Terpaksa Menikahi Bos Galak

Bosnya itu memang paling suka sekali mengerjainya, untung Bos kalau tidak sudah ku jambak - jambaknya rambutnya yang keren itu.

"Kamu kenapa lagi, Safea?" tanya Bisma lagi saat melihat wajah Safea yang lesu dan bercampur kesal itu.

"Aku capek, Bis. Habis di suruh beli kopi sama Pak bos. Tapi karena aku gak tau kopi yang dia suka maka aku borong semua varian kopi yang di jual di coffee shop itu." jawab Safea sambil menunjuk gelas kopi yang masih tersisa 4 cup lagi.

"Loh kok bisa? Memangnya kamu tadi gak tanya dulu ke Pak Bos atau ke Pak Alex?"

"Tadi aku sudah tanya sama Pak Alex tapi dia cuma bilang kalau pelayan di coffee shop itu sudah tahu kopi favorit Pak Lucas. Nyatanya saat sampai di sana, para pelayan di sana juga gak ada yang tau. Jadi, daripada nanti aku bolak-balik mending tak borong semua. Lagi pula aku juga beli pakai uang pribadiku sendiri bukan dengan kartu perusahaan tapi Pak Lucas malah bentak - bentak aku. Kan nyebelin banget." jelas Safea.

Mendengar cerita dari Safea Bisma dan Bunga malah tertawa.

"Kok kalian malah tertawa sih?" tanya Safea sewot.

"Abis kamu lucu banget. Kamu kan tahu bagaimana Pak Lucas, masih mending kamu di kerjai dan di bentak - bentak olehnya, tidak langsung di pecat seperti sekertaris - sekertaris sebelumnya." ucap Bunga yang masih tertawa.

"Iya juga sih."

"Terus kopi - kopi itu mau kamu apain, Safea?" tanya Bisma penasaran.

"Ah kopi ini?" ucap Safea sambil meletakkan kopi itu di atas mejanya. "Rencananya sih tadi mau aku bagikan kopi - kopi ini ke para pegawai yang ada di lantai atas atau di lantai bawah. Tapi Pak Lucas sudah memberikan peringatan terlebih dahulu, agar aku tidak pergi ke lantai atas atau pun lantai bawah untuk memberikan kopi ini. Jadi, kalau kalian berdua mau membantuku untuk menghabiskan kopi aku akan sangat berterima kasih sekali. Kalian tahu sendiri kan gimana marahnya, Pak Lucas kalau aku melanggar peraturannya."

"Baiklah, kita akan ikut bantu habiskan." ucap Bisma dan Bunga bersamaan.

"Terima kasih ya, kalian memang sahabat terbaik."ucap Safea.

Ya, beruntung sekali Safea memiliki kedua sahabat yang mau membantunya untuk menghabiskan kopi yang tersisa itu. Kini Safea pun tidak khawatir lagi, akan hukuman tambahan jika kopinya itu tidak habis.

"Oh ya, Safea apa kamu sudah tahu jika Bunga sudah di lamar oleh kekasihnya?" tanya Bisma.

"Ya sudah dong, Bis. Tadi siang kan Bunga sudah kirim pesan ke aku."

"Selamat ya, Bunga." ucap Safea pada sahabatnya itu.

***

Sementara itu di ruangan Lucas.

Lucas sudah bersiap - siap untuk pergi makan malam dengan Lisa untuk menunaikan janjinya dengan Ibunya. Ya, meskipun Lucas merasa enggan dan sudah bisa menebak akhir dari semuanya, yaitu saling menolak.

Selama ini bukannya Lucas tidak pernah untuk membuka hatinya. Lucas benar - benar ingin mencari seorang wanita yang bisa setulus ibunya. Lucas juga selektif dalam mencari seorang wanita yang akan di jadikan sebagai pendampingnya.

Bukannya tidak ada wanita yang menggugah hatinya sama sekali. Sebenarnya sudah ada beberapa wanita yang menarik perhatiannya. Namun, saat dia menyuruh Alex, asistennya untuk menyelidiki ternyata banyak hal yang membuat Lucas tidak suka dengan mereka.

Saat Lucas menyelidik wanita - wanita itu. Banyak fakta yang di temukan.Ada yang hobinya suka dugem, ada yang suka minum- minum, ada yang kerjanya shoping sepanjang hari. Menghabiskan harta orang tuanya, ada juga yang berniat untuk memanfaatkannya saja. Malahan ada yang sudah punya kekasih, mungkin mereka mau pergi berkencan hanya karena paksaan orang tuanya karena tidak enak untuk menolak permintaan dari mamanya.

Dan karena Lucas trauma dengan kesehatan ibunya. Lucas pun sampai mengecek hasil, hasil tes kesehatan mereka. Dan banyak yang terlihat cantik, tapi malah memiliki kesehatan yang tidak baik.

Namun demi tidak mengecewakan ibunya, Lucas pun tidak pernah mengungkapkan kebenarannya.e. Menurutnya biar saja jika ibunya itu berpikir, dialah yang banyak maunya. Sehingga tidak bisa menyukai para wanita itu.

Begitu pun sekarang, saat ibunya itu menyuruh dirinya untuk makan malam dengan Lisa. Lucas sudah menyuruh Alex untuk menyelidiki tentang wanita itu.

Tak lama kemudian Alex memasuki ruangan Lucas. Dan Alex langsung menyerahkan amplop yang di bawanya itu.

"Ini, Tuan Lucas. Di dalam sini berisi tentang semua data Nona Lisa berserta keluarganya." ucap Alex menyerahkan sebuah amplop besar berwarna coklat.

Lucas pun mulai membuka amplop itu dan melihat isinya. Menelitinya sebentar lalu mulai berkomentar.

"Ternyata benar dugaanku, keluarga Siregar sedang mengalami masalah keuangan." ujar Lucas sambil terus memeriksa isi laporan dari Alex tersebut.

"Benar Bos, Siregar Group sedang berada di ambang kebangkrutan. Karena proyek yang sedang mereka tangani bermasalah sehingga mengalami kerugian yang tidak sedikit." jelas Alex.

"Ya sudah, demi Ibuku aku akan tetap menemui Lisa, agar ibuku juga merasa senang. Tentang kelanjutannya tentu saja seperti biasanya. Aku tidak mau mereka memanfaatkan ku!" Ucap Lucas sambil memasukkan kembali berkas laporan ke amplop coklat tadi. Dan menyimpannya di laci kerjanya.

"Baiklah Bos, kalau begitu saya permisi dulu. Saya akan segera menyiapkan baju ganti untuk bos nanti malam," pamit Alex yang di balas anggukan kepala oleh Lucas. Yang sedang memejamkan matanya, sambil bersandar di kursinya.

"Kasihan Pak Lucas, kenapa dia masih belum menemukan wanita yang benar - benar tulus padanya. Padahal, dia tidak kekurangan satu apapun. Tapi untuk mencari seorang wanita yang tulus sangat sulit untuknya." kata hati Alex.

Lucas masih menyandarkan kepalanya, dan matanya masih terpejam.

"Maafkan aku, Mah. Sepertinya dalam waktu dekat, anakmu ini masih belum bisa untuk mengabulkan permintaanmu. Doa kan saja, Ma. Semoga Lucas bisa secepatnya bertemu dengan seseorang yang sesuai dan benar-benar tulus padaku." ucap Lucas di dalam hatinya.

Pukul tujuh malam Lucas pun sudah mulai bersiap untuk makan malam. Alex, sang asisten pribadi yang sejak dahulu selalu setia menemaninya. Ya, sejak pertama kali Lucas di angkat menjadi CEO, Alex masih senantiasa menemaninya, yang sedang bersiap-siap di ruangannya.

Dan Lucas juga memang sengaja tidak pulang terlebih dahulu. Dan akan langsung berangkat dari kantor ke restoran yang sudah di pesan oleh ibunya itu.

"Kamu sudah tahu apa yang harus kamu lakukan kan, Alex? Buatlah seolah - olah jika aku sudah bersikap ramah kepadanya. Dan jangan sampai Mama tahu, kalau aku menolak gadis itu." ucap Lucas memberikan instruksi pada Alex. Dan Alex pun langsung menganggukkan kepalanya sebagai jawaban bahwa dia mengerti tentang tugasnya.

***

Hay... hay! Kalian yang sudah baca Bab ini jangan lupa kasih like nya dong untuk author.D

Kalau ada yang mau ngasih 🌷atau ☕ juga boleh kok hehehe. Seperti biasa author juga mau mengingatkan pada para reader ku. Yuk, kasih sajen vote nya untuk author. Komentarnya juga jangan sampai ketinggalan ya.