NovelToon NovelToon
My Genius Twins Baby And CEO

My Genius Twins Baby And CEO

Status: tamat
Genre:Tamat / cintamanis / patahhati / Balas Dendam / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:39.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lunoxs

Haura, seorang gadis pengantar bunga yang harus kehilangan kesuciannya dalam sebuah pesta dansa bertopeng. Saat terbangun Haura tak menemukan siapapun selain dirinya sendiri, pria itu hanya meninggalkan sebuah kancing bertahtakan berlian, dengan aksen huruf A di dalam kancing itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MGTB And CEO BAB 31 - Like Father Like Son

"Bolehkah nanti siang aku yang menjemput Azzam dan Azzura?" tanya Adam, sesaat setelah mobilnya terparkir di halaman rumah Haura.

Selepas dari rumah sakit, Adam mengantarkan Haura untuk pulang.

Haura hanya mengangguk sebagai jawaban, sebisa mungkin ia tak akan banyak melarang. Bahkan jika Adam ingin kedua anaknya itu menginap dirumahnya, Haura tak akan keberatan.

Haura sadar betul, jika selama ini Azzam dan Azzura sangat merindukan kasih sayang seorang ayah.

"Jangan sungkan, mereka juga anak-anakmu, dan mereka juga sangat merindukanmu."

Mendengar itu Adam tertegun, entah kenapa mendengar ucapan Haura itu malah membuat dadanya sesak.

"Bisa kamu menceritakan padaku, sedikit saja tentang masa kecil mereka?" tanya Adam penuh harap.

Dengan tersenyum, Haura mulai bercerita. Azzam dan Azzura lahir dimalam hari, saat itu langit malam nampak begitu cerah dan bertaburan bintang.

Mereka tumbuh menjadi anak yang pintar dan penurut. Bahkan mereka tak menangis saat Haura sibuk bekerja.

Azzam dan Azzura bahkan memiliki hewan peliharaan seekor burung, bernama Buti. Namun saat pindah ke Jakarta burung itu dilepas liarkan.

Tak sampai di sana, Haura juga bercerita jika Azzam lah yang membuat kehidupan mereka jadi seperti ini, memberi keyakinan pada Haura untuk mulai menjadi petani bahkan menemukan seorang pedagang tersohor yang membeli hasil panen mereka, Shakir Asegaf.

Tak ingin ada yang ditutupi, Haura pun menceritakan tentang pencarian Azzam pada sosok ayahnya. Dari desa Parupay ia ke Krayan, untuk mencari siapa pemilik kancing baju yang Haura simpan.

Bahkan sejak saat itu, Azzam sudah tahu jika ayahnya adalah Malik Malik.

Setetes air mata Haura ketika membayangkan masa lalu itu. Namun dengan cepat ia menghapusnya kembali.

"Aku bersyukur, karena kamu mau menerima mereka," jelas Haura dengan suaranya yang tercekak.

Adam menggeleng, ingin sekali ia mendekap Haura namun tak cukup memiliki keberanian.

"Aku yang harusnya bersyukur, kamu mengizinkan aku untuk menemui mereka."

Haura menarik dan menghembuskan napasnya berulang, mencoba tenang. Lalu menatap Adam dengan tersenyum.

"Pergilah, aku akan turun," jelas Haura dan Adam hanya bisa mengangguk. Terus memperhatikan wanita cantik ini turun dari dalam mobilnya, menutup pintu lalu berjalan memasuki rumah.

Tak sedikitpun Haura menoleh ke belakang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jam pulang sekolah AIG School.

Adam berdiri tegak didepan gerbang utama sekolah itu. Senyumnya terbit saat melihat kedua anaknya bersama teman-temannya mulai berjalan keluar, nampak pula Arrabela bersama mereka.

Azzam dan Azzura pun sama, ketika melihat sang ayah didepan sana, senyum mereka langsung terkembang.

Buru-buru mereka berpamitan pada Julian dan Arnold lalu berlari menuju sang ayah.

Adam berjongkok, merentangkan kedua tangannya lebar-lebar. Menyambut Azzam, Azzura dan Arrabela yang berlari menuju arahnya.

Adam sedikit terhuyung, namun tak sampai membuatnya jatuh.

"Ayah jemput Arra ya?" tanya Azzura dengan bibir yang mengerucut, ia tahu jika Arrabela kini tinggal bersama ayahnya.

"Tidak hanya Arra, Ayah juga menjemput Zura dan Abang Azam," terang Adam dengan senyumnya yang hangat.

Mendengar itu, Azzura dan Arrabela bersorak. Sementara Azzam hanya tersenyum kecil, senyum yang mirip seperti ibunya.

Tanpa mengulur waktu lagi, Adam mengajak ketiga anak itu untuk ikut bersamanya ke perusahaan Malik Kingdom. Masih ada beberapa hal yang harus ia selesaikan.

Disambut oleh Luna di lobby perusahaan, mereka semua berjalan beriringan menuju lantai 69.

"Ayah bekerja disini?" tanya Azzura antusias, jujur saja, ia begitu menyukai arsitektur perusahaan ini, nampak begitu megah baginya.

"Perusahaan ini adalah milik ayahmu Zura." Arrabela yang menjawab, lengkap pula dengan kekehannya.

"Milik kita semua, nanti kalianlah yang akan meneruskan perusahaan ini," jelas Adam dan membuat mulut Azzura ternganga lebar.

"Ha? benarkah?" tanya Azzura tak percaya.

Lalu buru-buru ia menggeleng tidak mau.

"Abang sama Arra sajalah yang bekerja disini, Zura tidak mau," balas Azzura, kini mereka semua sudah masuk ke dalam lift khusus CEO.

"Kenapa?" tanya Azzam yang ikut buka suara, sejak awal pun Azzam sudah tahu jika perusahaan ini adalah milik ayahnya.

"Zura tidak mau pusing, Zura mau bekerja di perkebunan ibu saja, di sana Zura bisa sambil bermain," jelas Azzura sesuai isi hatinya.

Azzam mencebik, dan Adam tersenyum begitu lebar. Mendengar perdebatan kedua anaknya membuat ia merasa bahagia.

Sampai di lantai 69, mereka semua langsung menuju ruangan Adam. Ruangan yang begitu luas dan nampak nyaman.

Bahkan disini, Azzura bisa berlari dengan riangnya. Di atas meja sofa pun sudah banyak disediakan mainan oleh Adam. Tak hanya mainan, bahkan ada beberapa makanan dan irisan buah siap makan.

"Kalian tunggu disini dulu ya, ayah akan kembali bekerja, sebentar saja," pamitnya pada ketiga anak itu.

Azzam, Azzura dan Arrabela pun mengangguk patuh.

Lalu Adam dan Luna langsung menuju meja kerja.

Tak merasa terganggu sedikitpun dengan tawa renyah Zura dan Arra, bahkan sesekali Azzam berbicara dengan begitu ketusnya ketika meminta kedua anak perempuan itu untuk diam.

Hingga suara pintu yang dibuka kasar oleh seseorang, mengalihkan perhatian mereka semua.

"ADAM!!" teriak Darius dengan rahangnya yang mengeras.

Beberapa karyawan Malik Kingdom pun hanya bisa menunduk dibelakang Darius, tak bisa mencegah pria ini untuk menemui sang CEO.

Dengan langkah besar Darius masuk dan menatap tajam Adam yang masih setia duduk di kursi kebesarannya.

"Apa maksudmu membeli saham perusahaanku? Hah!" bentaknya tanpa ampun.

Yosep, melaporkan jika Adam telah membeli 10 persen saham di perusahaan Darius menggunakan nama samaran. Ia membeli dengan harga tinggi pada beberapa pemegang saham sebelumnya. Jika hal ini terus berlanjut, bisa jadi Adam akan mengakuisisi perusahaan itu, mengambil alih.

Terlebih, Darius hanya memegang saham sebanyak 48 persen. Tak sampai 50 persen lebih kepimilikan sahamnya.

Mendengar itu Adam menyeringai.

"Lamban," balasnya dengan suara menghina.

Darius mengepalkan tangannya kuat, ia berjalan cepat menuju Adam hendak memberikan sebuah pukulan.

Namun langkahnya terhenti, ketika Luna lebih dulu membuatnya tersungkur menggunakan tendangan kaki.

"Luna!" teriak Darius merasa tidak terima.

Salahnya memang, datang kesini seorang diri, hingga tak ada yang menjadi tamengnya.

"Apa salahku padamu Dam? kenapa kamu mengusikku?" tanya Darius mencoba bangkit.

Ketiga anak kecil itu dipeluk erat oleh dua sekretaris Adam. Namun Darius tak menyadari keberadaan mereka.

Adam berdecih, ia bangkit dan menghampiri Darius, berdiri tak jauh dihadapannya.

"6 tahun silam, tentang rencana mu dan Monica dan juga tentang kebejatanmu menyembunyikan Haura."

"Jadi ini semua tentang wanita itu? baiklah, aku minta maaf untuk semuanya, aku salah," jelas Darius.

Belum lama inipun Darius mengetahui tentang pengakuan Adam yang mengakui kedua anak kembarnya.

Namun Darius tak berpikir sejauh ini, Darius tak mengira jika Adam sudah mengetahui andil dirinya dalam peristiwa 6 tahun silam.

"Kembalikan saham itu padaku, dan aku akan memberikanmu bukti CCTV di hotel waktu itu. Bukankah kamu membutuhkannya untuk mendapatkan maaf dari Haura? juga pengakuan dari kedua anakmu?" tawar Darius, mencoba bernegosiasi. Untunglah ia masih menyimpan rekaman CCTV kala itu.

Adam terdiam, hingga dilihatnya Azzam yang datang mendekat.

"Ayahku tidak membutuhkan apapun untuk mendapatkan maaf dari ibu dan pengakuan kami, ambilah bukti itu sekaligus kehancuran perusahaan Paman," ucap Azzam dingin.

Mendengar itu Adam tergelak, lalu berjongkok dan membawa Azzam dalam gendongannya.

Sementara Darius mulai merasakan ketakutan.

"Kamu tidak pantas menawarkan negosiasi padaku, yang bisa kamu lakukan sekarang adalah bersujud dan memohon ampun," final Adam.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bonus Up hari minggu 😍😍

Jangan lupa Like dan Komen sebanyak-banyaknya yaa 😄

1
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
Luar biasa
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
stress 🤣
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
jus doang😭🤣🤣
Mommy El
pertemuan yang mengezutkan ( baca mengharukan). untung saja gak ke duluan si Monica.
Mareew
Luar biasa
Sri Lestari
Buruk
nurasyifah jennifer jelap
Luar biasa
nurasyifah jennifer jelap
Lumayan
Lastri82 Las3
Luar biasa
Wan Diu Diu
Kecewa
Wan Diu Diu
Buruk
Arik Retno
Lumayan
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
duren sawit, makin berseri seri tuh muka ye🤣
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
😭🤣🤣
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
🤣
Miss Yeye
Luar biasa
Hera Ranhy
keren
Dede Fitri
Luar biasa
░▒▓█►─═HeSideMySelf ═─◄█▓▒░
Shakir kyknya bernasib " Sadman" deh/Facepalm//Facepalm/kayaknya bakal ketikung kris
Ratna Silondae
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!