NovelToon NovelToon
Dipanggil Perawan Tua

Dipanggil Perawan Tua

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Beda Usia / Kehidupan di Kantor / Wanita Karir
Popularitas:43.1k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Dinda harus menulikan telinga ketika ia selalu disebut sebagai perawan tua karena di usia yang sudah menginjak 36 tahun tak kunjung menikah bahkan tidak ada tanda-tanda dia punya pacar hingga membuat spekulasi liar bahwa dia adalah seorang penyuka sesama jenis! Dinda geram dengan ocehan orang-orang tak tahu menahu soal hidupnya hingga akhirnya semesta memertemukan dia dengan Alexander Dunn, seorang brondong berusia 25 tahun dari Skotlandia yang kebetulan saat itu menginap di hotel yang sama dengannya. Apa yang akan terjadi pada hidup Dinda selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Batal Nikah

Dinda masih memikirkan apa yang Alex katakan bahwa apa pun yang terjadi ia dan Alex akan tetap menikah dan hal itu sungguh membuat Dinda merasakan perasaan yang campir aduk saat ini. Ia merasa bahwa pria itu sangat serius sekali kala mengatakan bahwa apa pun yang terjadi mereka akan menikah.

"Kenapa dia sangat serius sekali, ya?"

"Mbak Dinda mikirin apa?" tanya Ghea yang tiba-tiba muncul di sebelahnya dan duduk di kursi yang berhadapan dengan Dinda.

"Bukan apa-apa."

Dinda bukannya tak mau bercerita lebih pada Ghea namun untuk saat ini tidak seharusnya ia mau terbuka pada Ghea kalau tak lama lagi ia dan Alex akan segera menikah.

"Ya udah kalau Mbak gak mau cerita, aku juga gak akan maksa kok."

Setelah beberapa saat sama sekali tak ada obrolan antara mereka berdua hingga Dinda pun berdehem dan mulai membuka obrolan supaya suasana di antara mereka sama sekali tidak canggung.

"Ghea, saya mau tanya sama kamu, kalau tiba-tiba ada cowok yang ngajakin kamu nikah, apa kamu mau melakukan itu?"

"Tergantung seperti apa cowoknya. Kalau dia baik-baik maka akan aku pertimbangkan tapi kalau dia brengsek mending gak usah."

"Begitu, ya?"

"Kenapa memangnya? Mbak Dinda mau nikah?"

"Siapa yang mau nikah? Kamu suka bicara sembarangan aja!"

"Kali aja kalau Mbak Dinda beneran mau nikah. Kalau memang bener ya aku bakal ucapin selamat."

Dinda menggelengkan kepalanya dan kemudian memutuskan untuk tak mau membahas soal ini lagi dengan Ghea. Dinda kemudian gegas kembali ke ruangan kerjanya dan menarik napas dalam-dalam. Ia berusaha untuk tenang dan melanjutkan pekerjaannya, ia tak mau sampai masalah pribadi akan berdampak buruk pada kinerjanya di kantor. Baru saja ia ingin fokus dengan laptop yang ada di depannya, layar ponselnya memperlihatkan nama Alex di sana.

"Kenapa dia menghubungiku?"

Karena diselimuti oleh rasa penasaran maka Dinda gegas menjawab telepon dari Alex ini.

"Awas saja kalau kamu mau bicara hal yang tidak masuk akal. Saya akan tutup sekarang juga."

"Kamu mau aku jadi mualaf sebelum kita menikah kan? Kamu nanti sore dateng ke masjid yang akan aku share alamatnya."

Setelah itu Alex menutup sambungan teleponnya dan membuat Dinda mengerutkan kening.

****

Dinda menuju masjid di mana Alex memberikan alamatnya lewat pesan singkat barusan. Dinda pikir bahwa Alex hanya main-main saja namun di sana nampak Melvin juga yang datang.

"Ngapain kamu di sini?"

"Calon kakak ipar mengirim pesan supaya aku juga menyaksikan kalau dia mau jadi mualaf dan video in supaya gak ada yang bilang hoax."

Dinda menganggukan kepala namun kemudian ia menatap Melvin.

"Ada apa?"

"Calon kakak ipar?"

"Alex memangnya bukan calon suami kamu? Wajar dong aku panggil dia calon kakak ipar walau rasanya agak aneh, harusnya aku yang jadi kakaknya," tawa Melvin.

Dinda mengibaskan tangannya pada Melvin ia melangkahkan kaki menuju dalam masjid yang mana di dalam sana sudah ada Alex yang siap untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.

"Itu calon istri saya Ustad, sekarang bisa kita mulai."

Dinda nampak salah tingkah saat pria bule itu mengatakan bahwa ia adalah calon istrinya, ia menundukan kepalanya supaya Alex tidak bisa melihat rona merah di wajahnya.

****

Alex sudah resmi jadi mualaf dan kini mereka dalam perjalanan pulang ke apartemen, Alex menumpang mobil Dinda karena tadi ia datang sendiri ke sini naik taksi online sementara Melvin sudah pulang duluan.

"Kamu senang sekarang?"

"Senang?"

"Sekarang gak ada alasan kamu menolak menikah denganku."

"Kok kesannya kamu yang ingin sekali menikah dengan saya?"

"Karena kamu kan general manajer dan gaji kamu pasti banyak."

"Bukannya kamu juga punya penghasilan?"

"Nanti kita bahas di apartemen."

Akhirnya mereka tiba juga di apartemen namun Alex menarik Dinda menuju unit apartemennya untuk membahas sesuatu mengenai pernikahan mereka.

"Apalagi yang mau kamu bahas?"

"Mengenai detail kontrak kerja sama."

"Kontrak kerja sama?"

"Pernikahan ini kan saling menguntungkan jadi harus jelas hitam di atas putih. Aku sudah menyiapkan semuanya."

Alex mengeluarkan selembar kertas yang sudah dibubuhi materai dan tanda tangannya dan hanya menunggu tanda tangan Dinda saja.

"Silakan kamu tanda tangani surat kerja sama ini."

Dinda tentu saja tak mau sembarangan tanda tangan dan membaca dengan detail setiap pokok kerja sama yang disodorkan Alex dan sontak ada hal yang membuatnya heran.

"Apa maksudnya ini? Aku yang membiayai kehidupan kamu jika kamu dipecat sebagai model?"

"Di dalam kontrak kerja sama agency modelku itu jelas mengatakan bahwa semua talent atau model yang bernaung di sana harus berstatus single atau belum pernah menikah jadi setelah aku menikah maka aku pasti akan dipecat sebagai model. Gaji kamu cukup besar kan? Jadi kamu pasti bisa menghidupi kita."

****

Sementara itu Herlin nampak mengusap air matanya haru saat Melvin memperlihatkan rekaman ketika Alex mengucapkan dua kalimat syahadat.

"Lihat kan Bund? Calon suami kak Dinda mau se effort itu buat mereka bisa menikah."

"Iya Bunda terharu aja kalau kelak Dinda dan Alex bisa berjodoh. Semoga saja pernikahan mereka adalah pernikahan yang langgeng sampai maut memisahkan."

"Amiin."

Melvin kemudian pamit ke kamarnya yang ada di lantai dua, ia membuka pintu kamarnya dan langsung mandi serta berganti pakaian. Saat itulah ia baru selesai berpakaian dan mendengar bunyi notifikasi di ponselnya. Melvin melihat ada nama pacarnya di sana yang mengirim pesan padanya. Awalnya Melvin senyum melihat nama pacarnya yang mengirim pesan namun kemudian wajahnya seketika mendung saat melihat isi pesan itu.

"Apa-apaan ini?"

Melvin mengucek matanya untuk memastikan bahwa ia tidak salah lihat atau baca pesan namun rupanya isi pesan tersebut sama sekali tidak berubah yang mana artinya Melvin tidak sedang berhalusinasi.

"Apa-apaan dia ini?"

Melvin gegas menghubungi nomor pacarnya dan tak lama kemudian pacarnya menjawab telepon dari Melvin.

"Maksud kamu ngirim pesan itu apa?"

"Maaf Vin, aku nggak bermaksud menyakiti perasaan kamu namun orang tuaku sudah memutuskan untuk membatalkan pernikahan kita."

****

Melvin tak terima diperlakukan begini, ia butuh kejelasan dari pacarnya itu mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Melvin mendatangi kantor pacarnya yang bernama Icha tersebut. Melvin menunggu di dalam mobilnya sambil sesekali melirik arloji di tangannya hingga akhirnya ia melihat sosok yang sejak tadi ia nantikan kedatangannya.

"Icha!"

Icha nampak terkejut saat Melvin memanggilnya, Melvin gegas berlari menghampiri wanita itu dan menariknya untuk mereka bisa bicara di dalam mobil.

"Lepaskan aku, bukannya semalam kamu sudah mendapatkan penjelasan?"

"Itu bukan penjelasan. Sekarang berikan aku penjelasan kenapa kamu memilih membatalkan pernikahan kita padahal tanggal pernikahan kita udah sangat dekat!"

"Aku kan sudah bilang kalau orang tuaku gak setuju sama pernikahan ini dan --"

"Dan apa?"

"Mereka juga sudah mempersiapkan mempelai laki-lakinya sebagai pengganti kamu."

"APA?!"

1
Lieyha NOemphank BekeNd
Luar biasa
Serena Muna: terima kasih kak
total 1 replies
Sulfia Nuriawati
godaan sblm menikah, hati² aja jgn slh langkah, fatal akibatnya
aca
kasian dpet model bekas pakai ya din
aca
pasti uda sering celup namanya jg model
devi aryana
Luar biasa
devi aryana
Lumayan
Ayu
Bude duri kepanasan /Facepalm/
Ayu
ya ! harus jadi nikah!
bungkam tuh mulut bude Duri /Joyful/
Ayu
haduhhh kebangetan bener tuh mulutnya bude Duri /Sleep/
Ayu
menarik untuk di baca
aca
siapakah gerangan yg datang
Serena Muna: ditunggu lanjutannya kak
total 1 replies
Harni 1977
lajut thor
Serena Muna: terima kasih sudah komen
total 1 replies
Mika Su
aku suka
Serena Muna: terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!