"menikah lah dengan putra ku, Kayla!", tuan Arya memohon kepada Kayla yang seorang anak pembantu sekaligus perawatnya. Kayla yang dari kecil diajarkan patuh oleh ibunya pun tidak bisa mengatakan tidak, apalagi Kayla yg sudah lama memperhatikan putra tuannya tentu saja ia senang. akan kah pernikahan Kayla dan putra majikan nya bahagia?
Buat yang suka romantis mending baca ini, konfliknya ringan
Mengobati depresi
Didalam kamar mandi, Reino segera menyalakan shower dan membasahi semua tubuh nya tanpa melepas pakaian yang ia kenakan. Karena saat depresi nya kambuh, tubuh dan pikiran nya terasa panas seperti terbakar api hingga yang harus ia lakukan adalah mendinginkan nya.
Reino mematikan shower nya lalu merogoh obat dalam saku celananya. Obat anti depresan yang berada di dalam tabung kecil yang selalu ia bawa kemana mana, kemudian Reino menelan nya. Setelah merasa cukup tenang, Reino melepas semua pakaiannya dan mandi.
"Sial.. karena buru buru aku lupa bawa baju ganti!", gumam Reino. Hanya ada sebuah handuk yang menggantung didinding, iapun segera melilitkan handuk itu di tubuhnya, dan hanya menutupi daerah pusar hingga lutut nya.
Reino membuka pintu kamar mandi, mengeluarkan kepala nya sambil menoleh ke kanan kiri berharap ada bik Ina tapi ternyata tidak ada siapapun.
"Kemana semua orang? kenapa sepi sekali", ucap Reino. "Dari pada terlalu lama menunggu, lebih baik begini saja", ucap Reino sambil berlalu menuju kamar nya di lantai atas.
Ceklek... saat Reino membuka pintu kamar, tampak Kayla sedang memasukkan bedcover serta gorden yang telah diganti kedalam keranjang. Kayla mengangkat keranjang itu dan hendak berjalan keluar. Karena keranjang nya yg penuh, membuat ia kesulitan melihat jalan hingga keranjang itu menabrak tubuh Reino dan tanpa sengaja keranjang nya terjatuh. Bukan nya mengambil keranjang justru Kayla malah bengong sambil menelan ludah nya melihat tubuh kekar Reino yang hanya terlilit handuk kecil serta rambutnya yang masih basah mengeluarkan aroma wangi shampo.
"Apa yang kau lakukan!! cepat ambil dan keluar sekarang!!", bentak Reino.
"Ah iya tuan, maaf.. maaf.. saya tidak fokus. kalau begitu permisi!", ucap Kayla sambil membawa keranjang nya dan berjalan keluar. Haduuuh kenapa sih aku selalu deg degan kalau bertemu tuan Reino, sangat berbahaya ini untuk pikiran ku yang bisa kemana mana... lalu tadi, bisa bisanya tuan Reino hanya memakai handuk muncul di depan mata ku. Ah tidak, mata dan pikiran ku ternodai...Ya Tuhan keindahan macam apa yang kau berikan.. ini terlalu berlebihan Tuhan. Gumam Kayla dalam hatinya sambil senyum senyum sendiri.
Malam hari, hujan tak kunjung reda. Reino membalut seluruh tubuhnya dengan selimut lalu menyibukkan diri dengan ponsel nya. Suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar nya. tok..tok.. tok "tuan muda waktu nya makan malam, tuan Arya sudah menunggu di ruang makan", ucap Bu Ina dengan suara agak keras agar Reino mendengar nya. "iya bik, bentar lagi", jawab Reino.
Diruang makan, tuan Arya telah menunggu Reino sambil ngobrol dengan Kayla. Kayla menceritakan tentang Reino yang kedua tangannya terluka hingga berdarah. "Baik lah nanti akan kutanyakan pada Reino kenapa bisa sampai seperti itu", ucap tuan Arya setelah mendengar cerita dari Kayla. "Kalau begitu saya permisi ke dapur dulu tuan, sebentar lagi pasti tuan Reino segera datang", ucap Kayla. "Ya, pergi lah temani ibu mu makan juga ", kata tuan Arya.
Selang beberapa menit kemudian Reino datang memakai kaos putih polos dengan bawahan celana jeans pendek. kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celana kanan dan kiri. Tuan Arya menatap wajah Reino yang tampak muram, "Ayah sudah menunggu dari tadi, apa ada masalah nak?", tanya sang ayah. "Tidak ayah, aku baik baik saja. Ayo makan, jangan terlalu khawatir karena aku bukan anak kecil lagi ayah!", jawab Reino.