Ciara Tamara, hanya memiliki sahabat yang dirinya punya. bukan tanpa alasan ia berpikir seperti itu Cia cukup berhutang budi terhadap orang tua sahabat nya Daliya Karimatun Nisa.
apapun akan Ciara lakukan demi kebahagiaan sahabatnya sekali pun ia harus berpindah agama, menaruh dirinya sebagai istri kedua untuk sahabat Suaminya Keenan Algazi Ustman.
Demi permintaan Daliya yang mengalami sakit kanker otak selama bertahun-tahun Cia harus rela mengorbankan kebahagiaan untuk diberikan kepada Gus Azi yang terpaksa menikahinya demi permintaan terakhir Daliya sebelum wanita itu pergi untuk selamanya.
Daliya ingin memberikan keluarga yang utuh untuk suaminya, cuman Ciara saja lah yang bisa memenuhi keinginannya walaupun dirinya terkesan egois Cia rela melakukan nya dengan ikhlas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AMS-18
Gus Azi menghampiri mereka, dengan langkah tegap dan aura tegasnya.
" Ada apa ini? kenapa kalian disini ? " tanya Gus Azi melototi keduanya.
" Em, cuman numpang lewat aja kok Gus, iya kan Fahmi. " ucap Ustad Hamdan menyikut teman nya itu.
" I-iya Gus, kebetulan aja lewat terus lihat Ning Risa sama adiknya Ning Daliya. " jawab Ustad Fahmi.
" Adik Daliya? "tanya Gus Azi lagi bingung.
" Iya, Mbak Ciara." jawab Risa melihat kakak sepupunya kebingungan.
" O-oh iya. " jawab Gus Azi sekena nya.
" Tapi tadi saya dengar, ada yang mau khitbah siapa? " tanya Gus Azi lagi.
" Saya Gus, mau khitbah Mbak Ciara. saya jatuh cinta pandangan pertama. " jawab Hamdan tanpa malu .
DEG....
" Heh! kalau mau serius, datangi orang tuanya. " ucap Ustad Fahmi.
" Tentulah, jadi kita bisa iparan gitu Gus Azi. " jawab Hamdan menaik turunkan alisnya menatap pria dihadapannya.
Rahang lelaki itu mengeras, mendengar ucapan Ustadz Hamdan. bisa-bisa nya sahabatnya itu menjadi pembinor!!!!
" Ka- "
" Tidak! dia tidak akan menikah denganmu! " ucap Gus Azi tegas.
" Loh kenapa? kok Gus yang sewot sih, ini masalah hati Gus gak boleh dipaksa. " Jawab Ustadz Hamdan.
" Dia masih terlalu kecil untuk menikah dengan lelaki tua seperti kamu! " hardik Gus Azi.
" Ck, saya masih muda ya! kita cuman beda 2 tahun doang kok. kalau Mbak Cia usianya berapa? " tanya Ustadz Hamdan.
" Umur ku dua- " jawab Cia terpotong.
" Gak! gak ada maen nikah-nikahan, jangan mau sama si gak ada akhlak ini! mesum bawaan nya kita pulang saja. " ucap Gus Azi menggiring Cia dan Risa pergi dari sana tapi ditahan Ustadz Hamdan.
" Tunggu dulu Gus! kenapa Gus yang marah? dia kan hanya adik ipar Gus. " jawab Hamdan.
" Tapi saya mendapat amanah menjaganya! saya akan mencari laki-laki yang lebih baik dari kamu. " ucap Gus Azi.
" Gak bisa gitulah! dengerin dulu pendapat Mbak Ciara. " ucap Ustad Fahmi menengahi.
" Bagaimana Mbak Cia? " tanya Ustad Hamdan berharap penuh.
" Maaf sebelumnya ustadz Hamdan, saya sudah punya pacar." jawab Cia sekena nya.
" Ya, gak apa-apa selagi janur kuning belum terpasang dirumah Mbak. saya akan terus merebut hati Mbak. " ucap Ustadz Hamdan lantang.
" Heh! gak-gak ada! kita pulang saja. " ucap Gus Azi mulai dongkol dan kesal.
" Bisa-bisanya! kita ditinggalin! " dengus Ustadz Hamdan melihat ketiganya pergi.
" Tapi ya, kok Gus ada disini sama Mbak Cia? " tanya Fahmi penasaran.
" Ada urusan kali, karena Ning Daliya kan sakit. jadi yang menggantikan tugasnya Mbak Cia mungkin. " jawab asal Ustadz Hamdan.
" Widih, kalau gitu bisa dong kamu sambil Taaruf nantinya kalau Mbak Cia tinggal disini. kan pekerjaan Ning Daliya paling lambat 1 minggu baru selesai. " jawab Ustadz Fahmi.
" Bisa juga ide mu. " jawab Ustadz Hamdan.
Di sisi lain, Gus Azi dan Ciara berpamitan mereka segera pulang menuju rumah sakit, sepanjang perjalanan lelaki itu hanya diam menahan rasa kesalnya saat mengingat ucapan Hamdan.
" Gak usah di pikirin omongan Ustadz Hamdan. " celetuk Cia melihat Gus Azi yang marah.
" Ck, saya tidak marah. " jawab Gus Azi singkat.
" Bohong! keliatan kok lagi marah. " tunjuk Cia di wajah lelaki itu.
" Saya hanya kesal, berani sekali dia melamar mu. kenapa kamu tidak bilang sudah menikah tadi! " tanya Gus Azi beruntun.
" Emang harus? kan orang-orang tahunya aku masih single. " jawab Ciara.
" Tapi kamu sudah menikah dengan saya. " hardik Gus Azi.
" Itu kalau didepan keluarga Gus Azi saja, kalau diluar kan aku masih dikenal single. " jawab Cia benar adanya.
" Kalau misalnya Ustadz Hamdan serius, aku tidak masalah. tapi tunggu setelah perjanjian kita selesai dulu. " sambung Cia menatap keluar jendela.
DEG....
Gus Azi menolehkan kepalanya menatap Cia sesaat, lelaki itu kembali meluruskan pandangan nya.
" Tidak! sampai kapanpun, tidak akan saya biarkan ada laki-laki yang mendekati kamu! " ucap Gus Azi telak.
" Ih! apaan sih! sok suami siaga banget! " dengus Cia kesal dalam hatinya.
Beberapa menit kemudian sampailah mereka di rumah sakit Medika Natura. Cia keluar dari dalam mobil begitu juga dengan Gus Azi.
" Gus Azi mau kemana? " tanya Cia melihat Gus Azi tidak mengikutinya lelaki itu malahan menuju arah lain.
" Saya mau ke toilet dulu sebentar, kamu duluan saja. " jawab Gus Azi.
" Ya sudah. " balas Cia.
KLEK....
Pintu terbuka Daliya melihat Cia yang baru saja datang menggunakan Brazzer press body nya. wanita itu sempat mengganti pakaian nya saat menuju perjalanan kemari alasan nya Cia hanya belum terbiasa mengenakan Gamis.
" Cia? kenapa kau kemari? " tanya Daliya.
" Pertanyaan macam apa itu aku tentulah kemari menjenguk mu." jawab Cia mengambil tempat duduk di sofa seberang.
" Dimana Mas Azi? " tanya Daliya celingak-celinguk.
" Ke toilet dulu, baru kemari. " jawab Cia.
" Kau tidak berbohong kan? " tanya Daliya memicingkan matanya.
" Tidak ada guna nya aku berbohong padamu Daliya. " jawab Cia.
" Oh, ya aku membawa makan siang untukmu. kau belum makan kan? " tanya Cia mengeluarkan kotak bekal yang dibawanya.
" Belum, tidak biasanya kau memasak? " tanya Daliya curiga.
" Apa kau lupa? selama ini aku selalu memasak untuk diriku makan. " dengus Cia.
" Oh ya? aku lupa, maaf Cia gara-gara penyakitku. aku selalu lupa apa yang kulakukan setiap harinya. " jawab Daliya sendu.
" Sudahlah, lupakan saja. sekarang kau makan dulu. " ucap Cia.
Tanpa Cia sadari, blazzer yang dikenakan sedikit tersingkap oleh rambutnya yang digerai nya. pandangan Daliya terfokus pada satu titik leher bawah Cia. terdapat beberapa jejak tanda kemerahan namun sepertinya sudah disamarkan tapi masih terlihat bekasnya.
" Apa mereka habis melakukan nya semalam? pantasan saja, Mas Azi tidak ada kabar sejak pagi. " batin Daliya.
Daliya bisa menjelaskan dalam otaknya kenapa suami dan sahabatnya sampai datang terlambat hari ini dan tidak memberinya kabar.
" Kenapa hatiku rasanya begitu sakit Tuhan. " batin Daliya ada rasa sesak dalam hatinya.
" Seandainya, aku tidak sakit. aku tidak akan sanggup membagi suamiku dengan yang lain. " sambung Daliya dalam hati.
" Cia, apa tubuhmu sakit semua? " tanya Daliya.
Cia menghentikan kegiatan nya yang menyiapkan makan siang wanita itu. mereka saling pandang sebentar.
" Y-ya, bagaimana kau tahu? "tanya Cia menetralkan detak jantung nya.
Oh ayolah! kalau ketahuan juga tidak masalah bukan? dia juga istri Gus Azi suami Daliya juga. lain kalau dia berselingkuh dibelakang. tapi kenapa ada perasaan yang tidak mampu wanita itu jelaskan sekarang.
" Terlihat dari raut wajahmu, sepertinya kelelahan. kau habis lembur bekerja kan? " tanya Daliya.
" Y-ya, se-semalaman aku membuat Desain wedding untuk Client ku hahaha. " jawab Cia diselingi tawa hambar.
" Lalu Mas Azi bagaimana? kalian tidak tidur satu kamar kan? " tanya Daliya lagi.
" Y-ya, kami tidak tidur satu kamar kok, kau tenang saja. " jawab Cia.
bahagia selalu buat gua Azi, mba CIA dan keluarga 🤲🤲🤲🥰
udh qu kasih kopi nih,,,/Rose/
makin penasaran kan aku sama ceritanya,,,