Terjerat Om CEO

Ketika Key melihat ruang makan megah dengan langit-langit berlukisan indah dan dinding yang dihias patung indah glamour memesona.

Wajah Key menjadi panas, Arsen mengecupnya tadi, ya ampun! Sesaat, sekejap bahkan, perbuatan Arsen membuktikan keyakinan Key akan sebuah kecupan, membuat jantung berdebar dan nadi berdenyut kencang. Pengalaman itu membuat Key malu sekali.

Key mulai memikirkan kontraknya dengan Arsen. "Jika Key melampaui batas apa tidak masalah?"

Key menyunggingkan senyum tipis, jika memang ia dan Arsen akan menikah lalu memiliki seorang anak itu berarti harus ada cinta yang hadir diantara mereka berdua.

Daripada memikirkan bagaimana nasib kontraknya, bukankah lebih baik jika Key meluluhkan hati Arsen? Lagipula Key merasa sangat nyaman berada didekat Arsen.

Jadi tidak masalah bukan kalo Key akan mengambil peran dan mulai menunjukkan caranya menaklukkan hati om-om menyebalkan seperti Arsen!

Dan juga Arsen menggagalkan rencana key yang mana jika kontraknya dengan Arsen telah berakhir ia akan pergi keluar negeri lalu mencari suami bule, tapi sayang sepertinya hal itu harus pupus karena nyatanya ia akan terikat janji suci pernikahan dengan om-om tua menyebalkan modelan Arsen yang suka ambil kesempatan dalam kesempitan.

Tapi tak apa, Arsen itu sangat tampan dan kaya jadi tidak ada salahnya bukan menerima Arsen sebagai suaminya? Mari kita buat kontrak ini berakhir tanpa ada perpisahan.

"Awas aja Key godain om Arsen setiap hari!"

...••••••••••...

Key bergabung bersama Arsen dimeja makan. Ia menarik kursi lalu duduk dengan sedikit kasar. Key melipat tangannya di dada dengan tatapan yang terus melirik sinis ke arah Arsen.

"Kenapa?" Tanya Arsen, melihat tatapan tajam Key kepadanya.

"Enggak sopan!" Sewot Key, menatap sengit Arsen.

Flashback

Malam harinya...

Key merasa badannya lengket setelah seharian ini ia fitting baju, ditambah menghadapi tingkah menyebalkan calon suaminya, membuat Key membutuhkan tenaga ekstra.

Key memutuskan untuk mandi, ia mulai berjalan kekamar mandi dan melakukan ritual mandi yang nyaman dan tenang.

Ceklek!

Tanpa Key sadari, pintu kamar terbuka, Arsen lah pelakunya ia mencari-cari dimana calon istri kecilnya itu.

"Dimana bocah menyebalkan itu?" Arsen memutuskan untuk mandi karena ia merasa badannya lengket oleh keringat.

Belum sempat Arsen melepaskan pakaiannya, ia melotot matanya menatap tak berkedip pemandangan didepannya.

Pemandangan dimana Key keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benang pun, dan sepertinya Key belum menyadari kehadiran Arsen dikamar.

"Ck! Om Arsen naro handuk dimana sih? Kok gak ada ya dikamar mandi, dasar om-om nyebelin!" Key berjalan keluar dari kamar mandi dengan tenang, karena ia berpikir bahwa hanya dirinya yang berada dikamar tapi...

"Besar sekali dan apa ini ya ampun mulusnya." Suara lirih itu membuat Key mendongakkan kepalanya, matanya melotot menatap nyalang spesies makhluk yang ada didepan.

"OM ARSEN!!"

"Eh, Key kam-"

"KELUAR SEKARANG JUGA!!" Key sontak berlari kembali kedalam kamar mandi, sial! Kini tubuh cantiknya sudah terlihat oleh om-om menyebalkan yang lebih sialnya lagi adalah calon suaminya.

BRAK!

Key membanting pintu kamar mandi, guna melampiaskan rasa malu dan kesalnya, serta memberitahu pada Arsen bahwa ia marah dan dengan terang-terangan mengusir pria itu!

Arsen meraup wajahnya frustasi, sungguh tadi adalah pemandangan yang sangat memanjakan Arsen dan Arsen menyukainya. Eh?

"Siapa sangka bocah menyebalkan itu sangat menggoda."

Flashback on

"Salah sendiri keluar dari kamar mandi tuh minimal pake handuk." Ketus Arsen, dengan santai kembali melanjutkan makannya.

"Om yang salah! Masuk kamar permisi dulu dong, enggak sopan namanya!" Key masih tetap ngotot jika Arsen yang salah sudah masuk ke dalam kamar sembarangan, padahal kan itu kamar saya dasar bocah! Batin Arsen kesal.

"Enggak usah berlebihan Key, lagian apa yang menggoda? Segala datar begitu." Ujar Arsen, tersenyum remeh.

Bohong! Jelas Arsen berbohong! Tapi tidak mungkin kan ia mengatakan bahwa tubuh Key sangat sempurna, mau taruh dimana harga diri dan wibawanya!

"Enak, aja! Body Key itu bahenol ya!"

"Kecil." Dengan sengaja Arsen terus menggoda Key, ternyata membuat gadis itu kesal cukup menyenangkan.

"Nyebelin!" Dengus Key, mencebikkan bibirnya kesal.

"Udah jangan kebanyakan ngoceh, kecepatan makan atau kamu yang saya makan." Sinis Arsen dengan suara mengecil diakhir kalimatnya.

Meski masih kesal dan terus menggerutu Key mulai memakan makanan yang tersedia diatas meja.

"Mommy sama daddy mana om?" Key celingak-celinguk mencari keberadaan calon mertuanya.

"Pergi keluar kota." Jawab Arsen tanpa menatap Key sedikitpun.

Key mengerutkan keningnya, kalo kedua calon mertuanya itu pergi keluar kota lalu bagaiman pernikahan mereka? Bukannya waktunya itu enam hari lagi?

"Hanya untuk bertemu client bisnis selama dua hari, dan untuk urusan pernikahan itu Jordan yang mengurusnya." Ujar Arsen yang seakan mengerti dengan raut wajah bingung Key.

Jordan adalah sekretaris kepercayaan Elang, dikarenakan Elang harus menemui Client diluar kota selama dua hari yang tentunya ditemani istri tercintanya Elisia, akhirnya Elisia meminta Jordan untuk mengurus pernikahan putra semata wayangnya itu.

"Om."

Arsen mengangkat satu alisnya, menatap Key yang berada tepat disampingnya.

"Kita beneran nikah nih?" Key menundukkan kepalanya.

Arsen mengerti, pasti Key masih bingung karena memang diperjanjian awal ia tidak mengatakan akan ada pernikahan.

"Kamu tenang saja, saya akan menjadi suami yang bertanggung jawab, dan saya akan jadi hidup kamu."

"Lalu kontraknya bagaimana?"

Arsen terdiam ia memfokuskan pandangannya menatap wajah Key. "Menurutmu apa yang harus saya lakukan?"