Perjuangan seorang pemuda yang bernama Barata untuk balas dendam karena di hina oleh tunangannya.Dia dianggap tidak cocok oleh tunangannya yang merupakan murida dari salah satu perguruan terkenal.Karena bercita-cita ingin menjadi kuat dan tidak mau di remehkan ia pun mencoba mendaftarkan diri ke suatu perguruan.Namun di tengah jalan tanpa dia sadari tiba-tiba ada sebuah cahaya yang menabrak dirinya hingga membuatnya pingsan.Hal itulah yang membuat dirinya terlambat untuk mendaftar sebagai murid baru.
Secara pelan tapi pasti Barata terus berlatih dan melangkah dari titik lemah sampai menuju ke titik yang paling kuat.Dia pun akhirnya menemukan sebuah perguruan yang mau menerima dirinya dan menjadi murid utama di sana.
Setelah berlatih beberapa bulan akhirnya ia pun oleh gurunya diikutsertakan dalam sebuah pertandingan yang mana di sana ia bertemu dengan tunangannya yang juga ikut dalam pertandingan itu.Bagaimana cerita selanjutnya ikuti saja dalam sang penerus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
jurus Cakar Naga hitam
Di dalam perguruan Harimau Api Bajra dan Pasopati sedang mengalami kepanikan yang luar biasa.Karena luka yang dialami oleh Ludira bukannya semakin membaik tapi malah bertambah parah setelah mereka obati.
Mereka tidak mengira kalau urusan dengan Barata akan menjadi masalah yang serius seperti ini.Bajra dan Pasopati telah melakukan semua yang mereka bisa untuk menolong Ludira tapi tidak membuahkan hasil apa apa.Luka bekas cakaran di dada Ludira terus mengeluarkan darah,kain yang menutupi luka itu makin lama makin lama merah oleh darah yang terus keluar dari dadanya itu.
"Tidak ada cara lain selain kita memberitahu pada guru besar tentang kejadian ini,aku takut kalau Ludira tidak terselamatkan melihat lukanya begitu parah kakang."Ucap Pasopati.Dengan wajah gelisah.
"Kurang ajar anak sialan itu, jika guru besar dan yang lainnya tahu kita dipecundangi oleh anak yang tingkat kanuragan masih di bawah kita ini akan sangat memalukan Pasopati."Ucap Bajra dengan terlihat gusar.
"Kakang benar,tapi jika kita masih merahasiakan hal ini pada guru besar tentu saja nyawa Ludira bisa melayang kakang karena kita tidak sanggup untuk mengobatinya."Ucap Pasopati.Dengan pikiran tidak tenang sama sekali.
"Lalu bagaimana kalau guru besar tanya tentang luka Ludira ini,aku harus jawab apa Pasopati ."Tanya Bajra.Seakan buntu pikirannya.
Pasopati segera berfikir untuk membuat cerita bohong tentang luka Ludira itu,ia dan Bajra tidak mungkin bisa berterus-terang tentang kejadian yang sebenarnya karena bisa menurunkan harga diri mereka.
"Bilang saja kalau kita bertarung pendekar kelas atas tahap akhir,guru besar pasti tidak akan menyalahkan kita kakang."Ucap Pasopati mencoba mencari alasan.
Bajra terdiam mendengar usul dari Pasopati itu, memang masuk akal kalau mereka bertiga tidak akan mampu melawan pendekar kelas atas tahap akhir.Karena yang bisa mengalahkan pendekar kelas atas tahap akhir adalah pendekar tingkat raja tahap menengah seperti guru besarnya.
"Baiklah,aku kurasa itu ide yang baik cepat kita bersama sama menghadap guru besar."ucap Bajra.
"Tapi kakang kalau saya ikut mengahadap guru lalu siapa yang akan menjaga Ludira."Ucap Pasopati.
"Ah kamu ini, nanti kita suruh salah seorang murid untuk menjaganya,ayo cepat kita temui guru besar."Ucap Bajra.
"Baiklah."Ucap Pasopati.Dengan segera melangkah keluar meninggalkan Ludira.
Hari itu menjadi hari yang begitu sial bagi mereka, barang bagus yang mereka cari tidak dapat malah musibah yang mereka bawa pulang.Dalam perguruan Harimau Api kedua orang itu adalah orang penting yang merupakan para guru di sana.Mereka berdua merupakan para pendekar kelas atas tahap awal.Perbedaan pendekar kelas atas tahap awal dan pendekar kelas atas tahap akhir sungguh jauh.Berbeda satu tingkat saja sudah merupakan keunggulan dalam tingkatan kekuatan.
Bajra dan Pasopati mempercepat langkah mereka supaya sesegera mungkin sampai di tempat kediaman gurunya.Para murid yang kebetulan berpapasan di jalan merasa heran melihat guru mereka yang terlihat tegang dan buru buru itu.Mereka merasa kalau saat ini pasti ada sesuatu hal yang gawat di perguruan ini.
Tidak lama kemudian Bajra dan Pasopati tiba di sebuah bangunan berukuran sedang dengan berbagai macam pohon di sekitar bangunan itu.Kedua pasukan yang menjaga tempat itu segera menghampiri kedatangan mereka berdua.
"Ada apa kalian berdua datang kemari."Tanya kedua penjaga itu.
"Kami berdua ingin bertemu dengan guru besar penjaga ada hal yang sangat penting yang harus kami beritahu kepada beliau."Ucap Bajra menjelaskan.
"Sayang sekali guru besar untuk sekarang ini tidak dapat di ganggu karena sedang bersemedi ,mungkin besok baru kekuar dari ruangan ini."ucap penjaga itu.
"Celaka kalau begini kakang."Ucap Pasopati seketika cemas.
"Tapi penjaga ini keadaan gawat yang secepatnya harus segera guru tangani."Ucap Bajra.
"Apa kau tidak dengar perkataan ku tadi Bajra, sekarang pergi atau kalian berdua kami usir secara paksa dari sini."ucap penjaga itu dengan lantang.
"Sialan di saat saat seperti ini guru tidak bisa di temui."Desis Bajra.
"Kakang bagaimana kalau kita temui Nilam Cahaya, barang kali ia bisa menolong Ludira."Ucap Pasopati.
"Baiklah kita pergi dari sini."Ucap Bajra.
"Maaf kami sudah menganggu tempat kediaman guru."Ucap Bajra kemudian pergi dari tempat itu.
Bajra dan Pasopati segera pergi untuk menemui Nilam Cahaya,dia adalah harapan satu satunya bagi mereka jika Nilam Cahaya tidak bisa menolong Ludira maka tamatlah sudah nyawanya.
"Setelah urusan Ludira selesai kita buat perhitungan dengan pemuda Barata itu Pasopati,kita bunuh dia karena sudah membuat kita sengsara seperti ini."Ucap Bajra.
"Tentu kakang akan aku remukan tulang belulangnya pemuda sialan itu."Ucap Pasopati.Sambil mengepalkan tangannya.
Bajra dan Pasopati kemudian sampai di tempat kediaman Nilam Cahaya.Waktu itu Nilam dan Niwang Sari sedang berlatih di depan rumah mereka.
Nilam yang segera menghentikan latihan begitu melihat kedatangan mereka berdua.
"Ada keperluan apa kalian berdua datang kemari."Tanya Nilam.
"Maaf menganggu latihan Nona Nilam, kedatangan kami ke sini karena ada sesuatu hal yang penting nona."Ucap Bajra.
"Sesuatu yang penting apa itu Bajra, cepat katakan."Ucap Nilam.Penasaran.
"Ludira saat ini sedang terluka parah nona kami kesini untuk minta bantuan nona."Ucap Pasopati.
"Apa..! Luka parah bukankah tadi pagi tidak apa apa."Tanya Nilam.Dengan heran.
"Kejadian ini begitu tiba-tiba nona, sebaiknya nona cepat periksa dia,siapa tahu nona bisa mengobatinya."Ucap Bajra.
"Baiklah,ayo Niwang kita lihat keadaan Ludira."Ucap Nilam.
"Baik guru."Ucap Niwang Sari.Segera menghentikan latihannya.
Mereka berempat segera bergegas menuju ketempat di mana Ludira di rawat.
Begitu sampai di tempat Ludira, Nilam Cahaya terkejut melihat di dada Ludira terdapat tiga bekas cakaran kuku tajam yang cukup dalam.Ia baru pertama kali melihat luka seperti itu.
"Apakah kalian bertiga bertemu binatang buas bajra, kenapa luka Ludira bisa seperti ini."Ucap Nilam Cahaya.
"Tidak nona Nilam, kami bertiga saat itu bertarung dengan seorang pendekar tingkat atas tahap akhir,kami bertiga dapat di kalahkan dengan mudah oleh orang itu."Ucap Bajra.Memulai cerita bohongnya.
"Siapa orang itu Bajra."Tanya Nilam.Ingin tahu.
"Kami berdua tidak mengenalnya nona, kelihatannya dia orang asing yang tidak tahu dari perguruan mana."ucap Bajra.
"Untunglah kami berdua tidak sempat terluka seperti Ludira nona, karena setelah orang itu berhasil melukai Ludira dia cepat cepat pergi meninggalkan kami begitu saja."Ucap Pasopati dengan kebohongannya.
"Melihat luka yang diderita oleh Ludira sepertinya hanya guru saja yang mampu untuk menanganinya Bajra."Ucap Nilam Cahaya dengan berterus-terang.
"Tapi saat ini guru besar tidak dapat di ganggu nona karena sedang bersemedi ditempatnya."Ucap Bajra.
"Kalau begitu mau tidak mau kita harus menunggu guru sampai keluar."Ucap Nilam.
"Apa Ludira masih sanggup untuk bertahan sampai besok nona."Tanya Pasopati.
"Soal itu aku tidak tahu Pasopati."Ucap Nilam.
"Sungguh sial nasib Ludira."Ucap Pasopati sambil menggelengkan kepalanya.
"Kalian pakailah obat ini untuk sementara waktu sambil menunggu guru besar keluar dari tempat semedinya,aku dan Niwang Sari akan segera melanjutkan latihan kami kembali."Ucap Nilam sambil memberikan sebuah bumbung bambu kecil kepada Bajra.
"Baik nona,saya ucapkan terima kasih karena telah menganggu latihan nona."Ucap Bajra.
"kalau begitu aku keluar dulu, ayo Niwang kita lanjutkan latihan kita."Ucap Nilam.
Bajra dan Pasopati kemudian mempersilahkan Nilam cahaya meninggalkan ruangan itu.Mereka berdua hanya berharap semoga Ludira bisa bertahan sampai besok.
...----------------...