Memeluk Luka

..."aku tak pernah mengira bahwa tuhan memberiku jalan seperti ini, atau bahkan jalan ini adalah jalan yang telah ku buat sendiri, menyusuri jalan nestapa yang kelabu milik seorang pria yang tak pernah ku sangka akan kehadirannya...hati yang begitu jauh berada di ujung sana, membuatku sulit untuk menyentuh bahkan ujungnya sekalipun..."...

...✓✓✓...

Manusia terlalu sering meminta hal yang begitu mustahil untuk di kabulkan, meskipun mereka mengetahui itu...

Mereka tetap akan meminta dan memohon agar dikabulkan segalanya, rela menangis dan bersimpuh kepada tuhan mereka, hingga lupa bahwa yang mereka minta adalah suatu hal yang tak mungkin bisa di berikan oleh tuhannya.

Tak menerima atas apa yang sudah terjadi, seakan tuhan hanya mengurus dirinya sebagai hamba di dunia ini.

Seakan hanya dirinya yang hidup di bumi ini...

"Tolong kali ini bantu dia ra...bantu dia buat bangkit dari ruang kelabu itu, aku mohon..."

Bersimpuh meminta tolong kepada yang lain, enggan melihat jauh ke depan seakan dirinya lah yang paling terluka disini...

Tanpa mereka sadari, kalau permintaan mereka yang lebih terlihat seperti memaksa itu juga akan menyakiti jiwa orang lain disini.

"Maaf jer, tapi aku ngga bisa"

"Aku emang pernah kenal sama mendiang ila, tapi bukan berarti aku mau jadi dirinya demi laki-laki yang cintanya udah habis buat dia"

"Sama aja kamu mengorbankan aku buat tersakiti disini...kamu tega sama aku?"

Laki-laki itu, laki-laki yang meminta kekasihnya untuk menyembuhkan sahabat kecilnya dulu, dia rela bersimpuh untuk memohon...

Serayu hanya bisa menangis saat ini, tak memahami bagaimana cara kekasih nya berfikir, tak mengerti bagaimana cara hati nya akan menerima semua ini.

Menolak adalah satu-satunya cara bagi serayu untuk menjauh dari pikiran dangkal sang kekasih, tapi dirinya tak bisa lari dari hubungan ini...

Ia sangat mencintai jerry, begitu pula sebaliknya.

Hubungan yang sudah lama mereka jalin bersama, hingga keduanya memutuskan untuk membangun sebuah komitmen untuk kelanjutan hidup bersama di kemudian hari.

Tapi hari ini, jerry memintanya untuk membantu seorang sahabat kecil dengan sebuah cara yang tak masuk akal jika difikirkan.

Serayu ikut bersimpuh di depan jerry yang masih terisak dibawah sana, memegang kedua pundak yang bergetar hebat itu, membuat pemiliknya mengangkat kepala guna melihat seorang yang berada di hadapannya

"Sebenernya kamu anggap hubungan kita ini apa jer? Sebenernya komitmen seperti apa yang kamu bagun sama aku selama ini?"

Jerry masih terisak, jujur saja ia juga tak rela jika harus mengatakan ini kepada kekasihnya sendiri, merelakan wanita yang sangat ia cintai itu demi kesembuhan orang lain...

Serayu mengeluarkan sebuah cincin dari tas yang ia bawa,

"Kamu mau aku jadi istri kamu kan jer? Kamu mau kita nikah kan?"

Serayu bertanya dengan tangisan yang tak bisa ia bendung lagi, wanita itu memakai cincin yang pernah jerry berikan kepadanya untuk melamar wanita itu

"Aku udah pakai cincin ini sekarang dan aku akan selalu pakai sampai kamu nikahin aku"

Jerry menggeleng, isak nya semakin menjadi-jadi melihat serayu seperti ini, kedua tangan jerry menangkup pipi basah milik serayu, mencoba menghapus air mata yang membasahi pipi mulus wanitanya.

"Aku mohon ra...aku mohon..."

Jujur saja, sakit rasanya melihat serayu seperti ini. Meskipun ini semua sudah ia pikirkan sejak lama, tapi tak dapat dipungkiri bahwa ia juga merasakan sakit yang begitu hebatnya.

Jerry menarik tubuh serayu, mendekap raga itu erat, membuat tangisan serayu semakin pecah dalam pelukan kekasihnya itu.

...✓✓✓...

Serayu menatap sebuah nisan yang ada di hadapannya, menarik nafasnya dalam lalu di hembuskan kembali hingga beberapa kali.

Dirinya masih belum bisa mencerna segala yang terjadi hari ini, hingga ia bisa sampai di depan makam yang batu nisannya bertuliskan sebuah nama nilam agatha di sana.

"Ini makam ila ra, jasad anaknya dikebumikan bersama ibunya di dalam sana"

Serayu tak berniat menjawab pernyataan laki-laki di sampingnya, serayu hanya diam. Merasa kalau hal ini adalah hal yang tak benar.

Entah bagaimana jerry bisa sampai membawa serayu mengunjungi makam mendiang ila sekarang.

Setelah pembicaraan antara keduanya yang tak menemukan titik terang tadi, jerry meminta serayu setidaknya untuk melihat makam milik nilam.

Serayu mulai bersimpuh di sana, tangannya mengusap ujung nisan itu,

"Ila...maaf karna aku ngga dateng kesini waktu itu, aku ngga tau"

"La...tolong lepasin jovandra ya? Biarin dia hidup normal kaya orang lain tanpa ada jiwa yang terluka di raga itu...aku tau ini bukan salah kamu, dan juga bukan salah siapapun disini..."

"Tapi aku mohon la..." Wanita itu mulai terisak kembali, jerry yang melihatnya pun ikut bersimpuh di belakang tunangannya itu berniat menenangkan

"Aku mohon la...biarin jovandra sembuh dari lukanya, karna aku ngga mau kalau harus jadi obat buat dia dan ninggalin laki-laki yang aku cintai juga...sakit la sakit..."

Tangisan itu semakin pecah. Saking sakitnya, tubuh serayu luruh dan limbung di atas makam ila, hingga membuat jerry merasa sangat bersalah kepada wanita itu

Jerry kembali merengkuh raga itu, raga yang selalu bisa merengkuh itu, ternyata juga butuh direngkuh...

Dirinya merasa sangat bersalah atas permohonan yang sudah ia minta kepada serayu.

Bukan pilihan yang tepat memang, tapi jerry juga tak bisa jika harus melihat sahabat kecilnya terjebak di sebuah lubang yang tak bisa diraih oleh siapapun.

...✓✓✓...

Setelah membaca sebuah pesan yang masuk ke dalam ponselnya, Jovandra kembali meletakan ponsel itu di atas meja restaurant yang sedang ia sambangi bersama sahabatnya.

"Kenapa gak di bales jo?"

"Biarin aja lah"

"Loh, siapa emang?"

"Dokter serayu, beliau bilang kalo hari ini dia ngga bisa hadir di sesi konsultasi karna ada kepentingan lain"

Jerry mengangguk samar, dirinya kembali mengingat pembicaraannya dengan serayu kemarin.

Ia sengaja tak bertanya lebih banyak kepada jovandra tentang serayu karna ia tau jika serayu memutuskan untuk pulang ke padang beberapa hari guna menetralkan hatinya.

Perihal hubungan jerry dan serayu, jerry sengaja tak memberi tahu kepada jovandra kalau-kalau serayu menyetujui permintaan bodohnya itu.

"Silahkan dinikmati hidangan nya..."

"Terima Kasih"

Keduanya sibuk menyantap hidangan yang mereka pesan masing-masing.

Pertemuan keduanya hari ini tak membahas hal penting apapun, mereka berdua hanya keluar untuk makan siang karna ajakan dari jerry.

...✓✓✓...

Hari ini jovandra tak mengunjungi makam milik nilam. Entahlah, jovandra merasa tak enak badan setelah pulang makan siang dengan jerry.

Pusing yang tiba-tiba saja menyerang kepalanya itu membuat jovandra ingin istirahat saja. Menyerahkan pekerjaan kantor kepada sekertaris nya, jafran.

Mbak sani sudah menyiapkan obat dan minum untuk jovandra karna memang laki-laki itu tadi sempat berbicara kepada mbak sani. Tapi hingga kini, obat itu masih tak disentuh oleh tuannya. Bahkan air yang mbak sani siapkan pun belum diminumnya juga.

Jovandra lebih memilih untuk berbaring sembari menatap langit-langit kamarnya. Melamun adalah hal yang paling disukai oleh jovandra. Bahkan semua orang di dunia ini.

Cukup lama lamunan itu menjadi singgah sana laki-laki jangkung tersebut. Hingga dirinya tak sadar sudah memejamkan mata dan mengarungi mimpi.

To be continued...