NovelToon NovelToon
SALAHKAH AKU TURUN RANJANG

SALAHKAH AKU TURUN RANJANG

Status: tamat
Genre:Tamat / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami
Popularitas:6.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: mama reni

Aksa harus menelan pil pahit saat istrinya, Grace meninggal setelah melahirkan putri mereka. Beberapa tahun telah berlalu, tetapi Aksa masih tidak bisa melupakan sosok Grace.

Ketika Alice semakin bertumbuh, Aksa menyadari bahwa sang anak membutuhkan sosok ibu. Pada saat yang sama, kedua keluarga juga menuntut Aksa mencarikan ibu bagi Alice.

Hal ini membuat dia kebingungan. Sampai akhirnya, Aksa hanya memiliki satu pilihan, yaitu menikahi Gendhis, adik dari Grace yang membuatnya turun ranjang.

"Aku Menikahimu demi Alice. Jangan berharap lebih, Gendhis."~ Aksa

HARAP BACA SETIAP UPDATE. JANGAN MENUMPUK BAB. TERIMA KASIH.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Delapan

Setelah bertemu Dicky, Ghendis langsung menuju rumah kediaman orang tuanya Aksa. Dia ingin menjemput ponakan yang sekarang telah menjadi anak tirinya juga.

Ghendis mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Hatinya sedikit lega karena Dicky bisa mengerti posisinya saat ini. Mereka memutuskan untuk berteman saja. Bagiamana pun Ghendis menghormati pernikahannya.

Dengan langkah pasti gadis itu melangkah menuju pintu utama rumah orang tua Aksa. Rumah model klasik yang halamannya sangat luas. Mungkin lima kali lebih besar dari rumah orang tuanya.

Belum sempat Ghendis mengetuk, pintu itu telah terbuka. Pasti ada CCTV yang memperlihatkan kedatangannya. Pintu itu sepertinya menggunakan remote.

Ghendis berjalan masuk, dan di sambut dengan bibi. Wanita paruh baya itu memintanya langsung menuju meja makan karena sudah waktunya makan siang.

Langkah kaki gadis itu terhenti saat melihat Aksa juga berada di ruang makan. Dia menarik napas. Takut pria itu berkata kasar.

"Duduklah Ghendis, kebetulan kami mau makan," ajak mama Reni.

Alice yang duduk di samping Aksa langsung tersenyum dan mengembangkan tangannya minta di gendong.

"Mimi ...," panggil bocah itu.

"Iya, Sayang. Pasti kangen sama Mimi," ucap Ghendis mendekati bocah itu dan menggendongnya.

Mama Reni tersenyum manis melihat Ghendis dan Alice yang tampak akrab dan saling menyayangi. Dia meminta menantunya duduk di sebelah kursinya.

Ghendis menyuapi Alice terlebih dahulu, baru dia sendiri yang makan. Sisa makanan Alice juga dihabiskan. Aksa melirik diam-diam ke arah gadis itu. Apa lagi saat Alice yang terus-menerus mencium pipinya.

"Alice, jangan ganggu Mimi. Biar Mimi makan dulu," ucap Mama Reni saat melihat cucunya yang selalu mencium Ghendis membuat gadis itu terkadang menghentikan suapannya.

"Tak apa, Ma. Aku masih bisa makan. Alice memang selalu begitu," ucap Ghendis.

Alice memang selalu melakukan hal serupa jika dalam gendongannya. Dia tak akan berhenti mencium pipi gadis itu.

Setelah makan, Aksa dan mamanya duduk di ruang keluarga. Ghendis masih di dapur dengan Alice.

"Kamu lihat sendiri, Alice begitu menyayangi Ghendis. Anak kecil itu hatinya bersih dan suci. Pasti dia dapat merasakan ketulusan gadis itu. Mama harap kamu juga mencintai istrimu itu. Saat ini yang jadi prioritas kamu adalah Ghendis bukan Grace lagi. Mama lihat di rumah masih terpampang foto kamu dan Grace, seharusnya kamu bisa menjaga perasaan istrimu!" ucap Mama Reni menasehati sang putra.

"Ghendis tak keberatan jika foto Grace yang terpajang. Lagi pula itu semua agar Alice tahu siapa ibu kandungnya," balas Aksa.

"Jangan kamu kira orang diam itu setuju. Mungkin saja dia hanya menghindari perdebatan. Kamu jangan lupa, saat ini dia istrimu. Melukai perasaan istri itu bisa membuat rezekimu mandek!" ujar Mama Reni.

Mata Aksa sedikit melotot mendengar ucapan ibunya. Pria itu heran melihat sang ibu yang seperti menyayangi istrinya dari dia sendiri.

"Kenapa mama dan Alice menyukai wanita keras kepala itu? Pelet apa yang dia pakai," gumam Aksa dalam hatinya.

Ghendis berjalan dibelakang Alice. Dia terlihat menjaga si kecil dari belakang, takut bocah itu jatuh karena berjalan dengan sedikit berlari.

"Kamu kenapa datang tak barengan dengan Aksa, Nak?" tanya Mama Reni saat gadis itu telah duduk di sofa.

Ghendis memandangi wajah Aksa sebelum menjawab pertanyaan mertuanya. Dia lalu tersenyum. Sedangkan wajah suaminya tampak menegang seperti menahan sesuatu.

"Tadi aku ke kantor dulu, Ma. Pamit sama teman-teman karena aku harus resign," jawab Ghendis dengan senyum khasnya.

"Maafkan Aksa, karena dia kamu harus resign," balas Mama Reni.

"Bukan karena aku, Ma. Sebagai seorang wanita yang telah berkeluarga, dia memang harus resign. Untuk apa menikah jika urusan rumah tetap pembantu yang lakukan!" ucap Aksa.

"Aksa, kamu menikahi Ghendis, bukan pembantu. Dia bisa bekerja jika Alice telah masuk sekolah. Sekarang sudah tak zaman istri itu hanya di rumah. Apa kamu lupa Grace juga dulu bekerja?" tanya Mama Reni.

"Grace hanya bekerja kapan dia mau, dan juga hanya sebagai model!" jawab Aksa.

"Tetap namanya bekerja. Jangan egois. Mama yakin Ghendis akan tetap melakukan kewajibannya walau harus bekerja," balas Mama Reni lagi.

Aksa tampak menarik napas. Mama Reni awalnya memang kurang menyukai Grace, karena mantan istrinya itu hanya mementingkan penampilan saja. Untuk hamil saja, awalnya dia tak mau. Dia takut tubuhnya menjadi jelek. Akhirnya karena ancaman dia akan mencari wanita lain, membuat Grace akhirnya mau. Tapi karena pendarahan akhirnya dia meninggal.

Aksa merasa menyesal karena memaksa istrinya hamil. Dia merasa menjadi penyebab kematian sang istri.

"Aku mau ke kantor sebentar. Sore baru pulang. Apa kamu mau ikut denganku? Aku akan antar kamu dan Alice pulang baru aku lanjut ke kantor," ucap Aksa dengan suara yang datar.

"Aku dan Alice pulang pakai motor saja. Kamu langsung ke kantor saja, Mas," jawab Ghendis.

"Apa kau ingin mencelakai putriku dengan membawanya pakai motor?" tanya Aksa dengan suara tinggi. Ghendis dan Alice menjadi terkejut mendengar suara Aksa yang besar. Alice memeluk leher Ghendis dengan erat sambil menangis.

"Aksa, kecilkan nada bicaramu! Alice jadi ketakutan. Apa begini cara bicaramu dengan Ghendis?" tanya Mama Reni.

"Aku tak mau dia bawa Alice dengan motor!"

"Kamu bisa bicara baik-baik. Tidak harus dengan suara gede!" balas Mama Reni.

"Papi jahat ....!" ucap Alice dengan terisak.

Aksa mengusap wajahnya dengan kasar. Dia tak menyangka Alice akan menangis mendengar suara dan ucapannya yang besar.

"Sayang, maafkan papi. Papi tak marah dengan Alice," ucap Aksa. Dia meraih Alice dalam dekapan Ghendis, tapi tangannya ditepis sang putri.

"Papi marahi Mimi," ucapnya lagi. Aksa terkejut dengan ucapan sang putri. Dalam hatinya bertanya, kenapa Alice bisa tahu jika itu ditujukan untuk Ghendis.

"Sayang, maafkan Papi. Papi tak sengaja, Nak!" ucap Aksa lagi.

Ghendis berusaha menenangkan ponakannya itu, hingga akhirnya diam dan tertidur dalam pelukan Ghendis.

"Ghendis, sebaiknya kamu pulang dengan mobil saja. Takutnya Alice mengantuk," ucap Mama Reni dengan lembutnya.

"Iya, Ma."

"Aksa, antarlah anak dan istrimu pulang. Baru setelah itu kamu ke kantor!" ucap Mama Reni.

Aksa dan Ghendis akhirnya setuju. Motor akan dibawa supir Mama Reni ke kediaman Aksa sore harinya.

**

Ghendis dan Aksa saat ini telah berada di dalam mobil. Alice masih tertidur dalam pelukan gadis itu. Aksa menyetir dengan kecepatan sedang. Lama keduanya saling terdiam tanpa suara. Larut dengan pikiran masing-masing. Hingga hampir sampai barulah pria itu bersuara.

"Jangan mempermalukan aku dengan berselingkuh. Jika kamu ingin bertemu pria idamanmu itu lakukan di luar kota, dimana tak ada seorangpun yang mengenal kamu sebagai istriku!" ucap Aksa dengan penuh penekanan.

...----------------...

1
Ma Malikha
ikutan baca ya mama Reniiiiii... 😍😍😍😍😍
Ing
Chapter ini bgian nyesek bgt. Dibalut rasa bersalah, mental makin hancur & hilang asa hidup. Kehilangan org karna meninggal adl tdk bisa bertatap muka lg dikala rindu tdk bisa mendgr suaranya lg & tdk ada lg yg menentramkan hati ketika gundah gulana.
Cahaya Pasaribu
Buruk
Cahaya Pasaribu
Luar biasa
Umi Mutmainah
Lumayan
Umi Mutmainah
Biasa
salsa 5758
di saat hujan turun dengan derasnya
baca cerita Gendist ...
terasa semakin sakit di hati
salsa 5758
Gendhis kau membuatku menangis 😭😭😭😭😭😭😭
hatiku ikut sakit
rahma dhani
knp nyesek bnget c Thor😭😭 baca ny,mna alur cerita ny hampir mirip pula dengan cerita khidupan masa lalu ak sndiri😪😁
Titik Martiyah
thor...seingat aku cara penulisan nama .= gendhis........bukan ghendis...maaf ya thor..
Titik Martiyah
jack hrs kecewa...ternyata alice bukan darah dagingnya walau berhubungan badan berkali kali....mungkin jack mandul...
Agus Setiawati
Luar biasa
Dewa Rana
kadang bapak kadang mas
Dewa Rana
ternyata Aksa bukan lelaki yg baik
Dewa Rana
kalau sendirian bukan bersanding namanya Thor
khaerani suherman
ok
Zurita Fanani
Luar biasa
erna suryaningsih
Lumayan
erna suryaningsih
Biasa
jujuu ZuBaidah
aaachhh mewweeeeekkk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!