NovelToon NovelToon
Jodohkah Kita? (Kisah Seruni)

Jodohkah Kita? (Kisah Seruni)

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Angst / POV Pelakor / Pihak Ketiga
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lalalati

Usai penyatuan itu, Seruni bersandar pada dada polos Victor. "Ada satu yang belum aku kasih tahu sama kamu, Vic."

"Apa?" Tanya Victor.

"Aku... gak bisa punya anak," ucap Seruni dengan berat hati. Ia merasa sudah bertindak egois karena baru mengatakannya sekarang. Seruni berpikir Victor pasti sama seperti pria lain, yang menginginkan seorang anak. Apalagi ia seorang penerus perusahaan.

"Aku tidak peduli itu, Seruni. Aku mencintai kamu, bagaimana pun kamu."

Kata-kata Victor membuat bahagia menelusup di hati Seruni. "Kenapa kamu bisa nerima aku yang kayak gini?"

Victor tersenyum hangat saat Seruni menatapnya dengan tatapan bersalah. "Aku sudah kehilanganmu selama dua belas tahun. Apa kamu pikir aku akan rela kehilanganmu lagi karena alasan itu?"

Tanpa Seruni ketahui, Victor sudah menyembunyikan sebuah kenyataan pahit. Ego Victor untuk bisa kembali bersama cintanya yang belum usai membuatnya mengabaikan kenyataan itu. Kenyataan yang suatu hari akan menyakiti Seruni lebih dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalalati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8: Kehidupan yang Berbeda Jauh

Delapan tahun kemudian...

Seruni sedang berjalan di sebuah trotoar. Hari itu Jakarta sedang sangat panas-panasnya. Kemeja putihnya sudah basah oleh keringat. Ia pun memutuskan untuk membeli sebotol air mineral dingin di sebuah warung kecil yang dilewatinya. Ia pun duduk di kursi kecil di warung itu. Segera ia teguk air itu hingga airnya habis setengahnya. Seketika dahaganya sedikit mereda.

Cuaca panas masih menghinggapinya. Ia pun mengipas-ngipaskan map coklat yang ia pegang. Kedua matanya memicing menghalau silau yang menerpa matanya. Sesekali Seruni menghela nafasnya. Kemana lagi ia akan mencari pekerjaan?

Ia pun kembali berjalan. Tak ada waktunya membuang waktu seperti ini. Tiba-tiba seseorang memanggilnya. "Seruni!"

Seruni mencari asal sumber suara yang memanggilnya, kemudian ia pun menemukan seorang perempuan di seberang jalan yang sangat dikenalnya. Perempuan itu mengunci mobilnya dan menyeberangi jalan dan menghampiri Seruni.

"Shelly?" Ucap Seruni tak yakin.

"Iya, Ser, ini gue!" Ucap Shelly seraya memeluk sahabat lama yang sudah lama tak ditemuinya.

"Baik, Shel. Kamu gimana kabarnya?" Tanya Seruni.

Kemudian mereka sudah berada di sebuah kafe tak jauh dari tempat mereka bertemu. Seorang pramusaji membawakan minuman dingin yang mereka pesan dan membiarkan keduanya menikmatinya.

"Ya ampun gimana bisa, bertahun-tahun gak ketemu lo masih secantik ini, Ser? Lo gak berubah sama sekali." Shelly membuka obrolan.

Seruni hanya tersenyum lirih. "Kamu bisa aja. Malah kamu yang sekarang cantik banget, Shel."

"Apalagi, gue perawatan dong makanya bisa glowing kayak gini." Shelly mengibaskan rambut hitam panjangnya ke belakang. Membuat Seruni tertawa mendengarnya, ia rindu pada sikap ceria sahabatnya itu.

"Lo kemana aja selama ini, Ser? Kenapa lo ngilang? Lo juga ganti nomor ya? Gue sempet chat lo tapi ceklis satu terus. Gimana kabar Malik? Anak lo udah berapa?" Saking senangnya ia bertemu Seruni, Shelly memberondong Seruni dengan banyak pertanyaan sekaligus.

Seruni tertunduk menatap kopi hitam dingin miliknya. Itu merupakan menu termurah di kafe itu yang bisa ia beli. Ia harus berhemat karena uangnya sudah semakin menipis.

"Ser?" Panggil Shelly karena Seruni tak juga menjawab.

"Malik... baik-baik aja. Kita baru pindah lagi ke Jakarta. Sebelumnya kita sempet pindah ke luar kota beberapa tahun. Terus kita belum dikasih anak, Shel. Belum dipercaya kali ya?" Seruni tertawa getir.

Seketika Shelly merasa bersalah. "Sorry ya, gue gak tahu. Semoga lo cepet dapet momongan ya, Ser."

"Gak apa-apa, kok." Seruni mencoba ceria. "Kamu sendiri gimana?"

Shelly mencoba menjaga sikapnya. "Gue sama Rifat baik-baik aja, kita punya dua anak. Cukuplah dua juga ikut program pemerintah." Shelly terkekeh agar suasa yang sempat tak enak jadi menjadi lebih ceria.

"Seneng banget, sih. Umur berapa?"

"Yang pertama umurnya delapan tahun, cowok. Yang kedua cewek, umurnya lima tahun."

Mendengarnya membuat hati Seruni tercubit. Rasa iri sering kali hinggap di hatinya saat melihat wanita lain di usianya sudah memiliki anak dan keluarga yang bahagia. Yang ia tahu, Shelly juga menikahi pria yang baik dan mapan. Keduanya bekerja, dan memiliki anak yang menyempurnakan hidupnya. Sungguh mimpi sederhana yang tak pernah tercapai oleh Seruni sampai hari ini.

"Eh ini apaan, Ser?" Shelly meraih map coklat yang tergeletak di meja.

"Itu... Surat lamaran." Cicit Seruni.

"Lamaran?" Shelly cukup heran mendengarnya. "Lo lagi nyari kerja?"

Seruni mengangguk malu. "Sebenernya, restoran keluarganya Malik bangkrut. Jadi aku mau nyari kerja buat bantu-bantu, tapi ternyata susah. Aku udah nyoba buat masuk-masukin lamaran via email, tapi belum ada panggilan juga. Ya udah daripada diem, aku datengin beberapa tempat buat ngelamar langsung."

Shelly membuka map itu dan ia melihat ada beberapa lembar kertas, salah satunya adalah foto kopi ijazah SMA. "Loh, kenapa lo pakai ijazah SMA?"

"Ijazah S1 aku... hilang." Dusta Seruni.

"Tapi lo bisa bikin lagi 'kan? Nyoba ke kampus lo lagi gitu?"

"Iya bisa, sih. Cuma aku belum ada waktu." Ujar Seruni sedih.

Shelly menatap iba pada sahabatnya itu. Ia bertanya-tanya, ada apa dengan kehidupan Seruni? Kenapa ia harus mencari pekerjaan seperti ini? Seruni memang masih terlihat cantik seperti dulu. Namun Shelly baru sadar, tubuh Seruni sangat kurus. Matanya juga terlihat lelah.

Ponsel Shelly berbunyi. Ia pun membukanya. "Ser, duh, sorry. Gue harus pergi deh sekarang." Ia segera membereskan barang-barangnya, termasuk map coklat itu. "Ini gue bawa, gue bakal bantu lo. Nanti kalau ada info, gue secepatnya hubungin lo."

"Beneran, Shel?" Ujar Seruni sumringah.

"Bener, Ser. Lo gak usah khawatir. Gue pasti bantu lo."

***

Seruni pun tiba di sebuah rumah kontrak sederhana. Perasaannya sedikit meringan, karena setidaknya usahanya hari ini tidak terlalu sia-sia. Semoga saja Shelly secepatnya memberikan kabar baik untuknya.

Hingga beberapa hari kemudian ia mendapatkan kabar dari sahabatnya itu, ada sebuah lowongan di sebuah hotel, tempat suami dari Shelly bekerja. Hanya saja lowongannya sebagai petugas kebersihan dapur. Itu juga pekerjaan paruh waktu dan tidak dipekerjakan secara tetap. Awalnya Shelly ragu menawarkan pekerjaan kasar seperti itu pada Seruni, tapi ternyata Seruni langsung menerima pekerjaan itu.

Seruni pun datang di hari pertamanya bekerja. Hotel itu adalah hotel mewah berbintang lima. Hotel itu juga memiliki beberapa cabang di seluruh Indonesia dan juga luar negeri. Walaupun hanya menjadi petugas kebersihan, Seruni merasa sangat bersyukur ada yang bisa dilakukannya untuk menyambung hidup.

Tugas Seruni adalah mencuci piring. Hotel itu ternyata cukup ramai, sehingga piring-piring yang harus dicuci selalu banyak.

Saat sedang mencuci, seseorang menghampirinya. "Seruni, ada yang nyariin." Ucap seorang pegawai. Seruni pun mengeringkan tangannya dan berjalan ke arah pintu belakang dapur. Ia ditunjukkan oleh satpam, ada seorang pria yang mencarinya di depan hotel. Benar saja, Seruni melihat seorang pria berada di depan hotel seraya mengisap sebuah rokok. Seruni pun menghampirinya.

"Malik." Pria itu pun menoleh. Pakaiannya lusuh, hanya menggunakan kaos dan celana jeans belel.

"Gue minta duit." Pintanya dengan kasar.

"Tadi pagi aku 'kan udah kasih kamu uang."

"Kurang! Makanya gue minta lagi!" Ucap pria itu dengan nada tinggi.

Seruni mencoba menahan emosinya. "Aku baru juga mulai kerja hari ini. Aku belum dikasih gaji. Makanya, kamu kerja. Jangan cuma bisanya..."

PLAKK!!

Tangan Malik memukul pipi Seruni dengan sangat keras. Tak cukup sekali, ia memukul pipi Seruni yang lain, hingga Seruni tersungkur ke trotoar.

"Yang namanya istri gak usah nasehatin suami! Sok banget lo baru punya kerja jadi babu juga!!" Tangan pria itu terus memukul ke arah kepala, punggung, dan pundak Seruni secara membabi buta. Seruni hanya bisa menunduk melindungi wajahnya.

Melihat penganiayaan itu, orang-orang dan juga satpam yang ada di sana, segera membantu Seruni dengan menjauhkan Seruni dari pria yang ringan tangan itu.

"Mbak gak apa-apa?" Tanya seorang ibu paruh baya. Ia merasa kasihan melihat wajah Seruni yang pucat dan basah karena air mata dengan rambut yang sudah berantakan, juga sudut bibir Seruni yang mengeluarkan cairan merah.

Tiba-tiba terdengar suara klakson dari sebuah mobil mewah yang akan memasuki area hotel. "Minggir-minggir!" Satpam segera mengosongkan area gerbang masuk yang dipenuhi orang-orang yang ingin tahu kejadian penganiayaan itu.

Mobil mewah itu berhenti di depan lobi. Seorang pria keluar dari kursi penumpang depan.

"Ada apa?" Tanyanya pada petugas keamanan seraya membukakan pintu penumpang belakang.

"Maaf, atas kegaduhannya. Baru saja terjadi sedikit insiden di depan hotel, Pak." Sahut petugas keamanan yang bertugas di lobi hotel, yang biasa menyambut para tamu.

Seorang pria tinggi, berjas, keluar dari dalam mobil dengan sepatunya yang hitam mengkilat. "Inikah cara kalian menyambutku? Apa hotel ini harus aku tutup?"

"Maaf, Pak. Saya akan segera menyelesaikannya." Sahut petugas itu panik.

"Romi."

"Iya, Pak." Sahut pria bernama Romi, yang sepertinya adalah sekretarisnya.

"Cari tahu ada insiden apa. Jika ia salah satu karyawan di hotel ini, pecat dia."

"Baik, Pak."

Beberapa orang terlihat berlari menyambut pria yang baru saja datang itu. "Pak Victor Hartono, selamat datang di The Luxury Hart Hotel. Mohon maaf saya terlambat menyambut anda." Ujar salah satu dari mereka dengan wajah yang tegang.

Victor menggeleng pelan. "The Luxury Hart Hotel Jakarta ini, ternyata bisa menjadi seburuk ini." Mata sipitnya tajam menatap orang-orang di depannya. "Mengecewakan."

...***...

Seruni Nur Anantha

Victor Hartono

1
Erni Fitriana
hamil kang ketoprakkkkk....hamillllllll...pegimanah sih luhhhh...nveluat...ngeluat doang gak ada tindakanyahhhh..gemes guah😠😠😠😠😠😠
Erni Fitriana
tokcer victor
Erni Fitriana
ketemu lagiiiii kita
Erni Fitriana
kyk ketiban tuang listrik y seruni????
Erni Fitriana
sedih bacanya😢😢😢😢
Erni Fitriana
ya Allah visualnya😱😱😱😱😱
Erni Fitriana
alhamdulillah
Erni Fitriana
aduh deg degan victor ketemu seruni lagiiiii
Erni Fitriana
cinta lama belum kelar nihhhh🤔🤔🤔🤔🤔
Erni Fitriana
jngn lupa bilang terimakasih sama author y vic!!!!!
Erni Fitriana
ya Allah runi😭😭😭😭😭
Erni Fitriana
viktor semakin dibuat sibuk oleh pak emran....
Erni Fitriana
berjuang lahhh
Erni Fitriana
pak emran beruntung gak punya urat susah...jadi sekali ngomong n nyuruh pindah orang sat set y pindah....punya urat kaya enak y pak😊😊😊😊😊
Erni Fitriana
horang kaya..kko nyuruh pindah udah kyk ngusir laler
Erni Fitriana
ehh bapak plin plan
Erni Fitriana
cerita sweet...cerita SMA😘😘😘
Asep Saepudin
jgn sampai terjadi hal buruk sama Laura dan seruni
Asep Saepudin
mdh2 seruni baik baik saja
Soeharti Rifangi
tinggalkan saja seruni laki " yg gak punya pendirian ,baru diancam gitu saja sama marsha udah lembek /Frown/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!