NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Demi Adikku (Naik Ranjang)

Terpaksa Menikah Demi Adikku (Naik Ranjang)

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Nur Aini

Caca terpaksa harus menikah dengan suami adiknya yang tengah terbaring sakit di salah satu kamar rumah sakit.

"Kak, aku mohon, menikahlah dengan abang Alden!" Ucap Lisa, sang adik di waktu terakhirnya.

Caca menggeleng tak setuju. Begitu juga dengan Alden. Tapi mendengar Lisa terus memohon dengan suara seraknya yang nyaris hilang dan dengan raut wajahnya yang menahan segala rasa sakitnya, Caca pun akhirnya menyetujui permohonan terakhir adiknya.

Bagaimana kelanjutan kisah mereka?

Yuk langsung saja intip serial novel terbaru Author!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 Boneka beruang

"Kenapa sudah pulang? Apa loe sudah lulus?" Tanya Alden pada sepupunya itu.

"Iya dong. Gue lulus lebih awal. Tinggal wisudanya lagi akhir bulan depan."

"Selamat ya." Alden mengulurkan tangan.

"Thank you, bro." Haris menyambut uluran tangan sepupunya itu.

Setelah saling menyapa, mereka pun memutuskan untuk sarapan bareng di hotel.

"Gue dengar loe mau dilantik jadi direktur keuangan?" Selidik Alden.

"Yup, benar. Karena itulah gue pulang lebih awal. Dan sebenarnya ada hal lain juga yang membuat gue pulang lebih awal."

Dug

Mendadak jantung Alden berdegup kencang mendengar kalimat terakhir Haris. Ya, dia bisa menebaknya sekarang.

"Gue mau melamar Caca." Lanjut Haris membenarkan apa yang dipikirkan Alden.

Ehheeem

Ehheeem

Alden berdehem beberapa kali, lalu dia pun menyeduh minumannya. Hatinya tiba tiba saja terasa sesak.

"Loe yakin mau melamar Caca?"

"Iya dong. Loe tahu sendirilah, Caca tidak mau pacaran dan hanya mau diajak ta'aruf. Ya, loe pasti juga tahu kan cara ta'aruf yang seharusnya. Gue rindu bro sama dia. Rasanya ingin meluk dia, bergandengan tangan sama dia.. ya seperti layaknya dua insan yang saling mencinta. Nah satu satunya cara supaya bisa melakukan semua itu, ya dengan melamarnya, lalu menikahinya." lanjutnya bercerita dengan raut wajah yang sangat bahagia.

Sedangkan Alden hanya bisa tersenyum paksa menanggapi ocehan Haris.

"Tapi ngomong ngomong loe tahu nggak kenapa Caca nggak bisa dihubungi beberapa hari ini?"

Alden menggeleng yakin. Dia benaran tidak tahu kenapa Caca tidak bisa dihubungi. Karena dia sendiri tidak tahu apakah Caca punya hp atau tidak.

"Loe ada ketemu dia dalam waktu dekat ini?"

"Ada."

"Dia baik baik saja, kan?"

"Mmm, sepertinya begitu." Sahut Alden.

"Syukurlah kalau dia baik baik saja. Gue khawatir banget sama dia. Terakhir gue nelpon sehari sebelum Lisa meninggal. Setelah itu gue nggak bisa menghubungi dia lagi." tuturnya.

"Dia pasti sangat terpukul setelah kepergian Lisa. Apa lagi mereka saling menyayangi dan membutuhkan satu sama lain." Lanjutnya terus bercerita tentang Caca.

"Loe kapan pulang ke Jakarta?"

Haris selalu lebih dulu mengajak Alden bicara. Sedangkan Alden sebenarnya tengah merasakan sesuatu yang membuat hatinya seperti terbakar. Entah mengapa begitu. Apakah hatinya terbakar api cemburu? Entahlah, hanya dia dan Tuhan nya saja yang tahu.

"Nanti sore." sahut Alden.

"Boleh nitip sesuatu untuk Caca, dong."

"Boleh."

Haris tersenyum senang, karena Alden mau membawakan titipannya untuk Caca.

"Nanti siang gue antar barangnya."

Alden mengangguk saja dengan wajah datarnya.

Sementara itu, di apartemennya Caca justru sedang tertidur lelap. Ya, dia benar benar merasa nyaman dan rasa lelahnya hilang seketika, dan dia bisa merebahkan punggungnya di kamarnya sendiri.

Caca bisa tidur lelap setelah minum vitamin yang siberikan oleh dokter Cindy yang datang memeriksa kesehatannya tadi pagi atas perintah dari Alden.

Dalam tidurnya dia bahkan bermimpi melihat umi nya dan Lisa. Mereka terlihat sangat bahagia dan cantik. Tidak lama pertemuan itu, hanya sekejap saja. Umi dan Lisa melambaikan tangan sambil tersenyum pada Caca.

Saat bersamaan Caca terbangun. Air mata menetes di ujung matanya.

"Umi, Lisa.. aku rindu kalian." Gumamnya sambil menghapus air matanya.

Caca memutuskan untuk bangun karena ternyata sudah siang, bahkan dalam beberapa menit lagi azan zuhur akan berkumandang.

...🍂🍂🍂...

Vino tengah membantu Alden bersiap untuk segera kembali ke Jakarta. Mereka akan pulang dengan naik pesawat.

"Penerbangan jam berapa, Vino?"

"Jam empat sore, pak."

Alden melirik jam ditangannya yang saat ini menunjukkan pukul 15:30 sore.

"Kita masih punya waktu sekitar setengah jam lagi. Kamu mau mampir kesuatu tempat sebelum ke bandara?" Tanya Alden.

"Tidak pak. Kita langsung ke bandara saja."

"Oke."

Mereka melangkah meninggalkan hotel. Begitu tiba di lobi, Haris berlari mengejar Alden dengan membawa boneka beruang yang sangat besar, hampir sebesar tubuh manusia.

"Al, gue nitip ini untuk Caca, ya."

Mata Alden melotot, melihat barang yang dititipkan Haris padanya.

"Ini yang mau loe kasih ke Caca?"

"Iya, kenapa?"

"Ya nggak apa apa sih. Cuma, apa nggak kejauhan beli boneka segede ini di Bandung untuk di kirim ke Jakarta?!"

"Ini boneka spesial. Gue dapatin boneka ini dari main tembak tembakan di pameran pasar malam."

"Apa bedanya. Tinggal beli aja banyak kok di toko boneka di Jakarta." Sahut Alden.

"Beda dong bro. Hadiah yang didapatkan dengan hasil kerja keras sama hadiah yang dibeli dengan uang sendiri sangat berbeda."

"Oke, terserah loe deh."

Alden mengangguk saja. Dia malas berdebat lebih lama lagi dengan sepupunya yang super romantis dan bucin itu.

Setelah itu, Alden dan Vino langsung ke bandara. Di bandara, Alden dilihatin banyak orang karena membawa boneka beruang ukuran besar itu. Bahkan ada yang sampai menertawakannya.

"Dasar Haris, merepotkan saja." Rutuknya sambil memberikan boneka itu pada Vino.

Alden sangat merasa malu dan terhina, saat orang orang mengejeknya. Tapi, dia tetap melangkah dengan berwibawanya dan cool seakan tidak terjadi apa apa.

Sedangkan Vino, kini mengambil alih ejekan orang orang karena dia membawa boneka beruang itu.

"Pak Haris ada ada saja. Ini sungguh merepotkan." Rutuknya sambil menundukkan wajahnya menahan malu.

"Ganteng ganteng bawaannya boneka beruang. Uuu lalaaa.." Ujar seorang wanita.

"Idih dia pacar yang romantis tau. Dia rela membawakan beruang besar untuk kekasihnya." Sambung wanita lainnya.

Langkah Vino dan Alden semakin cepat untuk tiba di pesawat. Dan setelah duduk di pesawat, bukannya merasa nyaman, justru tambah repot, karena Vino harus memangku boneka itu.

Sedangkan Alden, dia duduk nyaman menyandarkan punggungnya dan langsung memejamkan matanya.

"Hariiisss!!" Jerit Vino dalam hatinya.

Dia sangat kesal pada Haris yang menitipkan boneka segede gaban begini pada bossnya. Yang akhirnya dia juga yang harus kerepotan.

Pesawat lepas landas. Dan tidak perlu menempuh penerbangan berjam jam, pesawat pun mendarat di bandara Jakarta.

Bukannya senang karena sudah tiba di Jakarta, Vino malah mengeluh kesal. Bagaimana tidak, dia masih harus menenteng boneka itu sampai masuk taksi.

"Merepotkan sekali.." Rutuk Vino sambil mendudukkan boneka di kursi depan di samping pak sopir.

"Bonekanya naik pesawat juga, mas?" Tanya sopir taksi itu.

"Iya, mas." Sahutnya mengiyakan saja.

Setelah memastikan boneka duduk nyaman di kursi depan dan telah dipasangkan sabuk pengaman, barulah Vino duduk di kursi penumpang tepat di samping Alden yang kembali memejamkan matanya.

"Loe nggak beli hadiah apapun buat Caca?" Tanya Vino bicara santai pada sahabatnya yang merangkap jadi boss nya itu.

Alden menggeleng meski matanya tetap terpejam. Dia bukan tipe laki laki yang suka membelikan hadiah untuk wanita. Dulu pun saat masih bersama Khalisa, dia tidak pernah membelikan hadiah. Paling kalau dia tahu Khalisa suka sesuatu, ya dia suruh aja Khalisa beli sendiri atau dia suruh Vino yang beli, lalu di berikan pada Khalisa tanpa ada embel embel hadiah.

Sejauh ini Alden hanya suka memberi hadiah untuk mamanya saja. Tidak tahu kedepannya, apakah Caca akan menjadi wanita yang membuat Alden bucin padanya, entahlah hanya waktu yang bisa menjawab.

1
Rika Fitria
Luar biasa
Rika Fitria
Lumayan
Mary70
Luar biasa
andalan servindo
ok ceritanya. dan tdk terlalu berbelit2 . sukses ya..
Sulainiothman Sulainiothman
Luar biasa
N@r@
👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Oely Duma
jahat itu adalah saat berhasil menebar kebencian disekelilingnya...lisa jahat sampai akhir...ceritanya horor
Oely Duma
mamanya lisa yg jahat ya? menikahkan lisa lebih dulu, nyerobot jodoh caca .. krn orang kayah
sherly
Caca nih sok2 an lg hamil malah ngeyel mau menyadarkan si Dinda, skrg didorong gt gimana kondisi anakmu
Khairunnisa Zf india best of the best
Luar biasa
sherly
wah nyari masalah kamu...
Fawaz Al ashy
papa yg hebat
Fawaz Al ashy
biar tin tu si Alden goblok tak percaya dengan pasangan nya yg ada malah hancur lagi hubungan kalian /Awkward/
Fawaz Al ashy
abang cayang /Facepalm//Facepalm/
irma hidayat
up nya selalu ditunggu thor
sherly
pencemburu plus cengeng hehehhehe
sherly
heran banget Ama sikap kamu Alden padahal Dah saling terbuka tentang cinta mas lalu yg sama2 dipendam tp msh aja kau ragukan cintanya sicaca...
sherly
Alden emang laki plin plan... cuekin aja Caca biarin aja dia puyeng sendiri
sherly
zikri yg baik hati..
sherly
sungguh kasian menjadi seorang Caca, ngk pernah menyakiti tp menjadi org yg paling dibenciiii
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!