Menceritakan tentang Raya seorang perempuan yang memiliki kelebihan yaitu Indra keenam. Raya adalah seorang vokalis bend nya yang berada KapRal. Raya juga merangkap sebagai pencipta lagu yang dia ambil dari kisah-kisah arwah penasaran.
Suatu hari Genk KapRal didatangkan beberapa musibah dan malapetaka, pertama Raya nyaris terbunuh, kedua bend KapRal mendapati sebuah fitnah bahwa bend mereka melakukan plagiat atas lagu-lagu yang diciptakan Raya.
Saat merasa frustasi Raya tiba-tiba mendapat ide untuk datang ke villa milik kakeknya.
Di Sana dia yang ditemani sagara menemukan beberapa hal ganjil serta berhasil menemukan sebuah syair atau mantra yang akan di ubah oleh Raya menjadi sebuah lagu.
Dari sanalah malapetaka besar itu akan muncul. Setelah Raya memperkenalkan lagi ciptaanya kepada teman-teman bend nya.
Satu persatu teman-teman bend mati dengan cara yang mengenaskan, pembunuh nya hanya meninggalkan jejak yang sama yaitu kedua bola mata korban lenyap tiada bekas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuireputih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15 Bemby Tewas
Perlahan Bemby membuka matanya.
Hanya ada lampu remang-remang menyapa penglihatan. Sekujur tubuhnya masih terasa nyeri.
Dipicingkan pandangan ke segala arah. Tidak ada siapa-siapa. Namun, Bemby tidak bodoh dan dengan mudah menebak ruangan yang dihuninya ini. Rumah sakit. Aromanya begitu khas dan membuat Bemby muak.
Ia ingin bangkit, tapi tubuhnya tertahan oleh rasa sakit dan selang infus yang tertancap di pembuluh darahnya. Pikirannya berusaha mencerna apa yang terjadi sehingga dirinya harus bermalam di sini. Studio, lagu, listrik mati, dan … ah! Bemby ingat sosok yang menghampirinya, Sosok berwajah Belanda yang menatapnya tajam dan seram.
"Sial!" maki Bemby ketakutan. Ia ingin kabur dari tempat ini. Lagipula, kenapa tidak ada siapa-siapa yang menemaninya? Ke mana semua anggota KapRal? Tiba-tiba Bemby mengkhawatirkan mereka.
Tidak menutup kemungkinan jika teman-temannya yang lain terluka dan harus dirawat di rumah sakit sepertinya. Namun, apa penyebab mereka mengalami kejadian mistis seperti ini? Bemby berusaha mencari tahu, tapi rasa pusing menyerangnya seketika.
Mendadak hawa ganjil menyusup masuk, menggelitik lubang pori-pori Bemby. Pemuda itu bergidik ngeri dan sontak bersembunyi di balik selimut putih motif garis-garis. Ia masih trauma dan tak ingin didatangi sosok itu.
"Bemby …."
Rasanya Bemby ingin melompat dan pergi sejauh-jauhnya dari tempat mencekam ini kala didengarnya suara ganjil menyebut namanya. Suara ganjil, karena Bemby tak mampu menerka itu suara laki-laki atau perempuan. Seakan suara itu menyatu dengan angin dan membawa aura mencekam tersendiri.
'Aku membutuhkan nyawamu, Bemby!" Serentetan kalimat itu nyaris menyerupai bisikan, tapi terdengar jelas dalam pendengaran Bemby.
Pemuda itu bergidik ngeri, lalu berteriak kencang, mengharap ada pertolongan datang. Ia yakin jika yang menghampirinya adalah hantu yang menginginkan kematiannya.
Tidak! Bemby menggeleng kuat-kuat. Ia harus melakukan sesuatu, atau mati konyol di tempat ini.
Dikerahkannya seluruh kekuatan untuk bangkit, lalu dicabutnya secara paksa jarum infus sehingga darahnya muncrat membasahi piyamanya sendiri. Rasanya sangat menyakitkan. Namun, Bemby tidak memiliki pilihan lain.
Meski harus terhuyung dan memegangi bekas tusukan jarum infus yang terus mengalirkan darah, Bemby memaksakan diri untuk berlari kencang, mencari bantuan di luar sana.
Sayangnya, tak ada seorang pun. Bemby hanya menjumpai lorong-lorong kosong!
"Sial! Sebenarnya aku ada di mana?" ujarnya putus asa.
Matanya menelanjangi seluruh penjuru, tapi tetap hanya bersua dengan lorong-lorong kosong. Tidak mungkin rumah sakit sesepi ini. Namun, Bemby tidak menyerah dan terus berlari.
"Kau tidak akan bisa lari dariku, Bemby!"
Bemby menjerit ketakutan. Suara itu terdengar makin nyata meski berbaur dengan angin. Ia langsung terjengkang kala tangan-tangan tak terlihat menjegal langkahnya. Entah berasal dari mana, tiba-tiba muncul puluhan pisau bedah menusuk kedua kaki Bemby bersamaan.
Jeritan memilukan kembali terdengar.
Bemby sudah mulai lemas lantaran banyak darah yang dikeluarkannya. Namun, harapan hidupnya mengalahkan logika. Meski harus merayap, ia berusaha menghindari musuh tak terlihat yang ingin menghabisi nyawanya.
Dengan mata berkunang-kunang, Bemby terus menyeret tubuhnya, hingga sampai di depan sebuah ruang dengan papan putih bertuliskan deretan huruf kapital.
KAMAR JENAZAH
Bemby tercekat. Namun, ia tak melihat ada jalan lain. Lorong-lorong yang sempat dilaluinya menghilang misterius, berganti dengan jalan buntu yang dibaluri darah.
"Inilah tempatmu, Bemby!"
Kalimat itu sempat didengar Bemby sebelum ia terjun bebas dan jatuh tepat di tempat parkir rumah sakit. Kondisi Bemby seperti balon yang meletus. Darah berhamburan di sana-sini. Kepalanya remuk dan tulang-tulangnya mencuat, keluar dari badan. Kedua mata Bemby menguak lebar. Menggambarkan ketakutan yang luar biasa.
Sesuatu jatuh dari atas, meluncur, dan hinggap tepat di atas mayat Bemby.
Sebuah cincin bermotif tengkorak.
tapi kerennnnn 👍👍👍👍