suka.
"Kamu tidak bekerja?" tanya Arumi pada Yadi tanpa menghiraukan keberadaan Dela
"Ini mau ke belakang, Mbak" jawab Yadi tidak enak lalu pamit dan pergi dari situ
"Kalau kamu kenapa kemari?"
"Ck, kasihan sekali suamimu mempunyai istri galak banget pada karyawannya" cibir Dela
"Kalau saya tidak bersikap seperti itu, nanti ada wanita gatal yang menempel pada suami saya. Jadi saya harus memasang benteng pertahanan" sahut Arumi dengan senyum mengejek
Wajah Dela memerah, Dela merasa tersinggung dengan perkataan wanita hamil yang ada di hadapannya saat ini. Tapi Dela tetap mencoba untuk tersenyum, apalagi ketika matanya mendapati pria pujaan hatinya yang menghampirinya dan Arumi.
"Mas Ibrahim sudah datang, aku bawakan sarapan buat Mas. Tapi kalau Mas Ibrahim sudah makan, bisa di makan buat nanti siang saja karena makanan yang aku bawa tidak mudah basi" Dela tersenyum genit pada Ibrahim
"Saya tidak butuh, jika tidak ada kepentingan lain lebih baik sekarang pulang. Jangan sampai kehadiran kamu memperlambat para pekerja"
Ibrahim mengusir Dela, Arumi tertawa mendengar penolakan dari suaminya. Kemudian Arumi memandang Dela dengan tatapan jijik, ada Bu ternyata wanita yang terus berusaha menggoda suaminya.
"Sebelum pergi, saya punya hadiah buat kamu"
Arumi berjalan di belakang Dela lalu membungkus tangannya mengunakan plastik, Arumi mengambil sesuatu di dalam kotak yang di bawanya dari rumah tadi. Kemudian Arumi menarik paksa tangan Dela, Arumi memberikan sesuatu pada Dela sembari berbisik.
"Saya beri kamu teman, karena menurut saya kamu satu spesies dengannya. Jadi tolong kamu pelihara, dan jaga baik-baik ya" bisik Arumi, Dela langsung melihat apa yang bergerak pelan di telapak tangannya.
"Akkhhh......" pekik Dela sembari membuang pemberian Arumi lalu Dela pun lari meninggalkan Arumi yang tertawa puas
#
#Jangan Lupa Follow Ya
FB: Marisa Hafizoh
IG: hafizoh_17
happy ending juga....
cerita yg bagus