Langit yang terlihat cerah berwarna biru di sertai oleh suara ketukan roda kayu yang terus berderak. Seorang anak laki laki sedang berbaring dengan santai di gerobak kereta kuda diatas muatan sambil memandang langit.
Dari langit biru menjadi langit kelabu, perubahan apa yang akan mengguncang dunia yang terbelakang ini.
Perubahan apa saja yang dilakukan Arthur dalam usahanya untuk membuat dunia ini menjadi dunia yang makmur bagi semua orang.
Mulai dari :
- Sosial & Budaya
- Ekonomi Industri
- Pertanian & Peternakan
- Teknologi perang & Industri Sipil
- Pendidikan dan lain sebagainya.
Tentunya, setiap perubahan pasti akan diwarnai dengan nyala api perang dan butuh sebuah pengorbanan.
Nantikan kisah Arthur yang akan merubah wajah dunia ini menjadi asap hitam yang membumbung ke langit.
Catatan Author : Semoga cerita ini dapat menambah wawasan bagi pembaca dan adik adik sekalian yang masih sekolah apabila ada kesamaan tokoh dan tempat mohon di maafkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NoComent, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 35 : Singgah di Kota Trivia
Kota West Mercy saat ini dalam tahap perbaikan, akibat gejolak perang yang terjadi sebulan yang lalu. Suasana nya saat ini tidak seramai dulu, dikarenakan banyak pengungsi yang belum kembali ke kota West Mercy.
Arthur dan William hanya singgah sebentar di kota West Mercy, istirahat sebentar sambil mengisi perut terlebih dahulu.
"Will, ayo segera kita lanjutkan perjalanan!" Kata Arthur.
Will hanya mengangguk, biasanya William akan memanggil nama Arthur dengan sebutan namanya jika tidak ada orang lain. Sedangkan di depan umum, William akan memanggil Arthur dengan sebutan Tuan Muda.
Selama perjalanan, mereka berdua melewati beberapa desa kecil dan hutan yang rindang. Terkadang mereka akan berhenti, untuk mengisi perut dan beristirahat sejenak, kegiatan tersebut berulang selama beberapa hari.
*
*
Setelah 4 hari menyusuri sungai dan hutan, Arthur dan William akhirnya melihat sebuah kota, yaitu kota Trivia.
Kota Trivia terkenal dengan seni kuliner nya di seluruh Federasi. Beberapa makanan khas nya cukup terkenal enak, seperti Barbeque panggang nya, sosis HAM besar dan Roti Canai kering nya. Jangan lupakan juga minuman kerasnya, yang terbuat dari sari berbagai biji-bijian di campur buah beri dan dicampur juga sari gandum.
Beberapa Bar dan penginapan banyak berdiri di kota ini, di sini juga terdapat cabang guild Mercenary. Mereka mengerjakan berbagai misi dan menukar hadiah sesuai imbalan.
Arthur dan William memutuskan untuk istirahat di kota ini selama satu malam, sebelum melanjutkan perjalanan.
Arthur dan William juga menyempatkan untuk berjalan-jalan di distrik yang terkenal di kota Trivia.
Beberapa toko makanan dan kedai minuman berdiri, apalagi pedagang di pinggir jalan sangat ramai.
Barbeque panggang!
Daging Domba guling!
Manisan! Manisan!
Sup Beruang!
"Ramai sekali di sini, Tuan Muda?" Kata William sambil menengok ke kanan dan ke kiri jalan.
Arthur hanya mengagungkan kepala! Sambil berjalan santai sebelum mereka melihat kedai minuman yang terlihat unik.
"Will, sepertinya kedai minuman ini terlihat unik. Coba kita masuk?"
"Ayo! Sepertinya minuman disini terlihat ikonik karena ramai pengunjung?"
Mereka berdua memasuki kedai yang saat ini terlihat ramai, berbagai obrolan yang menarik juga di perbincangkan. Pastinya obrolan tersebut mengenai perkembangan perang yang terjadi di perbatasan.
"Apa kamu sudah dengar, pasukan kerajaan Iron Eagle mengalami berbagai kekalahan di Medan Perang?" Kata seorang yang terlihat kekar dan berjenggot sambil minum wine nya.
"Iya aku juga sudah dengar, saya kira perang dari kedua negara akan segera berakhir. Kerajaan Iron Eagle pasti tidak akan bisa menanggung semua beban kekalahan demi kekalahan!" Jawab temannya, yang berbadan sedikit kurus dan mempunyai bekas luka pedang di wajahnya.
"Berita terbaru dari garis depan! Bahkan ada beberapa bangsawan besar yang di tangkap oleh sang jendral. Mereka juga menangkap 10.000 pasukan sebagai budak sementara."
Kata seseorang yang memakai kacamata dengan pedang ramping di pinggangnya.
Arthur mendengar pembicaraan mereka hanya sedikit tersenyum dan mendekati konter kedai.
"Kami Pesan dua porsi makanan dan minuman!" Kata Arthur, kemudian mencari meja yang kosong.
Kebetulan ada pelanggan yang baru saja selesai makan dan pergi meninggalkan meja yang kini menjadi kosong.
"Will, kita duduk disitu!"
"Baik, di situ juga bagus."
Mereka duduk di meja kosong tadi, yang lokasinya di pojokan kedai.
Beberapa menit kemudian, makanan dan minuman yang mereka pesan sudah siap.
Tanpa berlama-lama mereka berdua menyantap makanan yang sudah tersaji, sambil menikmati suasana kedai yang ramai dengan berbagai jenis orang.
Selain mengobrol dengan berbagai hal menarik yang mereka bicarakan, sesekali juga ada perbincangan yang lucu. Kadang juga akan terjadi taruhan beberapa koin perak untuk sebuah kontes, Mereka mengadakan kontes adu panco dan siapa yang menang akan mendapatkan imbalan beberapa koin perak.
Tak terasa waktu sudah hampir menjelang malam hari, Arthur dan William memutuskan untuk segera pergi dari kedai tersebut, tak lupa membayar makanan sebesar 4 koin perak.
ga nyambung sama judulnya..
bisa perang tp, jgan terlalu lama..
soalnya ini industri bukan perang judulnya..🤔🤔🤔