NovelToon NovelToon
Hati Seluas Samudera

Hati Seluas Samudera

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: nurilmi

Perjalanan hidup yang berliku-liku harus diterima dengan penuh keikhlasan. Sebagai seorang single parents yang memiliki seorang anak laki-laki itu tak mudah. Setelah kehilangan pekerjaan di salah satu perusahaan di ibukota.
Akankah berakhir dengan bahagia di perjalanan hidupku ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurilmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 8

Kuberanjak ke kamar anakku fahri dan kulihat dia sedang mengerjakan tugas dari sekolah.

"Pr dari bu guru banyak ya nak", tanyaku mendekatinya.

" Enggak kok bu sebentar lagi selesai, apa tante Ratna sudah pulang bu? tanya fahri kepadaku.

"Iya,sudah pulang baru saja...", ucapku merebahkan tubuhku di ranjang anakku fahri.

Ku pandangi langit-langit kamar anakku pikiranku menerawang jauh memikirkan perkataan adikku dan masalah rumah peninggalan orang tua. Mengapa harus semua ini terjadi bersamaan dengan aku yang sudah tidak bekerja dan tidak mendapatkan hasil dengan tetap tiap bulannya.

Paling tidak aku harus cari cara agar uang simpananku yang untuk fahri sekolah tidak terpakai. Jika aku mengontrak rumah aku membayar bulanannya juga biaya hidup sehari-hari aku dan anakku.

Semoga ada jalan terbaik untuk ku ya Allah...hanya Engkau yang bisa menolongku dari semua permasalahan yang ada. Aku menghela nafas saat tersadar fahri menatapku dalam diam

" Fahri apa tadi kamu mendengar semua apa yang tadi tante Ratna dan ibu bicarakan nak", tanyaku menatapnya dengan lekat.

"Iya ibu aku mendengar semua yang tante Ratna bicarakan ke ibu, bearti kita akan pindah dari rumah ini ya bu? tanya fahri kepadaku.

" Iya nak, kita akan meninggalkan ini semua....maafkan ibu ya nak...sejauh ini ibu tidak bisa membahagiakan kamu dengan seutuhnya dan maafkan ibu tidak seharusnya kamu terbebani dengan permasalahan yang ada", ucapku lekat menatap fahri.

"Sekarang kita siap-siap untuk membeli tempat pensil di toko buku setelah itu kita cari kontrakan yang cukup dengan keuangan ibu ya nak", ucapku lirih.

" Sebaiknya tidak usah membeli tempat pensil bu, biar nanti saja kalau uang ibu sudah cukup...kita cari kontrakan saja bu", perkataan fahri membuat ku pilu mendengarnya. Sejauh itu pemikirannya anak seusia fahri, mana yang lebih penting dan yang tidak begitu penting.

"Ibu masih ada uang kalau hanya untuk membeli tempat pensil nak, bahkan fahri minta di belikan peralatan sekolah lainnya juga masih bisa ibu belikan", kataku dengan tersenyum.

" Uangnya kan bisa digunakan yang lain bu? ujar fahri sendu

"Ayo nak, sudah sekarang kamu siap-siap nanti keburu kesiangan panas cuacanya hari ini, ", ucapku beranjak berlalu ke kamarku untuk aku bersiap diri.

Tak lebih dari lima belas menit aku dan fahri naik motor menuju ke toko buku yang sudah menjadi langganan aku sejak fahri mulai duduk di bangku sekolah dasar.

 Tak butuh waktu satu jam lebih kami sampai di toko buku, fahri pun memilih yang sesuai dan yang di inginkan. Setelah berhasil membeli tempat pensil kami berdua singgah di salah satu masjid karena sudah waktunya menunaikan shalat dzuhur.

...Setelah satu jam lamanya aku dan anakku fahri melaksanakan sholat dzuhur juga beristirahat sejenak, akhirnya aku dan anakku melanjutkan perjalanan untuk mencari kontrakan di dekat sekolah fahri....

Saat aku sedang mencari kontrakan, suara getar ponselku berbunyi yang berada di dalam tasku. Aku berhenti di tepi jalan untuk mengangkat telepon, kulihat nama mbak fani.

" Hallo assalamu'alaikum mbak fani",seruku karena suara bising kendaraan lalu lalang.

"Walaikumsalam Halo sarah,bisa kita ketemuan sar? ujar mbak fani di seberang telepon.

" Bisa mbak fani, kebetulan aku sedang di jalan. Bagaimana kalau kita bertemu di suatu tempat saja ", ucapku inisiatif untuk segera bertemu di suatu tempat.

" Ok kita ketemuan di cafe xxx aku tunggu di sana bagaimana sarah? tanyanya kepadaku.

"" Iya mbak fani aku otw ke sana", ucapku mengakhiri pembicaraan di telepon dan aku melajukan motorku ke arah cafe yang di sebutkan oleh mbak fani.

Cukup jauh aku menuju ke cafe tersebut, akhirnya aku sampai di cafe xxx yang di maksud mbak fani. Satu setengah jam jarak yang aku tempuh kearah cafe xxx.

Aku dan anakku fahri menuju ke arah pintu cafe dan aku arahkan pandanganku untuk mencari sosok mbak fani. Alhamdulillah aku telah melihatnya setelah mbak fani memberi kode dengan lambaian tangannya saat melihatku dan fahri anakku.

Kudekati meja yang telah dipesan oleh mbak fani terlebih dahulu dan ku menyapanya. Anakku fahri hanya mengekori di belakang ku.

"Hai sarah apa kabarnya", tanyanya menatapku lekat.

" Alhamdulillah baik dan sehat mbak fani, bagaimana dengan mbak fani sendiri ", ucapku seraya duduk di hadapannya.

" Alhamdulillah baik, eh ternyata fahri ikut ya? ujarnya kaget saat melihat anakku fahri.

"Kebetulan tadi kami sedang ada di luar mbak ke toko buku mencari peralatan sekolah fahri", ujarku kepada mbak fani.

Kemudian kami memesan minuman dan makanan kecil untuk menemani kami mengobrol.

" Ibu aku ingin melihat ikan yang berada di kolam ikan di taman sebelah sana ya bu", ucap fahri meminta ijin kepada ku.

"Iya hati-hati ya nak". Aku tahu fahri memberi waktu untuk aku dan mbak fani berbicara serius mengenai masalah adikku Ratna.

Tak lama fahri pergi ke arah taman yang ada kolam ikannya yang letaknya di sudut cafe xxx. Lantas aku mengalihkan pandangan ku ke arah mbak fani.

" Sarah aku minta maaf untuk semua yang terjadi karena adik kamu Ratna membutuhkan uang untuk melunasi hutang-hutangnya di pinjol, walaupun sebenarnya aku tidak tega di sisi lain ada kamu yang menempati rumah tersebut. Apalagi kita saudara sepupu sarah..dan hubungan kita selalu baik selama ini juga kita jangan sampai berselisih paham hanya karena permasalahan ini".

Aku hanya terdiam menatap mbak fani lekat dan kuhela nafas berat terasa sesak saat mendengar adikku Ratna dan kini mbak fani bercerita membenarkan itu semua.

" Ini kwitansi dan surat pernyataan yang tertulis diatas materai", ucapnya seraya menyodorkan bukti-bukti kwintasi juga surat pernyataan dan kubaca dengan teliti. Saat kulihat tanggal yang tertera di kwitansi maupun di surat pernyataan yang mereka buat itu saat seminggu sebelum almarhum mamaku meninggal. Ingin marah tapi sudah terjadi.

"Bukannya setahu aku ya mbak fani buat surat pernyataan jual rumah harus ada persetujuan dari anak pertama ya...kan anaknya mamaku ini aku dan Ratna....kalau begitu tidak sah kan mbak fani tanpa ada tanda tangan dari aku sebagai anak pertama....", ucapku menatap mbak fani tajam.

Kulihat mbak fani gugup saat mendengar perkataan ku yang tajam.

" Dan rumah itu sudah terjual sah sarah...diatas hitam dan putih memakai materai juga ada tanda tangan saksi mas yanto suamiku sarah...", serunya dia mengucapkan itu tanpa terduga aku berkata tidak sah apabila tidak ada tanda tanganku sebagai anak pertama.

Tiba-tiba fahri anakku sudah terduduk di tempatnya saat melihat aku dan mbak fani sedikit berdebat.

"Lalu mau kamu apa mbak fani dengan mengatakan seperti itu tanpa memikirkan aku ini masih ada...masih hidup...yang seolah-olah aku ini tidak dianggap bearti apa-apa....seharusnya mbak fani berpikir dua kali dan langsung beritahu aku sebelum semua itu terjadi"!!! seruku menahan gejolak emosi.

Kutatap mbak fani dengan tajam lalu aku beralih ke anakku fahri yang sedang makan es krim seraya melihat film kartun di ponselku yang sebelumnya tergeletak diatas meja.

" Aku kasih waktu satu minggu untuk kamu dan anakmu pergi dari rumah itu sarah, karena itu sudah bukan milik almarhum orang tua kalian", ucap mbak fani dengan nada sinis kepadaku.

"Baiklah kalau itu mau mbak fani, kami akan pergi dari rumah tersebut", ucapku tanpa membela sama sekali. Lalu aku minta bill untuk membayar di kasir tapi kertas bill di tarik begitu saja oleh mbak fani dan berlalu ke kasir. Aku dan fahri langsung pergi begitu saja tanpa pamit ke mbak fani terlebih dahulu.

1
Nụ cười nhạt nhòa
Update secepatnya thor! Kami sudah tidak sabar ingin tahu kelanjutannya!
ISIMPFORMITSUKI
Nggak sabar buat lanjut ceritanya!
Isabel Hernandez
Jangan berhenti menulis thor, karyamu bisa memberikan inspirasi bagi banyak orang!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!