NovelToon NovelToon
Xuan Ji (Season Dua)

Xuan Ji (Season Dua)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / spiritual / dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:207.1k
Nilai: 5
Nama Author: Bang Regar

Kaisar Iblis yang dikira telah tewas sepuluh tahun yang lalu ternyata masih hidup. Dia ternyata memiliki tubuh lain yang merupakan Ketua Aliansi Beladiri.

Semua orang terlena dengan kedamaian semu yang sengaja diciptakan oleh Ketua Aliansi Beladiri. Padahal dari balik bayang-bayang ia memperhatikan murid termuda Xuan Ji yang memiliki fisik Naga Surgawi Legendaris.

Xue Yao adalah bahan terakhir untuk menyempurnakan Seni Darah Iblisnya.

Dapatkah Kaisar Iblis menyempurnakan Seni Darah Iblisnya itu? Sementara ada Xuan Ji yang menjadi guru dan sosok yang dianggap Kakek oleh Xue Yao, apalagi Xuan Ji sudah pernah membunuh Kaisar Iblis. Bisakah Xuan Ji mengalahkan Kaisar Iblis untuk kedua kalinya?

Yuk, langsung dibaca dan jangan lupa baca dulu season satunya dengan judul yang sama: Xuan Ji.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Xuan Ji Season Dua: Kompetisi Beladiri XXIV

“Terimakasih atas pujiannya, Tetua Mo,” sahut Xuan Ji sembari melirik ke arah Yin Ji.

Dia bingung apa yang harus dikatakan pada sahabatnya itu. Kalau ia mengatakan bahwa ia sangat merindukannya, takutnya salah satu penonton di sini adalah suami Yin Ji. Itu akan membuat dirinya menambah musuh saja, apalagi kalau suami Yin Ji berasal dari Klan besar, mungkin akan terjadi perang antar Klan.

Bai Mo merasa Xuan Ji dan Yin Ji memiliki hubungan khusus, ia pun segera mengikuti Ketua Aliansi Beladiri kembali ke tempat duduknya. Dia tidak mau mencampuri urusan pribadi keduanya.

Duan Li masih menatap Xuan Ji dengan kening berkerut. Dia tidak menyangka Pria tua yang menjadi guru beladiri Zi Rouyan itu sebenarnya adalah rekan seperguruannya di Sekte Taixu.

Sepuluh tahun yang lalu semua murid Ranah Kaisar Surgawi mendapatkan misi rahasia berbeda-beda, tetapi sebagian besar masuk ke tim ekspedisi penaklukan Kaisar Iblis.

Dirinya saat itu cukup beruntung, karena tidak dimasukkan ke tim ekspedisi penaklukan Kaisar Iblis itu.

“Apa kita akan tetap melaksanakan misi rahasia itu?” Pria yang duduk di belakang Duan Li mengirim suara telepati.

“Karena persiapan sudah sampai sejauh ini, maka kita akan tetap melaksanakannya. Aku akan turun tangan langsung menghadapi Xuan Ji,” sahutnya.

Kalau Xuan Ji berhasil selamat dari ekspedisi penaklukan Kaisar Iblis, maka Kaisar Surgawi level biasa-biasa saja tidak cukup untuk mengalahkannya. Hanya Kultivator sekuat dirinya yang bisa menghadapi Xuan Ji walaupun hasil akhirnya tidak akan diketahui.

Namun, misi rahasia Klan Duan itu hanya untuk melenyapkan Zi Rouyan. Jika ia tidak dapat mengalahkan Xuan Ji, maka yang lain akan membantunya setelah mereka menghabisi Zi Rouyan.

“Baiklah, Tetua Li,” kata Pria itu tidak mengatakan apa-apa lagi. Namun, bila misi itu dibatalkan, maka ia akan keluar dari arena latih tanding markas Aliansi Beladiri untuk memberitahu tim yang berada di luar kota Tianfeng bahwa misi dibatalkan, sehingga mereka tidak perlu menunggu di sana.

...***...

“Kakek Ji, kamu tampan sekali hehehe ....” Xue Yao langsung melompat ke pelukan Xuan Ji saat ia hendak mengatakan sesuatu pada Yin Ji.

“Bagaimana kamu bisa memiliki cucu? Padahal baru sepuluh tahun kita tidak saling bertemu,” kata Yin Ji akhirnya berbicara lebih dulu.

“Karena dulu penampilanku Pria tua, makanya Yao‘er selalu memanggilku Kakeknya,” sahut Xuan Ji memaksakan diri untuk tersenyum dan tidak memberitahu kalau kutukan Kaisar Iblislah yang membuatnya menjadi tua.

Sudut bibir Yin Ji yang selalu berwajah datar selama sepuluh tahun terakhir itu tiba-tiba memancarkan senyuman tipis. Murid-muridnya sampai tercengang dan tidak menyangka Yin Ji akan tersenyum saat berbicara dengan Pria tampan yang terlihat seusia dengan Yin Ji tersebut.

“Kamu memiliki murid-murid yang berbakat.” Yin Ji memuji Xuan Ji.

“Kamu juga,” sahut Xuan Ji.

Keduanya kemudian terdiam dan tidak tahu harus mengatakan apa? Padahal sebenarnya keduanya penasaran apakah lawan bicaranya itu sudah memiliki kekasih.

“Kami harap para penonton untuk segera menuju tempat duduk masing-masing!” seru Wasit yang akan memimpin pertandingan babak enam belas besar tersebut.

“Hmm, bagaimana kalau kita minum teh bersama saat malam nanti? Hitung-hitung sebagai pertemuan teman lama yang baru pulang dari jurang maut di kutub utara ha-ha-ha ....” Xuan Ji tertawa canggung.

Yin Ji menganggukkan kepala, lalu berjalan lebih dulu menuju tempat duduknya diikuti oleh murid-muridnya.

“Eh?” Xue Yao berpikir sejenak dan berkata, “Apakah itu adalah nenek?” Dia kembali teringat dengan lukisan di dinding Paviliun Qianyun.

Xuan Ji hanya tersenyum saja dan berpikir dalam benaknya akan segera menghapus lukisan itu agar Xue Yao tidak mengatakan Yin Ji adalah neneknya.

Dia dan murid-muridnya segera berjalan menuju tempat duduk di tribun barat.

Setelah semua penonton duduk dan pintu masuk ke arena latih tanding markas Aliansi Beladiri ditutup, Wasit segera menyuruh enam belas peserta maju ke panggung untuk mengambil nomor undian.

Ada enam belas bola kecil bertuliskan angka satu hingga delapan. Bagi siapa yang memiliki nomor yang sama, maka itu adalah lawan tanding mereka.

Yan Chung mendapatkan nomor delapan, sementara Wu Zhanhui mendapatkan nomor empat, dan Wan Yunsheng mendapatkan nomor dua.

Yin Jiuyi mendapatkan nomor undian pertama dan akan bertanding lebih dulu melawan murid Sekte Hongmeng yang juga mendapat nomor undian satu.

“Hmm, kenapa semua murid yang berasal dari Klan-ku begitu sial hari ini,” gumam Duan Li yang sudah mengetahui betapa berbakatnya Yin Jiuyi.

Dia merasa dua anggota Klan Duan yang bertanding di babak enam belas ini akan gugur semua, karena tidak ada satupun dari mereka yang bertemu murid Sekte Pedang Abadi.

...***...

Xuan Ji tidak bisa fokus menonton pertandingan Yin Jiuyi melawan murid Sekte Hongmeng tersebut, karena semua murid-muridnya menatapnya dengan mata berbinar-binar.

Bahkan Xiao Yue, sebagai murid tertua yang biasanya selalu bersikap dingin dan tidak banyak bicara ikut-ikutan menatap Xuan Ji dengan tatapan mata berbinar-binar.

“Apa yang salah dengan kalian?” keluh Xuan Ji.

“Master Ji, kamu tampan sekali!” sahut Xiao Yue.

“Betul Tetua Ji,” sahut Mu Xian.

“Apakah aku bisa menjadi istri Ketiga, Tetua Ji?” kata Mu Qingqing dengan ekspresi wajah malu-malu.

“Hah? Yang kedua dan pertama siapa?” sahut Yan Chung penasaran.

“Tentu Tetua Sekte Taixu itu!” Mu Qingqing berbisik. “Yang kedua adalah senior Yue he-he-he ....” Dia tertawa malu-malu.

“Hmm, kalau begitu aku yang keempat saja,” sahut Zi Rouyan dengan ekspresi wajah polos dan menoleh ke arah Bing Yun. “Senior Yun Kelima dan senior Meng Keenam,” katanya lagi.

“Hah, kalau begitu apa aku yang ketujuh?” Yan Chung menunjuk dirinya sendiri, karena ia duduk di sebelah Meng Meng.

“Kau itu laki-laki, kampret!” Yan Xu mencibir si gendut itu.

Yan Chung tertawa terkekeh-kekeh dan berkata, “Aku hanya bercanda saja karena mereka semua ingin menjadi istri Tetua Ji.”

“Hmm, apa aku akan memanggil Tetua Ji saudara ipar mulai sekarang?” canda Mu Xian, karena adik kandungnya Mu Qingqing ingin menikahi guru mereka.

Xuan Ji mengerutkan keningnya, mengapa murid-muridnya malah berbicara mengenai pernikahan pada bujang lapuk seperti dirinya. Itu terdengar menyayat hati, karena usianya tahun ini sudah empat puluhan tahun. Bahkan adik kecilnya tak mau bangun, makanya selama sepuluh tahun ini ia tidak mencari pasangan hidup, untungnya sekarang sudah sembuh.

“Walaupun aku ingin menikah, tidak etis rasanya menikahi murid-murid sendiri yang sudah kuanggap sebagai anakku sendiri.” Xuan Ji berpikir dalam hatinya sembari menatap Xiao Yue yang sedang tertawa.

Murid tertuanya itu sudah berusia 26 tahun dan itu adalah usia yang bagus untuk menikah. Xiao Yue juga sangat cantik, tetapi sayangnya ia jarang berkomunikasi dengan Pemuda yang seusia dengannya.

“Apa aku melamar Tetua Tang Ruo saja?” Xuan Ji tiba-tiba teringat dengan Tetua dari Paviliun Qianyan atau dulu Puncak Qianyan tersebut sebelum Sekte Pedang Abadi pindah ke gunung Hua.

“A-aku nomor berapa?” Xue Yao yang terdiam cukup lama itu akhirnya berbicara.

Dia sebenarnya tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh kakak-kakak seperguruannya, tetapi perbincangan kakak-kakaknya sepertinya sangat menyenangkan, makanya ia ingin menawarkan diri juga.

“Sudah, jangan berbicara tentang itu lagi. Nanti kalian membawa kebiasaan buruk pada Yao‘er!” seru Xuan Ji menjewer telinga Yan Chung, karena si gendut itu duduk di bangku depannya.

“Ma-maaf Tetua Ji!” Yan Chung berteriak kesakitan. “Ah, selalu saja aku yang menjadi tumbal,” keluhnya memegangi daun telinganya.

1
Efendi Siantar
fang han mencari fang han..., kok bisa?
Luthfi Afifzaidan
lanjut
Luthfi Afifzaidan
lanjutkan
Luthfi Afifzaidan
up lanjutkan
Luthfi Afifzaidan
lanjutkan
Luthfi Afifzaidan
lgi
Luthfi Afifzaidan
up lg
Luthfi Afifzaidan
up
saniscara patriawuha.
sejak tadi om fang yuan......
Sarmono 99
UP 10
Fatimatuzzahra Fatimah
babang tamvan kesayangan ane, crazy up dooonngg 😁😁💪💪
HOPE
yokk lanjutt up up lagiii thorr, semangattt trs!!👍👍
Ferry Zhou
lanjut ngab
Luthfi Afifzaidan
lg
Roni Yakub
terimakasih sudah up boskuhhh ditunggu kelanjutannya sehat selalu ya boskuhhh tetap semangat
Derajat
Xiao Shi... apa masih ada hub dg Xiao Yao
Aristo Robaka
perhatikan kata2mu tor nama orng orng penempatannya dimna aja
Luthfi Afifzaidan
up
Phoenix
Thanks Up nya Bang... Lanjuuutttt
Phoenix
jangan dengkul kopong, jalan merangkak... itu nanggung Fang Han.. Lanjut trs smpe subuh smpe yg keluar bkn lg 'susu ultra' tp Nyawa../Facepalm//Joyful//Joyful//Joyful//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!