"Kau tidak bisa pergi dariku, mana mungkin aku melepasmu setelah aku bisa merasakan hasratku bangkit, kau tidak bisa hanya datang karena ingin merasakan kepuasan! Selena Agatha." Lirih Bentley Leister.
Selena Bianca Agatha seorang mahasiswi cantik berumur (22 tahun) ia terkejut tat kala orang yang begitu ia kenal dan sudah beristri menanyakan hal dewasa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya baik dia maupun pria tersebut.
Di samping itu keanehan terjadi pada pria tampan berkuasa yaitu Bentley Max Leister (32 tahun) dimana hasrat bercintanya malah membara ketika bertemu dengan adik dari sahabatnya sendiri yang seharusnya ia rasakan bersama sang istri.
.
.
Lantas bagaimana hubungan Bentley dan Selena ke depannya? dan apakah Ben mampu menahan gejolak pada dirinya yang ia anggap bermasalah?
SIMAK KISAH LENGKAPNYA>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19
Setelah kelahiran baby Zayyan keluarga Martin terus berada di rumah Ricky, menghabiskan waktu di sana bermanja-manja hingga tak terasa sudah satu minggu berlalu.
Karena banyak kesibukan lain papa Martin dan mama Bella pulang ke rumah lagi, namun sesekali mereka pasti akan menjenguk ke sana tentunya.
Selama satu minggu itu Selena juga melakukan bimbingan langsung dengan kakaknya sendiri.
"Kau juga akan pulang dik?." Tanya Ricky saat melihat adiknya bebenah.
"Iya kak aku butuh waktu sendiri untuk menyelesaikan skripsi juga, nanti pasti sering ke sini buat ketemu Zayyan." Balas Selena.
Ricky mengacak-acak rambut Selena, adik kecilnya ini ternyata sudah dewasa jika dilihat-lihat. "Tiga hari lagi kau terjun ke lapangan mulai ikut andil dalam perusahaan, banyak harapan kakak di kamu Sel kakak percaya kamu bisa melebihi kinerjaku."
Selena terkekeh sekilas mendengar nada serius abangnya. "Tumben? iya mari bekerja sama kak."
"Of course."
Setelah pamitan Selena meninggalkan pelataran rumah Ricky untuk pulang menuju kediamannya menyusul Martin dan Bella.
Di tengah perjalanan Selena teringat sesuatu..
Ia menatap ke arah handphonenya yang terletak tidak jauh dari posisi kemudi.
Sudah satu minggu tidak bertemu dengan Bentley, pria itu menghilang tanpa kabar bahkan chatan terakhirnya tiga hari yang lalu. "Kemana om Ben?."
Seperti ada yang hilang karena biasanya Selena selalu adu mulut dengan pria blasteran itu. "Kenapa aku memikirkannya? dia juga sibuk Sel."
Namun tak bohong Selena ingin mengetahui bagaimana kabar pria itu, ia ingin memberi pesan duluan tapi Selena tidak pernah melakukannya.
"Anggap saja dia om-ku tak ada salahnya kan bertanya kabar?." Pikir Selena, ia frustasi sendiri memilih berhenti di pinggir jalan.
Di ambilnya handphone untuk memberi pesan pada Ben.
"Om..." Isi pesan itu, hanya itu saja.
Setelahnya Selena meletakkan kembali handphone, namun wanita cantik itu tampak memikirkan sesuatu. "Terserah lah mau dibalas atau tidak, aku hanya ingin menyetorkan bimbingan."
Selena menancap gas mobil kembali melanjutkan perjalanan untuk pulang.
.
Australia
Joshua menghampiri Ben di apartemennya. "Penerbangan sebentar lagi, ayo tuan."
Bentley mengangguk mengikuti langkah asisten pribadinya.
Setelah sampai di lantai utama, keduanya di sambut dua bodyguard yang akan mengantarkan ke bandara yang tidak jauh dari sana.
"Bagaimana kabarnya?." Tanya Ben mengingat Selena, karena ada urusan mendadak juga mendesak di Australia Ben tak sempat memberi tahu dulu.
Joshua membuka Ipad-nya. "Selena sering menghabiskan waktu bersama tuan Ricky dan Melinda, hari ini ia baru kembali ke rumah."
"Kirimkan hadiah kepada Ricky yang sudah ku persiapkan." Perintah Ben diangguki Joshua, sebagai ucapan selamat atas kelahiran putra pertama.
Bahkan saking sibuknya Ben ia tak memegang handphone, ia tiga hari yang lalu ganti nomor karena Tyla terus menghubunginya untuk bicara sesuatu.
"Kau merindukan gadis kecil itu?." Tanya Joshua.
"Sedikit." Lirih Ben dengan senyum tipis.
"Bilang saja langsung."
"Buat apa? paling dia tertawa mengejekku, di matanya aku ini pria m*sum yang siap adu gabrut di atas ranjang Jos." Timpal Ben sedikit kesal.
Joshua tak bisa menahan tawa. "Perlu extra sabar katanya kata Ricky adiknya ini ketelitiannya sangat tajam, orangnya tak mudah percaya."
"Ya i know." Bentley sudah dapat menebak.
Tak lama mobil sampai di bandara, Ben dan Joshua berangkat untuk melakukan penerbangan kembali ke Indonesia.
Malam pukul 19:34...
Setelah selesai berkutat di meja kerja, Selena hendak turun ke bawah untuk renang malam. Namun ia urungkan niatnya saat Ricky menghubungi.
"Iya kak ada apa?."
"Dimana kamu?." Tanyanya dari seberang.
"Di rumah."
"Bisa bantu kakak?."
Selena mengerutkan kening, biasanya juga kakaknya itu jika ada apa-apa ada asisten pribadinya pak Dito.
"Katakan saja kak selagi aku bisa aku bantu."
"Antarkan berkas penting yang sudah kakak tandatangani ke Max Corp. Jangan sampai lewat jam 8 malam Bentley menunggunya sebelum klien dari LA tiba." Jelas Ricky.
"Ha??." Selena terkejut karena dadakan juga.
"Ayo kakak tunggu! kakak tak bisa meninggalkan rumah pak Dito juga ke pasar mengantar bibi Belanja."
"Biasanya om Joshua bisa kan?."
"Kau ini ngeyel, mereka sedang di perjalanan menuju Max Corp dari Australia jadi tidak ada waktu, ayo adikku tersayang." Bujuk Ricky.
"Iya-iya!." Mau tak mau Selena segera pergi berlalu dari rumahnya.
Untung rumah Ricky jaraknya dekat, jadi tidak lama Selena sampai dan setelah memegang berkas itu Selena menancap gas mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju perusahaan Bentley.
15 menit di perjalanan akhirnya Selena tiba, ia lari kocar-kacir menuju lift takut tak keburu dan diomelin Ricky juga Ben.
Setelah sampai di lantai tempat Ben berada, Selena langsung masuk ke dalam ruang CEO utama dan tampak Joshua sudah menungguinya.
"Ini." Selena buru-buru menyerahkan berkas.
"Terimakasih ya." Joshua berlari kecil menuju ruangan lain.
Dengan nafas yang masih ngos-ngosan Selena hendak pergi. "Ah capek juga, mereka harus mentraktirku!."
Dalam waktu bersamaan tiba-tiba tangan kekar melingkar pada perut ramping Selena membuat wanita cantik itu melotot, apalagi saat tubuhnya diangkat dibawa ke dalam kamar pribadi. "Ikut aku!."
"Om!?.."
"Patuh saja, aku butuh bantuanmu." Ujar Bentley serius yang tiba-tiba ada di sana tanpa sepengetahuan.
"Bantuan apa??." Tanya Selena masih sedikit panik.
Selang 8 menit, terdengar pintu ruang CEO utama diketuk berkali-kali. Masuklah Tyla ke dalam. "Ben!???."
"Dimana kamu? sudah ku bilang kita perlu bicara dulu!."
"Ben??." Panggilnya lagi.
Wanita itu mencari-cari keberadaan Ben, hingga notice pintu kamar pribadi terbuka. Tanpa pikir panjang Tyla langsung berjalan ke arahnya dan masuk ke dalam. "Ben.....
Betapa terkejutnya Tyla saat melihat pemandangan di dalam kamar, ia bahkan tak bisa melanjutkan ucapannya. "K-kau..."
.
TBC
Sebelum lanjut ingat! tinggalkan jejaknya ya😉🤗
kekurangannya menurutku pemilihan kata2 yg kurang sesuai dengan makna kata itu sendiri. bahasanya juga....😶🌫️
love sekebon deh