Racun Kesesatan

"Kita berangkat sekarang!" Kata Raphael yang ternyata sudah berada di halaman rumahnya dan bersiap untuk mengantar Genya ke bar miliknya.

Para pria berjas hitam bertato ada sekitar 5 orang ikut mengawal Raphael. Satu di antara mereka membukakan pintu untuk Raphael dengan penuh hormat.

Genya masih belum tau siapa sebenarnya sosok pria yang bernama Raphael Gin ini. Dia begitu dihormati dan disegani, tapi Genya tidak pernah mengetahuinya melalui media massa ataupun televisi.

"Apa yang kau tunggu? Masuklah!" Kata Raphael menyuruh Genya masuk ke mobil yang dia naiki.

Dengan gugup Genya membuka pintu mobilnya, kemudian masuk dan duduk di samping Raphael.

Genya tidak berani menoleh ke arah Raphael sedikitpun. Dia hanya menunduk dan kadang melihat ke luar jendela mobil untuk menikmati suasana kota di malam hari.

"Apa kau gugup?" Tanya Raphael membuyarkan suasana yang menegangkan.

"Te-tentu saja saya sangat gugup. Ini kali pertama saya bekerja pada malam hari" Sahut Genya

"Nanti kau akan terbiasa jika sudah sering menjalaninya. Aku hanya memberitahu, kalau hanya hari ini aku mengantarmu. Sisanya kau akan jarang melihatku, jika kau mempertimbangkan tawaran yang ku berikan kemarin, maka kita akan sering bertemu." Kata Raphael yang membuat Genya berfikir.

"Tawaran yang mana ya?" Tanya Genya polos.

"Hei bocah! Panggil dia Tuan!" Bentak si sopir botak yang terlihat galak.

"Hahaha tidak apa Jo." Kata Raphael santai, dia tidak begitu menghiraukan panggilan yang di ucapkan oleh Genya.

Karena menurutnya Genya itu imut dan cantik, jadi jika kalian memiliki wajah yang cantik, maka kalian akan aman.

Raphael memerengkan kepalanya dan melihat wajah cantik Genya dengan seksama.

"Kau benar-benar lupa dengan tawaranku kemarin?" Tanya Raphael kecewa.

"Tentang... Menjual tubuh?" Tanya Genya gugup, jantungnya berdetak kencang, keringat dingin mulai bercucuran di keningnya.

"Ya! Ternyata kau masih mengingatnya. Jadi bagaimana? Aku akan membayarmu 10 juta setiap sekali pertemuan. Untuk bisa mencapai target 1 triliun, kau hanya perlu melakukannya sebanyak 100.000 kali" Kata Raphael terkekeh menertawakan Genya yang ketakutan.

"Tidak! Separah apapun kondisinya, sebisa mungkin aku tidak akan melakukan itu Tuan. Jangan paksa aku" Kata Genya dengan berani menatap tajam ke arah Raphael yang sedang tersenyum kepadanya.

"Baiklah-baiklah sayang, jika kau menginginkannya datanglah padaku" Kata Raphael sambil terus melihat wajah cantik Genya.

Setelah itu, suasana kembali dingin dan sunyi. Si supir botak juga terdiam dan hanya fokus menyetir hingga mereka mencapai tujuan.

......................

Sesampainya di sebuah bangunan besar lebar bertingkat 2, mewah dan besar sekali. Lagi-lagi Genya terkesima begitu melihat bangunan besar itu, dia tidak pernah tau kalau ada bar sebesar itu di kota ini.

"Turun." Kata Raphael menyuruh Genya turun dari mobilnya.

Mobil yang dibawa oleh Dendi dan mobil pengawal di belakang sudah pada datang. Tapi Raphael tidak turun dan malah menyuruh Genya turun duluan. Genya kebingungan.

"Anda tidak turun?" Tanya Genya balik.

"Jangan biarkan Tuan mengulangi kata-kata nya" bentak si botak yang membuat Genya terkejut.

Begitu Genya turun, dia langsung di hampiri oleh Dendi.

"Mari masuk" kata Dendi

Genya mengikuti Dendi yang berjalan di depannya. Saat hendak memasuki bar, dua penjaga menghentikan mereka berdua.

Dendi memperlihatkan sebuah kartu hitam dari dalam saku bajunya. Kedua penjaga yang awalnya garang, berubah menjadi ramah dan mempersilahkan Genya dan Dendi memasuki bar privat itu.

Begitu memasuki nya, Genya melihat banyak orang kaya yang menjadi pengunjung bar itu. Bar elit yang hanya bisa di hadiri oleh orang-orang kaya dari berbagai daerah dan negara.

"Wahh lihatlah gadis imut itu! Cantik banget ga sih? Dia karyawan baru atau pelanggan ya?" Tanya salah satu pria kepada temannya yang merupakan pelanggan disana.

"Dilihat dari penampilan berpakaiannya, seperti nya dia pekerja. Dia datang bersama seorang pengawal bukan?" Sahut temannya.

"Ahh dia cantik sekali, baru kali ini aku melihat perempuan yang langsung membuatku terpikat seperti ini" Kata pria yang rambutnya di cat abu-abu itu.

Dia melirik jam tangan mahal di pergelangan tangannya, dia tersenyum begitu melihat kalau dia masih memiliki banyak waktu.

"Kau mau pergi kemana?" Tanya temannya.

"Mendekati mangsa dong" jawab pria itu mengedipkan sebelah matanya.

Laki-laki yang bersamanya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat tingkah laku temannya itu.

"Sudah punya tunangan masih saja kelayapan mencari gadis lain" gumamnya.

"Laki-laki tampan mah bebas, apa kau sendirian? Boleh ku temani?" Tanya seorang wanita cantik yang tiba-tiba mendatangi pria yang di tinggalkan oleh temannya itu.

Sambil menyodorkan gelas berisi minuman beralkohol, mereka berdua bersulang dan akhirnya mabok bareng.

Beberapa saat setelah laki-laki berambut abu pergi meninggalkan temannya, dan berniat untuk mendekati Genya.

Raphael datang dengan 5 orang pengawalnya, yang membuat semua pengunjung heboh. Dia langsung berjalan menuju sebuah ruangan khusus di belakang ruang minuman.

Salah satu pelayan yang melihat kedatangan Raphael datang ke tempat itu, segera mencari Yurika yang merupakan penanggung jawab bar itu.

Seorang wanita cantik berumur 26 tahun itu bergegas keluar dari suatu ruangan tersembunyi di dalam sebuah kamar.

Dress seksi transparan yang dia kenakan itu beterbangan yang membuat lekuk tubuh Yurika kelihatan dari luar. Terlihat sebuah tato angka Romawi (VI) di paha kanannya yang tertutup kain dress transparan.

Dia berjalan dengan setengah berlari menggunakan high heels, melihat kakinya yang panjang dan langsing itu saja sudah membuat banyak laki-laki jatuh cinta.

Lipstik merah di bibirnya membuat senyumnya makin kelihatan begitu manis. Rambutnya yang panjang bergelombang bergoyang-goyang begitu dia berjalan mendekati Raphael.

"Gin, kau datang?" Sapa Yurika kepada Raphael

Sapaan akrab itu membuat banyak orang merasa iri dengan kedekatan mereka berdua.

Raphael yang tadinya terduduk santai di sofa ruangan itu, kini langsung berdiri begitu melihat Yurika datang menghampiri nya.

"Aku tidak akan berlama-lama, aku titip anak ini disini. Jaga dia baik-baik" Raphael menunjuk ke arah Genya dengan gerakan matanya.

Yurika langsung melirik ke arah Genya yang daritadi hanya diam mematung di antara segerombolan orang besar.

"Wah kau kemari hanya untuk menitipkan anak ini? Bermainlah sebentar denganku" Kata Yurika merayu Raphael dengan tubuhnya.

Dia mendorong tubuh Raphael hingga kembali terduduk di atas sofa. Yurika menarik dasinya Raphael dan kemudian duduk di pangkuannya Raphael dengan genit dan manja.

"Berhentilah! Aku sedang sibuk sekarang" Kata Raphael seraya mengangkat tubuh ringan Yurika dan membuatnya duduk di sampingnya.

Raphael berdiri lagi dan kemudian membenahi dasinya yang berantakan akibat di tarik oleh Yurika.

"Kau baru kali ini datang kemari, dan alasannya hanya untuk mengantar bocah yang satu ini? Kapan kau akan meluangkan waktumu untukku?" Tanya Yurika cemberut.

"Tentu saja saat aku menginginkan nya" Sahut Raphael yang kemudian berjalan keluar dari ruangan itu.

Belum sampai kakinya Raphael di depan pintu, seseorang mendobrak pintu ruangan itu dengan keras.

BRAK!