Tari tiba-tiba jadi buronan debt collector setelah kekasihnya menghilang berbulan-bulan. Tari dipaksa melunasi utang Rp500 juta meski dirinya tak pernah mengajukan pinjaman sepeser pun.
Putus asa mendapat ancaman bertubi-tubi hingga ingin mengakhiri hidupnya sendiri, Tari mendadak dapat tawaran tak terduga dari Raka.
Pewaris keluarga konglomerat tersebut berjanji melunasi utang yang dibebankan kepada Tari jika gadis itu mau menjadi istrinya. Raka bahkan bersedia membantu Tari balas dendam pada sang kekasih.
Apa yang sebenarnya telah terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sekarani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Pernikahan yang Tak Diharapkan
Tari terlihat cantik dalam balutan gaun putih. Bukan gaun pengantin bertabur payet mewah dengan ekor yang menjuntai ke lantai, busana yang Tari kenakan di hari pernikahannya adalah long sleeve midi dress berbahan sifon.
Gaun modest tersebut dipadukan dengan sepatu hak tinggi model pump heels putih yang membuat kaki Tari terlihat semakin jenjang.
Beberapa perhiasan emas putih berpadu berlian mempercantik penampilan Tari. Mulai dari kalung, anting, hingga gelang, semuanya terlihat memiliki desain sederhana dan elegan.
"Siapa sangka pernikahan putra mahkota Keluarga Bhaskara cuma digelar di halaman belakang rumah? Tidak ada make up artist, apalagi wedding organizer. Bahkan dengan gaun bikinan desainer favorit Bunda dan semua perhiasan high end ini, pernikahan Mas Raka dan Mbak Tari tetap terlalu sederhana."
Tari cuma tersenyum canggung mendengar celotehan Laras, adik perempuan Raka yang pagi ini bertugas mendandani dirinya. Tak cuma tata busana dan rias wajah, Laras juga mengurus sendiri gaya rambut half updo Tari, lengkap dengan hair piece floral sebagai pemanis.
Tidak semua anak keluarga ini hanya fokus berbisnis. Publik lebih mengenal Laras Keswari Bhaskara sebagai beauty influencer. Itulah kenapa banyak orang terkejut saat Laras diangkat menjadi CEO Bhaskara Cosmetics bulan lalu.
Mereka bertanya-tanya, sejak kapan Laras tertarik dengan dunia bisnis? Nyatanya, Laras malah sudah menjadi bagian perusahaan itu sejak tahun kedua kuliah. Dia bahkan memulainya dari posisi terbawah sebagai beauty sales.
Tari sendiri baru bertemu Laras tadi malam. Tentu saja Tari sudah tahu kalau salah satu calon adik iparnya adalah kalangan selebritas, tetapi tak pernah terbayangkan bahwa sang selebgram bakal mendandani dirinya di hari pernikahan.
Setelah berjam-jam mengurus calon kakak ipar, Laras tampak puas dengan hasil kerjanya.
"Mbak Tari cantik!" puji Laras sambil menuntun Kirana menuju cermin besar di sudut kamar.
Pujian Laras bukan omong kosong. Saat melihat pantulan dirinya di cermin, Tari sempat tak percaya bahwa perempuan bergaun putih itu adalah dia.
Laras membuat Tari tampak seperti orang berbeda. Tari sendiri tak menyangka jika dirinya bisa menjadi pengantin secantik ini.
"Laras, boleh tanya sesuatu?"
Tari bertanya tepat setelah Laras menyerahkan buket bunga tulip putih padanya.
"Boleh banget. Mbak Tari mau tanya apa?" sambut Laras.
'Kenapa kakakmu memilih saya? Saya jelas bukan siapa-siapa. Bukankah orang seperti kalian mestinya menikah dengan …"
"Mbak Tari adalah segalanya bagi Mas Raka," potong Laras. "Mbak Tari bisa bertanya pada siapa pun di rumah ini dan jawabannya akan sama. Mas Raka memilih Mbak Tari karena Mbak Tari adalah segalanya bagi dia."
***
Sejam sebelum acara pernikahan dimulai, Sandra tiba di kediaman Keluarga Bhaskara. Beberapa pelayan langsung mengantarkannya ke kamar mempelai perempuan.
Pernikahan ini digelar tepat sehari setelah kepulangan Sandra dari Singapura. Saat pertama kali mendengar kabar pernikahan sahabatnya via telepon, Sandra pikir Tari hanya bercanda.
Namun, pagi ini beberapa utusan keluarga Bhaskara tiba-tiba datang ke indekos Sandra. Mereka tidak hanya menjemput Sandra, tetapi juga membawa perempuan itu ke salon kelas A plus membuatnya mengenakan setelan busana mahal.
Sandra mendapat banyak perlakuan istimewa. Kata orang-orang yang menjemputnya, ini karena Sandra adalah satu-satunya perwakilan keluarga calon pengantin perempuan.
"Pernikahan ini sangat aneh. Kamu sungguh melakukan ini secara sukarela? Sekarang aku merasa seperti seorang ibu yang menjual anaknya kepada keluarga kaya raya sebagai jaminan utang."
Bahkan setelah melihat Tari yang begitu cantik dalam balutan gaun putih, Sandra masih tidak percaya jika sahabatnya ini sungguh akan menikah.
"Sahabatmu akan menjadi bagian keluarga terkaya di negeri ini. Bukankah seharusnya kamu bahagia?" kata Tari sambil tersenyum.
Mata Tari memang tampak berbinar saat bibirnya membentuk senyuman lebar. Sayangnya, tidak semua orang bisa Tari tipu, terutama Sandra.
"Aku bahagia kalau kamu bahagia," ungkap Sandra tanpa ragu.
Namun, Sandra lalu bertanya, "Masalahnya, kamu memangnya bahagia?"
Pertanyaan itu seketika memudarkan senyuman Tari.
"Kamu nggak bahagia, 'kan?"
***
Pernikahan Raka dan Tari digelar sangat tertutup. Mereka tidak mengundang siapa pun. Selain pihak penghulu, Sandra sungguh menjadi satu-satunya orang luar yang datang.
Orang tua Raka tampak sangat bahagia melihat anak yang mereka banggakan melepas masa lajang. Begitu pula dengan dua adik kandung Raka. Sang nenek mungkin kelihatan mahal senyum, tetapi sebenarnya dia pun bahagia cucunya menikah.
Meski begitu, acara pernikahan tetap terasa meriah karena seluruh karyawan yang bekerja di kediaman Keluarga Bhaskara terlibat. Setiap anggota keluarga juga didampingi satu asisten pribadi kepercayaan masing-masing.
Raka sebenarnya bisa saja menggelar pernikahan mewah yang menggemparkan publik, tetapi Tari menginginkan hal sebaliknya.
Pernikahan super privat ini adalah permintaan Tari. Raka juga setuju merahasiakan identitas Tari sampai dirinya resmi dinobatkan sebagai CEO Bhaskara Group.
Tari beralasan dirinya butuh waktu untuk beradaptasi dengan segalanya. Tari pun sadar dirinya harus belajar banyak hal terlebih dahulu agar publik tidak memandangnya sebelah mata.
Mulai hari ini, orang-orang akan tahu bahwa Raka sudah menikah. Hanya saja, tidak sembarang orang mengetahui siapa istrinya.
"Bisa lebih mesra? Ini pengantin baru, lho. Baru saja sah. Masa fotonya kaku banget kayak nikahnya dipaksa?"
Orang yang barusan bicara adalah Cakra, si bungsu yang masih sibuk kuliah double degree di Australia. Beberapa hari lalu, dia mendadak disuruh pulang ke Jogja untuk menjadi fotografer acara pernikahan kakaknya.
"Senyum sedikit, boleh? Mbak Tari nggak terpaksa menikah sama Mas Raka, 'kan?" tanya Cakra sambil bersiap memotret lagi.
Tari tersenyum kecut. Nyatanya, dia memang terpaksa menikah dengan Raka. Jadi, bagaimana bisa dia memasang wajah bahagia? Tari bukan orang yang pintar sandiwara.
"Bentar, Dek! Mbak Laras ajarin mereka pose mesra dulu!"
Laras yang ikut geregetan setengah berlari menghampiri pasangan pengantin baru. Ternyata belum cukup dirinya menjadi penata busana dan MUA, sekarang mesti jadi pengarah gaya juga.
"Mas Raka sama Mbak Tari coba kayak begini posisinya," kata Laras sambil mengarahkan Raka dan Tari untuk berdiri dengan posisi saling berhadapan.
"Tangannya Mbak Tari begini, terus punya Mas Raka taruh di sini. Pasangan sah minimal harus kayak begini kalau foto."
Laras dengan santainya membuat Tari melingkarkan kedua tangannya di leher Raka, sementara Raka memeluk pinggang sang istri.
Sambil menyuruh adiknya mulai memotret kembali, Laras berjalan meninggalkan Raka dan Tari yang jelas-jelas masih kelihatan canggung.
"Ini agak berlebihan. Bagaimana kalau kita …"
Tari merasa tidak nyaman, jadi dia mencoba menurunkan kedua tangannya dari leher Raka. Namun, pria itu justru membuat pergerakan yang membikin Tari terkejut. Raka tiba-tiba menarik pinggang Tari dan merapatkan tubuh mereka.
"Apanya yang berlebihan? Kita sudah pernah melakukan yang lebih dari ini," kata Raka sambil mendekatkan wajahnya ke paras Tari.
"Kamu bahkan yang menyerang duluan. Lupa? Mau saya ingatkan sekarang?"
Wajah Tari seketika memerah. Dia ingat ciuman intens yang mereka lakukan di resort beberapa hari yang lalu. Sial! Tari bahkan masih ingat betapa lembutnya bibir Raka.
Di sisi lain, Raka tersenyum gemas melihat wajah tersipu Tari. Ekspresi itu membuat Raka tanpa sadar semakin mempererat dekapannya.
"Supaya ini segera berakhir, saya akan mencium kamu sebentar. Boleh?"
tapi aku suka gaya penulisan authornya
5 like + /Rose/buatmu sebagai hadiah perkenalan.
semangat menulis terus ya
Terima kasih untuk dukungannya! Semoga suka dengan kisah yang disajikan /Smile/