NovelToon NovelToon
Hamil Diluar Nikah

Hamil Diluar Nikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Keluarga / Romansa
Popularitas:444.5k
Nilai: 4.7
Nama Author: Butterfly93_

Nadia Nata hamil diluar nikah tanpa sepengetahuan kekasihnya. Mereka sudah menjalin hubungan selama satu tahun. Karena janji manis dan rayuan sang kekasih, mereka melakukan hubungan yang tidak sepantasnya hingga Nadia mengandung.

Aditya Bima Mahendra, seorang CEO salah satu perusahaan terkenal milik keluarganya. Dia sudah satu tahun menjalin hubungan dengan sekretarisnya bernama Nadia Nata.

Tetapi saat mantan kekasihnya Nindi muncul kembali, satu tahun pengorbanan Nadia seolah-olah tidak berarti bagi Aditya. Dia lebih memilih Nindi dan berencana menikahinya tanpa tahu jika Nadia sedang mengandung anaknya.

Merasa dibuang dan tidak dihargai lagi. Lagi pula hubungan Aditya dan Nadia tidak mendapat restu dari orang tua Aditya karena alasan asal usul Nadia yang tidak jelas, membuat Nadia akhirnya memilih menyerah dan pergi.

Bagaiman kisah mereka selanjutnya? Ikuti ceritanya hanya eksklusif di NOVELTOON saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butterfly93_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 2. Bertahan

Nadia keluar dari ruang kerja Aditya dengan hati terluka. Ucapan pria itu benar-benar meruntuhkan harapannya sekaligus sangat menyakiti perasaannya.

"Gugurkan kalau kamu sedang mengandung!"

Hati Nadia hancur sehancur-hancurnya. Dia sungguh tidak menyangka Aditya setega itu memintanya untuk menggugurkan anak yang tidak berdosa yang sedang berkembang baik di dalam rahimnya. Walaupun Aditya tidak tahu jika dia benar-benar mengandung hasil dari perbuatan terlarang mereka.

Nadia duduk di kursinya tetapi pikirannya sudah berkelana ke mana-mana. Dia sudah bertekat akan menjaga janinnya didalam perutnya itu apa pun yang akan terjadi. Mahluk kecil yang ada di dalam perutnya itu adalah malaikat kecil yang tidak berdosa. Salah besar jika dia menuruti keinginan Aditya.

Ada atau tidak adanya kehadiran laki-laki itu, Nadia akan tetap mempertahankan janinnya. Karena dia tidak berhak dan tidak punya kuasa untuk mencabut nyawa dan mematikan kehidupan mahluk lain. Apalagi kehadiran janin di dalam rahimnya itu adalah karena kesalahannya sendiri.

Diusapnya perutnya yang masih datar. Sambil memejamkan matanya, Nadia merutuki kebodohannya yang telah dia lakukan selama ini. Menyesali kenapa dia mudah sekali tertipu dengan rayuan mulut manis Aditya. Dia mengabaikan nasehati sang ibu yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu supaya pintar-pintar menjaga diri. Namun kini sudah rusak tiada tersisa. Hanya penyesalan lah yang dia tanggung sekarang.

***

Pagi-pagi sekali Nadia sudah muntah-muntah di kamar mandi apartemen yang diberikan Aditya kepadanya. Sudah hampir setahun juga dia tinggal di sana.

Sudah lebih dari enam kali bolak balik ke kamar mandi ingin mengeluarkan sesuatu yang ingin keluar dari dalam perutnya. Tubuh yang semakin lemas, kepala yang berdenyut-denyut hebat. Meskipun kondisinya seperti itu, Nadia tetap masih pergi bekerja.

“Aku tidak mengeluh mulai sekarang” batin Nadia sambil mengelus perutnya.

Walaupun dia tidak berpengalaman mengenai kehamilan, tapi Nadia sudah mulai membaca-baca artikel dan membeli beberapa buku yang membahas masalah kehamilan. Dia sepertinya mempersiapkan menjadi ibu yang baik.

Setidaknya walaupun janin yang dikandungnya itu tidak punya ayah. Nadia berjanji anaknya kelak tidak akan merasa kekurangan kasih sayang dan perhatian. Dan dia akan berusaha memenuhi kebutuhan sang anak, walaupun dia akan berdarah-darah mencari pekerjaan.

Setelah kondisinya membaik, Nadia pun berangkat bekerja. Dia harus mengumpulkan uang untuk kelangsungan hidupnya dan juga tabungan untuk membiayai ke Nadia tidak punya banyak waktu lagi karena perutnya akan semakin membesar seiringnya berjalannya waktu.

Dia harus mengumpulkan banyak uang untuk memenuhi kebutuhannya sampai setelah dia melahirkan nanti, hingga bisa dia kembali bisa mencari pekerjaan lagi. Untung saja gaji sebagai sekretaris Aditya saat ini lumayan besar. Jadi, dia bisa berhemat dan menabung sebagai uang pegangannya selama dia tidak bisa bekerja nantinya.

Setelah mendengarkan respon dari Aditya sebelumnya, Nadia sudah memutuskan tidak akan memberi tahu pria itu mengenai kehamilannya. Saat Aditya meminta dia menggugurkan janin yang dia kandung itu, detik itu juga Nadia memutuskan anak itu adalah miliknya. Hanya miliknya seorang.”

Tidak ada lagi hak Aditya atas janin itu. Nadia sudah beranggapan jika pria itu sudah memutuskan setengah aliran darahnya yang mengalir tubuh janinnya itu. Jadi, sampai kapan pun Aditya tidak punya hubungan apa-apa lagi dengan anak di kandungnya.

Mulai pagi itu juga Nadia sudah mengubah beberapa kebiasaannya yang bisa menguras uang sakunya. Contoh, yang biasanya dia selalu menyisihkan uang untuk jatah berbelanja baju atau hal yang tidak penting lainnya sekarang Nadia memutuskan untuk menabung semuanya.

Kecuali biaya untuk membeli kebutuhan makanannya sehari-hari. Itu pun kalau ada yang tidak penting-penting banget, Nadia lebih memilih untuk tidak membelinya atau dialihkan untuk membeli yang berkaitan dengan kehamilannya.

Selama perjalanan Nadia sibuk memeriksa saldonya. Dia juga harus segera keluar dari apartemen pemberian Aditya tersebut.

“Tabunganku tidak akan cukup membayar deposit jika aku masih ingin tinggal di apartemen. Ini hanya cukup untuk membayar tempat tinggal atau flat murah. Dengan harga murah itu untungnya bisa menalangi sampai setengah tahun.” Nadia mendesah pelan.

Sepertinya selama ini dia memang lumayan boros. Sekarang baru dia menyadari jika sudah memiliki tanggungan ada yang harus dia pertanggung jawabkan, jiwa muda Nadia yang selama ini hilang menjadi mode on ibu-ibu rumah tangga yang penuh dengan perhitungan.

Nadia menggigit bibir bawahnya saat merasakan nyeri di keningnya. Ada banyak sekali masalah yang harus dia selesaikan setelah dia resmi putus dari Aditya.

Bus yang dinaiki Nadia akhirnya berhenti di halte bus yang tidak jauh dari perusahaan di mana dia bekerja. Nadia turun dengan langkah berhati-hati. Rasanya baru kemarin dia mengklaim dirinya wanita yang paling beruntung di dunia ini. Namun kini dia dihempaskan oleh kenyataan hingga ke dasar bumi yang paling dalam.

“Pak Aditya, bukannya itu nona Nadia?”

Rama asisten yang sekaligus kaki tangan Aditya memelankan laju mobilnya saat melihat kekasih bosnya itu sedang berjalan menyebrangi trotoar menuju perusahaan. Aditya menoleh ke arah yang ditunjuk Rama. Dia menyipitkan matanya untuk bisa melihat mantan kekasihnya itu dengan jelas. Dan dia yakini jika wanita itu baru saja turun dari bus.

Rama hendak menepikan mobilnya, namun sebelum sempat dia menepi Aditya buru-buru melarangnya. “Tidak perlu, jalan saja” katanya dengan suara datar.

Rama hanya diam dan menjalankan tugasnya. Dia melirik Aditya melalui kaca spion depan dan melihat bosnya itu memalingkan wajahnya ke arah lain.

“Baik, pak.”

Mobil itu pun melaju kencang. Nadia yang bisa mengenali mobil tersebut hanya bisa membatin dengan perasaan hati perinya. Karena dengan mobil tersebut Nadia sering diantar jemput.

“Kamu sudah benar-benar dibuang, Nadia!"

Sesampai di ruang kerjanya, Nadia langsung menyalakan komputernya. Dia harus bekerja sebaik mungkin agar tidak mendapatkan masalah. Dia sebisa mungkin menghindari masalah yang membuat beban pikirannya yang nantinya berakibat buruk dengan janinnya. Yang dia inginkan sekarang, bagaimana dia bisa bekerja dengan baik agar gajinya berjalan dengan baik. Karena uang yang lebih dia butuhkan sekarang.

Sementara di ruangan yang berbeda, semenjak Aditya memasuki ruang kerjanya dia hanya menatap bingkai foto dirinya bersama Nindi. Foto itu diambil beberapa hari yang lalu saat kedua keluarga mereka bertemu untuk makan malam.

Kedua tangannya bertumpu pada dagu lancipnya. Tatapan tajamnya yang membuat dia seperti model pria papan atas. Membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona dengan parasnya yang rupawan.

Aditya jadi teringat dengan dua tahun yang lalu di mana dirinya saat itu sedang mempersiapkan acara untuk melamar Nindi. Namun wanita itu menghilang begitu saja tanpa meninggalkan pesan apa pun. Hingga beberapa bulan berlalu dia mendapatkan informasi jika Nindi tiba-tiba sakit.

Dia mengusap wajahnya dengan kasar mencoba menyakinkan dirinya yang tiba-tiba merasa bimbang dengan keputusannya. Tapi dia berusaha meyakinkan dirinya bahwa dia hanya menginginkan Nindi.

“Aku tidak mempermainkan Nadia. Tapi aku hanya sangat mencintai Nindi” gumamnya berulang kali meyakinkan dirinya sendiri.

Pintu ruang kerjanya diketuk seseorang dari luar. Aditya langsung membenarkan posisi duduknya dan menyalakan laptopnya sebelum dia mempersilahkan orang di luar sana masuk.

Pintu ruangannya terbuka. Aditya bisa melihat dengan ekor matanya jika Nadia sedang membawa tumpukan berkas di tangannya dan bersusah payah menutup kembali pintu tersebut. Bayang-bayangan masa lalu di mana dia punya kebiasaan akan langsung menarik lengan wanita itu dan mencumbuinya berulang kali kembali terlintas di benaknya.

Namun sekarang, bukankah dia lebih jauh bahagia setelah wanita yang katanya sangat dia cintai kembali ke pelukannya?

Aditya mencoba untuk fokus pada layar laptopnya. Sebisa mungkin dia berusaha untuk tidak menatap Nadia. Karena dengan hanya menatapnya saja perasaannya mendadak tak karu-karuan.

Itu hal yang wajah. Mereka sudah cukup lama memiliki hubungan dan sangat intim pula. Sikap cueknya yang dia tampilkan sekarang, itulah yang Aditya coba tanamkan di dalam pikirannya.

“Ini berkas laporan mingguan yang anda minta pak Aditya.” Nadia meletakan tumpukan map file tersebut ke atas meja kerja Aditya.

Mendengar suara lembut Nadia, Aditya tidak bisa menahan diri untuk menatap wanita itu. Wajah cantik itu tidak berubah sedikit pun. Malah semakin cantik, namun terlihat pucat.

“Apa kamu sakit?” tanya Aditya dengan suara seraknya. Dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menarik tangan Nadia. Namun di sisi lain dari dirinya belum bisa sepenuhnya tidak peduli pada wanita yang dia pernah cintai tersebut.

“Saya baik-baik saja, pak” jawab Nadia setenang mungkin.

Bohong kalau Nadia tidak tersentuh dengan perhatian yang masih Aditya tunjukkan. Semuanya masih seperti mimpi sehingga Nadia harus menahan dirinya untuk tidak terlena. Kini mereka bukanlah pasangan lagi. Aditya akan segera menikahi Nindi dan Nadia akan terbuang bersama penyesalannya.

“Oh, ya sudah. Kamu boleh keluar.”

Nadia membungkuk tanda salam keluar dan bergegas keluar dari dalam ruangan itu sebelum air matanya luruh.

Berada di dalam satu ruangan bersama Aditya akan membuatnya merasa semakin jijik pada dirinya sendiri. Setiap jengkal dalam ruangan itu mengingatkannya bagaimana murahannya seorang Nadia. Seorang sekretaris yang bermimpi ketinggian menjadi seorang Nyonya Mahendra.

“Kamu harus bertahan Nadia! Demi janin yang ada di dalam rahimmu” batinnya merapal kan kata-kata itu seolah-olah menjadi mantra penyembuh luka hatinya.

Setetes kristal bening jatuh dari pelupuk matanya dengan cepat disapu menggunakan punggung tangannya. Sebelum Nadia membuka pintu di depannya, pintu tersebut sudah terbuka lebih dulu.

“Aditya ada?”

Nindi tersenyum manis. Dia sangat cantik dan memesona dengan gaun branded dan riasan mahal. Seketika Nadia merasa rendah diri.

“A-ada di dalam” jawab Nadia terbata sambil menunduk. Tidak berani menatap Nindi terlalu lama.

“Kenapa tidak mengabari ku kalau kamu datang ke sini? Aku kan bisa menjemputmu, sayang.” Suara bariton Aditya mengalun lembut di telinga Nadia. Tubuhnya bergetar, hatinya perih. Amat sangat perih mendengar kata-kata mesra yang keluar dari mulut Aditya ditujukan kepada Nindi.

“Aku sangat merindukanmu, sayang.” Nindi langsung memeluk Aditya. Dia mengalungkan lengannya di leher pria itu dan tanpa tahu malu dia menc*um bibirnya.

1
Rossmawar
lanjut
Cahaya
bukannya paragraf sebelumnya sudah mengeluarkan semua kartu Thor?
Cahaya
lah bukannya dia suruh bunuh anaknya yang belum lahir jika hamil.
bahkan sebelum tau hamil Thor?
Cahaya
bukannya mau empat tahun Thor?
Queeny Geulitz Syahputri
up
Lee Mba Young
kasian nadia, dulu di buang sekarang ngotot mau di pungut lagi tanpa mikirin perasaan nadia yg hamil dan berjuang sendiri. bgitulah laki laki gk mikir mau menang sendiri.
semoga nadia dpt jodoh yg baik gk kayak aditya itu. buang dan pungut orang seenaknya.
Rizal Zal
Kecewa
Rizal Zal
Buruk
Jannah Mumtaz
Luar biasa
Rossmawar
lanjut dong
Noona Han
Peran bapaknya aditya gak ada apa, sampai istrinya keg lepas kendali gak ada yg mantau, udah kya binatang liar yg dilepas dari kandang, gak sadar²😂🙏
Hesti Bonitinho
alur ceritanya sama bngt SMA novel sebelah..
Ifan Richaniyah
q kok sedih y liat aditya , emak ny aditya egois bgt , pen tak hiiiiiiihhhh
RATNA
maaf Thor masih menyimak alur cerita nya,🙏🙏🙏
RATNA
Lumayan
RATNA
Kecewa
Rohmi Yatun
iihh dikit amat.. double up dong Thor 🙏👍
Endah Nigel Moms Nigel
kenapa di waktu seru" nya malah kepotong muluu thour🥺🙏
Widi Widurai
halah mbelgedhes. ga kangen nindii?? kan jg pernah sempet tinggal bareng
Rossmawar
lanjut dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!