Kembali, Untuk Mencintai-Mu

Mark mengecup lama kening Erika yang mematung dan mengerjab berulang kali dengan kening menyatu Mark berkata pelan.

"jangan terlalu dipikirkan masalah dasi ini sayang."

Erika seketika tersenyum lebar dan lagi-lagi mengangguk.

Mark menduselkan hidungnya dengan hidung Erika yang jantungnya semakin jedag-jedug serasa mau lepas saja dari sarangnya.

Mark tersenyum lebar menekan kepala Erika lalu berlari mengitari Mobilnya, Mark juga menurunkan kaca Mobilnya dan melambaikan tangannya tak lupa senyuman tampan tertuju ke Erika saja.

Erika melambai dengan senyum cerahnya walau gugup tapi melihat wajah tampan suaminya bagaimana Erika tidak akan luluh? sungguh pemandangan indah.

"hihihi." Erika berbalik pergi memasuki Rumahnya.

"Mama?" Erika tergagap kaku melihat tatapan selidik Murni dan Ani seperti detektif abal-abalan saja.

"sayang? apa tadi malam Mama digendong sama Mark?" tanya Murni penasaran dan Erika menganggukkan kepalanya.

Murni beralih ke Ani yang mengangguk-anggukkan kepalanya setuju dengan jawaban Erika.

"benar Nyonya..? Tuan Muda sendiri yang menggendong Nyonya dengan hati-hati seperti Nyonya adalah sebuah Guci mahal yang tak boleh jatuh." jawab Ani dengan semangat '45.

Erika tertawa pelan lalu memeluk Murni dengan manja, "Mas Mark manis banget sih Ma? Mama ngidam apa sampai Mas bisa seganteng dan semanis itu?" tanya Erika dengan mata berbinar-binar.

Murni tergelak keras disusul oleh Ani yang juga tertawa, mereka tidak seperti memiliki kasta sama sekali.

.

Mark tiba di Perusahaannya.

Will masuk ke Ruangan Mark membawa data Pribadi semua OB yang ada di Perusahaan Mark.

"kenapa tiba-tiba meminta data-data mereka Tuan?" tanya Will kalau di tempat kerja bicara formal.

"aku hanya ingin mencari sesuatu." jawab Mark serius.

Will hendak berbalik pergi tapi Ia kembali menghadap Mark menanyakan mengapa Mark mau membantu Perusahaan yang akan jatuh bangkrut itu? bahkan tanpa ragu mengeluarkan banyak uang untuk memulihkan saham serta membantu mengatasi penghianat di dalamnya.

"mereka Keluarga yang kenal dekat dengan Istriku." jawab Mark tenang masih sibuk mencari data Pribadi Pekerja OB nya.

Will terkejut, "Keluarga yang Kenal dengan Nona? apa Nona meminta bantuan anda, Tuan?" tanya Will tak menyangka.

"hmm!! ini memang aneh, saat pertama kali kami menikah dia minta bantuan untuk membantu Keluarga sahabatnya tak seperti wanita lain yang minta diberi uang saku yang banyak, tas Branded, Mobil Mewah atau apalah." balas Mark.

Will mengangguk membenarkan juga kata-kata Mark, "jadi anda mengabulkannya?" tanya Will dan Mark tak menjawab namun Will sudah tahu jawabannya.

Will pun berbalik pergi, "hebat juga Nona Muda, bisa langsung menggeser Lana si penjahat bermuka dua itu dari hati Mark." batin Will sesekali menoleh kebelakang melihat Mark yang begitu fokus.

Will senang setidaknya Mark mau menerima perempuan pilihan Mama nya, pasti ada alasan kenapa Murni memilih sosok Istri Mark yang punya kelebihan di banding Lana karna Ia tahu kalau Murni bukanlah Wanita yang bodoh dalam menilai perempuan.

Pilihan Orangtua belum tentu yang terbaik untuk anaknya tapi menurut mereka adalah yang terbaik untuk melengkapi kekurangan anaknya karna mereka sangat tahu sendiri segala kekurangan anaknya serta apa saja yang di butuhkan, tak mungkin sembarang pilih saja.

Mark menemukan data Pribadi Martin, Ia membaca serius setiap data yang tertera di berkasnya itu.

"kalau aku berhasil merubah takdir memiliki hati Erika, apa Anak ini akan berubah jadi tokoh Antagonisnya?" gumam Mark penuh tanya.

Mark sendiri masih tidak mengerti dengan kehidupannya walaupun Ia banyak mengetahui masa depan tapi tak bisa menebak apa yang akan terjadi kalau Mark merubah segala takdir yang seharusnya menjadi milik Martin.

Mark seketika menggeleng kepalanya kuat, "Martin yang merebut Erika dariku, dari awal Ika memang milikku. perempuan yang diberikan Mama untukku." gumam Mark dengan penuh percaya diri bahwa Ia adalah Tokoh Protagonis yang sebenarnya bukan Martin.

walaupun Martin adalah Pria yang di jodohkan dengan Erika sejak kecil tapi tetap Mark yang duluan menikahi Erika.

di masa itu Martin memang pemenangnya tapi di masa ini jangan harap Pria itu bisa memenangkan hati Erika Lagi, Mark sudah gila demi mendapatkan hati Erika dengan berbagai macam cara tapi Gadis itu seakan tak bisa di taklukkan sekeras apapun Mark mencoba menarik perhatian Erika.

Kini Mark malah makin mencintai Erika melihat sisi baru Erika yang berbeda jauh di Kehidupan Pertama nya. otak Mark saat ini hanya di penuhi oleh senyum Erika, tawa Erika, manja Erika, suara Erika dan perhatian Erika terakhir juga ingin hati Erika.

Mark menutup berkas berisi data pribadi Martin, Ia berniat akan memindah tugaskan Pria itu tapi akan semakin mencurigakan jika Mark menyingkirkan Martin, sama saja Mark adalah Tokoh Antagonis nya jadi Mark akan merubah dirinya pada Erika saja.

.

di Tempat lain,

Erika sedang berada di dalam Mobil Murni, Ia membawa Bekal berisi makan siang untuk suaminya.

"Nona?" sapa Zaki terkikik melihat Erika terus saja senyam-senyum.

"Ehh? hehe..! iya pak." jawab Erika nyengir malu di tertawai oleh Zaki.

"sedang kasmaran ya Nona?" goda Zaki dan Erika semakin malu saja.

"Bapak ini, jangan godain saya Pak." rajuk Erika.

Zaki terkikik pelan, entah mengapa melihat wajah ceria Erika ada kesenangan tersendiri setiap Orang melihatnya. pantas seorang Mark langsung menaruh hati pada Istrinya itu yang sebenarnya menggemaskan juga lucu tapi semakin manis saat bertingkah malu-malu.

Erika diantarkan di depan Perusahaan ED Group atau singkatan dari Ender Group.

Erika mendongak tinggi melihat tingginya gedung tempat kerja suaminya, Erika bahkan hampir saja terjatuh kebelakang saking seriusnya Ia mendongak.

"tinggi nya." gumam Erika celingukan lalu memeluk erat Kotak Bekal berisi makanan buatannya.

Erika memasuki Gedung ED Group dan bingung bagaimana cara Ia melewati pembatas jalan sedangkan karyawan yang lain menggunakan Kartu, Erika pun menghampiri meja Resepsionis.

"Permisi?" sapa Erika.

"iya dek?" jawab Resepsionis membuat Erika garuk-garuk kepala karna di kira adek-adek oleh mereka.

"saya mau masuk, bolehkah kalian membantu saya membuka pembatas itu?" tanya Erika sopan.

"memangnya adek mau cari siapa?" tanya Resepsionis lainnya.

Erika bingung pun menunjukkan kotak bekal makan siangnya, "mau kasih ini sama mas Mark." jawab Erika.

kedua Resepsionis itu saling melihat satu sama lain lalu meminta Erika bersabar langsung menghubungi Mark dengan hati-hati mengatakan ada seseorang yang mengantarkan makanan untuk Mark.

"Ehh? tunggu sebentar..! biarkan aku menjemputnya." pinta Mark berdiri dari duduknya.

"ba--baik Tuan." jawab kedua Resepsionis itu bingung melihat Erika yang celingukan ke segala arah.

"maaf Nona? bisakah tunggu sebentar? Tuan Muda akan datang menjemput anda." ucap Resepsionis tadi merubah panggilannya tak lagi Adek.

Erika tersenyum lebar lalu mengangguk pelan, "saya tunggu disana ya?" tunjuk Erika di sudut Sofa Ruangan Tunggu.