Legenda Li Yuan

Di tempat yang berbeda, setelah  Li Tong berhasil menyelamatkan diri, kini ia berada di Gua yang sebelumnya ia tempati bersama Li Yuan. Sambil menunggu kedatangan Li Yuan, ia berencana menunggu di Gua tersebut.

Li Tong sangat berharap akan keselamatan sahabat terbaiknya itu.

Dua hari berlalu, namun Li Yuan masih belum menampakkan batang hidungnya. Li Tong menjadi sangat cemas, lalu ia memutuskan untuk meminta bantuan Sekte sekaligus melaporkan peristiwa yang baru saja terjadi. Setelah membuat beberapa petunjuk, Li Tong kembali ke Sekte untuk meminta bantuan.

Li Tong meninggalkan Gunung Hua dengan sangat cepat. Di bukit berikutnya ia melintasi pegunungan Juewu dan Kota Yushu tanpa beristirahat, ia melewati penginapan sebelumnya saat ia dan Li Tong terlibat penyelamatan Jia Hien dari kelompok Mawar Hitam. Ia terus berlari dan sesekali melangkah cepat. Fisik Li Tong yang sudah teruji, tidak membuatnya kesulitan. Saat ini, hanya satu pemikirannya semoga ia tidak terlambat dan Li Yuan masih bisa diselamatkan.

Setelah menempuh hampir sehari semalam, akhirnya ia tiba di Sekte Laohu. Ia segera melaporkan ke aula misi, menyampaikan hal yang menimpa Li Yuan. Li Tong tidak sempat menyerahkan Inti Beast yang ia dapatkan bersama Li Yuan, pikirannya hanya terfokus untuk menyelamatkan Li Yuan, Ia berlari cepat menuju Paviliun Bao Zi untuk melaporkan peristiwa yang baru saja terjadi kepada gurunya.

Li Tong bergegas ke kediaman guru Bao Zi, lalu melaporkan peristiwa yang melibatkan Li Yuan.

"Guru, mohon maafkan aku" ucap Li Tong dengan tiba-tiba.

"Apa yang terjadi?" tanya Bao Zi sedikit mengangkat alis matanya.

"Li Yuan mengalami musibah saat kami menjalani misi" ucap Li Tong.

"Apa?" bagaimana bisa?" tanya Bao Zi dengan ekspresi sangat terkejut.

Kemudian Li Tong menceritakan kronologis saat mereka berburu Inti Beast ke arah puncak Gunung Hua, dimulai dengan berburu Serigala Perak serta bertemu dengan Harimau Emas yang setingkat pendekar suci.

"Kalian begitu ceroboh, kenapa sampai ke puncak Gunung Hua? setahuku misi yang kalian ambil hanya sampai Gunung Juewu di sekitar Kota Yushu" ucap Bao Zi tampak sedikit kecewa.

"Maafkan kami guru, aku dan Li Yuan terlalu bersemangat berburu Inti Beast" ucap Li Tong sambil menunduk penuh penyesalan.

"Kamu segera ikut aku" ucap Bao Zi sambil melemparkan sebutir Pil kepada Li Tong

"Baik guru" jawab Li Tong.

Lalu keduanya, bersiap berangkat menuju Gunung Hua. Li Tong meminum Pil pemberian gurunya, lalu melompat ke punggung Bai Hu. Dalam sekejap Bai Hu sudah melompat jauh dan menghilang dalam pandangan mata normal.

Bersama Harimau Putih Bai Hu, murid dan guru itu dengan cepat tiba di Gua tempat Li Yuan dan Li Tong beristirahat. Kurang dari setengah hari mereka tiba di tempat itu, lalu Li Tong menunjukkan beberapa tanda yang ia tinggalkan sebelumnya. Dari tanda tersebut dapat diketahui jika Li Yuan belum kembali ke Gua ini, menambah kecemasan di Hati Li Tong.

"Sebaiknya kamu tunggu dan istirahat di sini dahulu, biar aku dan Bai Hu yang akan mencari Li Tong" ucap Bao Zi kepada Li Tong, ia berharap Li Yuan kembali ke Gua.

"Baik Guru" ucap Li Tong dengan patuh.

Sementara di Sekte Laohu, berita tentang menghilangnya Li Yuan dengan cepat menyebar. Baru saja kemarin terdengar kabar tentang aksi Li Yuan yang berhasil menyelamatkan kelompok Jia Hien beredar, kini berita tentang kehilangan dirinya saat menjalankan misi menutupi kehebohan sebelumnya.

Nama Li Yuan dalam dua hari ini sudah terkenal di Sekte Laohu, ia terkenal karena keberuntungannya. Tetua Jia Fu telah mengatur skenario tentang kejadian tentang kelompok Mawar Hitam. Saat itu Li Yuan dianggap beruntung berhasil melumpuhkan penjahat Pendekar Langit yang sedang mabuk berat. Namun kini, berita tentang dirinya kembali mencuat. Bagi mereka yang tidak menyukai Li Yuan, menjadikan peristiwa ini untuk menjatuhkan citranya.

Di Paviliun Tetua Jia Fu, kabar hilangnya Li Yuan juga sudah sampai ke telinga Tetua Jia Fu. Ekspresinya menjadi rumit, tentu ia mengetahui keahlian Li Yuan, seharusnya melawan Beast tingkat Keempat bukanlah perkara yang sulit baginya.

Saat ini semua orang tahu jika Li Yuan sedang mengambil misi berburu Beast tingkat Keempat yang setara dengan Pendekar Raja. Bagi sebagian besar murid yang mengetahui kekuatan Li Yuan masih di tahap dasar Pendekar Bumi, hanya mencibir. Apalagi mereka yang sudah bertemu dengan Li Yuan saat ia hendak mengambil misi pertama kali di aula misi. Saat itu hampir semua orang beranggapan bahwa Li Yuan sedang melakukan perbuat konyol, tindakannya tidak lebih dari percobaan bunuh diri.

Tetua Jia Fu dengan berat hati mengabarkan berita ini kepada putrinya, Jia Hien. Putrinya yang baru saja pulih dari keadaan syok, membuat Tetua Jia Fu sedikit ragu. Tetapi berita ini juga tidak mungkin ia tutupi, cepat atau lambat ia pasti akan mengetahuinya juga.

"Hien'er, ada yang mau ayah sampaikan kepadamu" ucapnya Tetua Jia Fu kepada Jia Hien.

"Ada apa Ayah? tidak biasanya ayah kelihatan panik" sahut putrinya tersebut.

"Baru saja ayah mendapat kabar dari aula misi bahwa telah terjadi kecelakaan" ucap Jia Fu sedikit ragu.

"Apa itu? jangan membuatku takut" ucap Jia Hien sedikit curiga.

"Li Yuan menghilang saat menjalankan misi, kabar yang beredar ia diserang oleh Beast" jawab Jia Fu sambil mengatur napasnya.

Mendengar berita tersebut, Jia Hien seperti disambar petir. Ia tidak percaya jika Li Yuan mengalami nasib buruk saat menjalani misi. Air Matanya mengalir seketika, pelupuk matanya sudah tidak mampu menampungnya. Kenyataan yang baru saja ia dengar sudah meruntuhkan harapannya.

“Apakah berita itu benar? Bagaimana bisa?”

Sang ayah tidak menjawab, namun itulah berita yang ia terima bersumber dari Li Tong sahabat sekaligus saudara Li Yuan. Jia Hien lalu jatuh lunglai, kekuatannya tidak dapat menopang tubuhnya. Jia Fu tercengang atas reaksi putrinya, ia tidak menyangka jika Jia Hien sudah memiliki rasa yang sejauh ini.

Jia Hien yang terkulai lemah dibawa beristirahat ke dalam kamarnya, dalam dirinya ia merasakan keputusasaan. Setelah Li Yuan menyelamatkannya dalam peristiwa penculikan, ia sudah bertekad untuk berubah dan menjadi lebih baik. Jika bukan karena Li Yuan pada saa itu, ia tidak dapat membayangkan bagaimana nasib dirinya saat itu.

Jia Hien menangis cukup histeris, mengagetkan ayahnya yang masih berada di dalam kamarnya. “Ayah, tolong cari Li Yuan. Aku tidak mau sesuatu yang buruk menimpanya” ucap Jia Hien penuh harap memandang ayahnya. “Kamu tidak perlu khawatir, siang ini Ayah akan mencarinya" Sebelumnya ayah dan beberapa orang sudah memutuskan untuk mencari Li Yuan. Sambil menahan kesedihan dalam dirinya, Jia Hien menekan kekecewaan.

“Semoga kamu baik-baik saja” batin Jia Hien sedih.

Bagi Li Ming dan tujuh orang anggota Klan Li lainnya, mendengar kabar hilangnya Li Yuan hanya berekspresi datar. Bahkan dalam hati Li Ming merasa senang, baginya Li Yuan hanyalah sampah Klan Li.