Kisah Nyata : Adakalanya cinta itu memang harus dilepas, bukan karena jika bersama akan saling menyakiti, Namun...jika terus bersama, akan ada banyak hati yg tersakiti.
Diangkat dari kisah nyata, Adeeva seorang guru honorer yang di buat jatuh cinta oleh Adrian, seorang pria berprofesi sebagai polisi. Kegigihan Adrian membuat Adeeva luluh dan menerimanya.
Namun masalah demi masalah pun mulai bermunculan. Membuat Adeeva ingin menyerah dan berhenti. Bagaimana cara mereka menyelesaikan permasalahan yang ada? Akankah mereka bisa bersatu atau justru harus saling merelakan?
Temukan jawabannya di novel ini. Yang akan membuatmu masuk ke dalam kisah percintaan yang mengharukan.
Note : Demi menjaga privasi tokoh sebenarnya, semua nama dan lokasi kejadian sudah di rahasiakan.
follow saya di
Ig : lv.edelweiss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LV Edelweiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenyataan Pahit
Cuaca mendung masih menyelimuti langit. Rintik hujan sisa kemarin malam pun masih menggenang. Dedaunan yang jatuh di tiup angin berserakan di jalan. musim penghujan seperti saat ini biasanya warung ayah ramai pembeli. Aku mengambil sapu hendak membersihkan perkarangan warung. Takut nanti ada yang terpeleset karena genangan air.
Tiba-tiba aku dipanggil seseorang dari belakang, Aku pun menolehkan wajahku ke arah asal suara itu.
"Apa kabar adeeva.. " Sapanya.
"Melani??? " Tanyaku.
"Iya... uda lupa sama aku? " Tanyanya dengan ekspresi sinis.
"Eh maaf, nggak kok. Mampir dulu yuk. Mau makan apa? mie rebus atau goreng? " Aku menawarkannya.
"Enggak usa deev. Aku mau kesini cuma mau bilang sesuatu sama kamu... " Melani tampak serius. "Kita bicara di sana aja yuk. " Dia mengajakku untuk sedikit lebih jauh dari warung.
"Mau bicara apa Mel? " Tanyaku penasaran.
"Maaf ya deev sebelumnya. Aku dengar-dengar, kamu pacaran sama polisi ya? " Tanya Melani. Aku terdiam sejenak.
"Iya... kenapa Mel? " Tanyaku
"Sini deh aku bilangin. Namanya Adriansyah bukan? " Dia malah balik bertanya.
"Betul... ada apa sih? Jangan bikin panik deh. " Aku menggerutu.
"Makanya dengerin dulu. Dia itu playboy.. " Melani sedikit berbisik.
"Masa sih? " Aku sudah biasa mendengar kata 'playboy' itu
"Beneran. Serius. Dia itu pernah pacaran sama temen aku deev.. Bahkan mungkin mereka belum putus sampai sekarang." Melani terlihat begitu serius.
"Jadi maksud kamu, dia menduakan aku? Gitu?" Tanyaku.
"Ah, jangankan di duakan.. Ditujuhin juga kamu, dia bisa... " Kata Melani dengan ekspresi kesal.
Aku langsung lesu. Masa sih? Adrian yang terlihat cinta mati padaku ini, bisa berbuat seperti itu? Mungkin Melani salah orang. Mungkin ada nama Adrian lain. Mungkin semua ini hanya kesalahpahaman saja. Mungkin... mungkin... Ahg, Aku hampir gila rasanya. Setelah ini, fakta apa lagi yang akan aku dengar tentang dia?
"Saran aku sih deev, mending kamu putusin dia deh. Dia gak cocok untuk kamu. " Melani memberikanku saran.
Selesai kami ngobrol, Melani kemudian pamit pulang. Dia juga meminta maaf padaku, karena sudah lancang ikut campur tentang hubunganku dan Adrian. Namun kata dia, semua ini dia lakukan karena kasian melihatku.
"Kamu itu cewek baik-baik deev. Aku tau kamu itu dari sekolah dulu, nggak pernah macem-macem. Kamu itu tulus, penyayang. Dan kamu nggak pernah pacaran atau dekat dengan laki-laki. Jadi aku mau kamu itu selamat dari pria hidung belang. " Kata Melani sebelum dia meninggalkanku. Aku hanya tersenyum dan mengucapkan terimakasih atas kepeduliannya terhadapku.
Aku melangkah kembali ke warung dengan suasana hati yang antah berantah. Ingin menangis, tapi banyak orang. Tidak menangis, seperti ada yang tertahan di sini, di dada. Sesak!
"Deev... uda makan?" Tanya ibu.
"Belum bu... adeeva belum lapar.. " Jawabku yang mendadak hilang nafsu makan.
"Jangan gitu. Nanti kamu sakit. Makan dulu sana.. " Ibu memaksaku makan.
"Nanti aja ya bu. Adeeva mau ke kamar dulu. Istirahat. " Aku lalu naik ke atas menuju kamar meninggalkan ayah dan ibu yang sedang sibuk di warung. Tapi belum juga sampai ke kamar, ponsel ku berbunyi. Ada pesan masuk. Nomor tak dikenal.
"Ini adeeva ya? Tanya seseorang dipesan itu. Aku langsung membalasnya.
" Iya, ini siapa? " Ketikku.
"Kamu yang pacaran sama bajingan babi itu ya? " Pesannya bertuliskan kata-kata yang sangat kasar.
"Loh, ini siapa? bajingan mana?" Tanyaku terkejut membaca pesannya.
"Siapa lagi kalau bukan Adriansyah. Pria murahan itu. " Balasnya
"Anda kalau bicara yang sopan ya? " Aku mulai naik darah
"Emang kamu mau sama barang bekas? " Dia kembali mengetik kata-kata kasar.
"Terserah kamu mau bilang apa.. Yang penting aku mau sama dia. " jawabku
"Kamu pakai barang bekasku hahaha... " Tulisnya lagi.
"Ya udah, aku mau terima itu...masalah? " Balasku
"Dia itu sudah tidak perjaka lagi. Hahahah. Dia itu sudah tidak suci lagi hahahah. " Sms nya semakin tidak menentu.. Langsung aku memblokir nomor tersebut. Dasar orang gila.
Kuletakkan ponsel ku dengan sedikit dibanting di atas kasur. Tuhan....apa semua ini? Masalah yang terus-menerus hadir, seakan-akan memaksa aku untuk menyerah. Baru saja dia kembali dari hilangnya..Kembali membawa tawa untukku. Menemaniku. Bersamaku. Sudah kembali pupus karena kenyataan yang hadir saat ini. Apa mungkin lebih baik aku akhiri? Capek... tapi aku tak cukup kuat untuk berhenti.
Kurebahkan tubuh ku di tempat tidur. Menangis adalah cara terbaik untuk menenangkan hatiku saat ini. Tak tahu harus menerima kenyataan atau justru pergi meninggalkannya. Seakan aku berada di tepi jurang yang terjal. Salah melangkah, aku akan jatuh sejatuh-jatuhnya.
oh Arunika, bilakah Adrian adalah pria sebajingan itu, akankah aku siap menerimanya? Apakah aku tidak terlalu naif jika memaksakan hatiku? Tapi mengapa saat bersamaku dia hadir bak malaikat pelindung jiwa? Topengkah semua itu? Berbagai pertanyaan mulai berkecambuk dikepalaku. Dan pertanyaan terbodoh yang pernah aku tanyakan adalah, mengapa aku harus jatuh cinta padanya? Mengapa???
kawen aja truss sama pak Edward udah beress.. gak banyak kali abis episode..