NovelToon NovelToon
Cinta Seorang Mafia Kejam

Cinta Seorang Mafia Kejam

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Mafia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:29.5k
Nilai: 5
Nama Author: rnsa

Nayla adalah seorang wanita cantik yang pekerjaannya tidak menentu, ibunya sudah meninggal sementara ayahnya pergi yang entah kemana.

Tanpa sengaja Nayla mendengar percakapan dua orang yang berencana ingin membunuh seseorang. Yang pertama nyawa Nayla terselamatkan lalu Nayla bertemu lagi dengan pria itu. Nayla pun diculik dan dibawa ke mansion miliknya untuk dijadikan sebagai pelayan pribadi melayani selama 24 jam.

Lambat laun perubahan sikap pria itu berubah-ubah, Nayla tidak bisa menebak kepribadian si pria pembunuh ini. Bahkan Nayla menjadi bahan gosip oleh para pelayan karena ulah si pembunuh. Pada suatu hari mereka pergi ke pasar, ada seseorang yang ingin menusuk Nayla dengan pisau.

Bagaimana kehidupan Nayla di mansion si pria pembunuh? Akankah bernasib baik atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rnsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Markas diserang

HAPPY READING!!!

.

.

.

Luke berdiri di samping Rayan. “Apa yang kau lakukan pada wanita itu?” tanyanya melihat kepergian Nayla.

“Tidak ada, aku hanya mengurungnya.”

“Ohhh benarkah?”

Rayan menginjak kaki Luke. “Jangan berpikir sembarangan!!” beranjak pergi.

“Sepertinya ada sesuatu diantara Rayan dengan wanita tawanannya itu.” Menarik ujung bibirnya lalu menyusul Rayan.

.

.

.

Nayla berbaring di atas ranjang menatap langit-langit kamar dengan wajah kesal, Nayla berharap tidak dikurung lagi tetapi tetap saja dikurung Rayan.

“Sampai kapan dia mengurungku disini? Sebenarnya dia menjadikanku sebagai apa?” gumam Nayla. “Benar-benar aneh, aku juga tidak bisa kabur dari sini hufttt… Lalu apa yang dia khawatirkan? Aku hanyalah wania lemah tidak berdaya."

Bughhh…

Karena kekesalannya tanpa sadar kaki Nayla menendang dinding membuat Nayla kesakitan. “Arghhhh aku ingin pergi dari sini.” Ucapnya. “Sampai kapan aku berada disini, sungguh membuatku tersiksa jika terus-menerus hidup disini.”

Nayla merubah posisinya menjadi duduk lalu melihat keluar jendela, pemandangan indah diluar sana, Tiba-tiba Nayla merindukan kehidupan sebelumnya, seolah-olah saat ini Nayla sedang berada di dunia lain.

“Eh tapi bagaimana dengan luka pria itu? Padahal lukanya lumayan parah, tapi dia terlihat biasa saja.” Terheran. “Apa jangan-jangan dia sudah terbiasa jika sedang terluka?” seketika merinding membayangkannya.

.

,

,

Keesokan harinya di pagi hari, perlahan Nayla berjalan keluar dari kamar belakang menuju ruang makan untuk sarapan. Dilihatnya tidak ada siapapun di dalam sana, hanya ada kedua bawahan sedang berdiri di dekat meja makan.

“Kenapa hanya ada mereka berdua?” batin Nayla.

Nayla melihat sekitar untuk memastikan bahwa tidak ada Rayan. “Apa hanya ada kalian berdua? Di mana pria itu?” tanyanya.

Sesaat Patrick (Bawahan 1) menoleh Bram (Bawahan 2). “Pria itu?” bingung. “Oh maksud Nona, bos?”

Nayla mengangguk. “Iya, apa dia tidak ada disini?”

Bram (Bawahan 2) menggelengkan kepalanya. “Pagi ini kami belum ada melihat bos, sepertinya bos masih berada di dalam kamar.”

Tiba-tiba Patrick (Bawahan 1) melihat Rayan berjalan ke arah ruang makan. “Ada apa Nona mencari bos? Apa Nona sedang membutuhkan sesuatu?” memancing jawaban Nayla.

Nayla menggeleng pelan. “Tidak ada, aku hanya bertanya saja.”

“Ekhem…”

Terdengar suara Rayan berdehem membuat Nayla yang tadinya ingin duduk di salah satu kursi pun tidak jadi, Nayla terperanjat mendengar suara itu.

“Suara siapa? Dia?” membulatkan kedua matanya.

Nayla langsung membalikkan badannya, Nayla melihat Rayan berdiri tegap di dekat pintu ruang makan dengan tatapan tajam ke arahnya. Tatapan yang selalu dilihat oleh Nayla sampai akhirnya Nayla terbiasa.

“Sejak kapan kau berdiri disitu?” tanya Nayla.

“Dari tadi aku berdiri disini.”

Seketika kedua pipi Nayla berubah menjadi kemerahan, dirinya sangat malu didengar oleh Rayan, Nayla bergegas berjalan keluar dari ruang makan.

Rayan menahan tangan Nayla. “Kau ingin pergi kemana?”

Nayla melepas paksa tangan Rayan. “Aku ingin kembali ke kamar.”

Rayan menarik tangan Nayla dengan kasar. “Bukankah kau mencari ku? Kenapa tiba-tiba ingin kembali ke kamar?”

Beberapa kali Nayla menelan saliva. “Tidak, aku hanya mencari saja.” Jelasnya.

Wajah Rayan semakin mendekati wajah Nayla, seketika perasaannya sangat gugup dan detak jantungnya berdetak kencang.

“Ma-mau apa kau?” tanya Nayla.

Tiba-tiba Rayan malah salah fokus melihat bibir mungil Nayla. “Aku ingin…” Melepaskan tangannya. “Aku ingin sarapan, makanlah bersamaku.” Ajaknya.

“Kau sarapan sendiri saja.” Tolak Nayla.

Rayan menyentuh wajah Nayla menggunakan ujung jari telunjuknya. “Apa kau tidak ingin sarapan bersamaku?” nada berat.

Sekujur badan Nayla merinding. “A-aku…”

Rayan berjalan mendekati meja makan diikuti Nayla lalu mendudukkan Nayla di salah satu kursi, kedua bawahan beranjak pergi meninggalkan mereka berdua di sana.

Rayan duduk di depan Nayla. “Jangan membuat suasana hatiku menjadi buruk.”

Mereka berdua sarapan bersama, setelah selesai Nayla langsung keluar dari ruang makan. Sementara Rayan masih duduk di sana menikmati sarapannya yang belum habis.

“Kenapa dia hanya diam saja? Apa aku terlihat menyeramkan?” gumam Rayan kebingungan. “Tapi kalau aku menyeramkan, tidak mungkin dia berani kepadaku.” Menggeleng heran.

.

.

.

Siang ini Nayla duduk termenung memikirkan nasibnya di dekat jendela sambil melihat rintikan air hujan yang turun membasahi tanah, menurutnya takdir tidak pernah berpihak kepadanya sehingga selalu membuat dirinya dalam kesengsaraan dan juga sifat buruk rasa penasarannya terhadap sesuatu.

Dor… Dor… Dor…

Tiba-tiba terdengar ada suara tembakan dari luar kamar, Nayla yang mendengar suara tembakan sontak terkejut. Nayla bergegas beranjak dari ranjang lalu keluar dari kamar dengan perasaan sangat takut.

Nayla berlari menghampiri Patrick (Bawahan 1). “Kenapa? Apa yang terjadi diluar sana? Kenapa ada suara tembakan? Apa ada perkelahian?”

“Nona cepat pergi dari sini, cari tempat yang aman untuk Nona.” Ucap Patrick (Bawahan 1) mengusir Nayla. “Pergi!!!"

Bram (Bawahan 2) menarik tangan Nayla lalu mendorong Nayla keluar markas dari pintu belakang itu. Tidak henti-hentinya suara tembakan saling bersahutan, para bawahan yang masih berada di dalam markas langsung menyiapkan senjata masing-masing.

Patrick (Bawahan 1) melihat Nayla masih berdiri di dekat pintu belakang. “PERGI SEJAUH MUNGKIN, JANGAN SAMPAI ADA YANG MENEMUKAN NONA SELAIN BOS.” Teriaknya. "DISINI SANGAT BAHAYA."

"KENAPA KALIAN JUGA TIDAK IKUT PERGI BERSAMAKU?"

"KALAU KAMI PERGI, SIAPA YANG MENJAGA TEMPAT INI?" tanya Bram (Bawahan 2). "LAGIAN KAMI DISURUH BOS UNTUK MENJAGA NONA."

Nayla terpaksa berlari kencang ke arah hutan sambil menahan kakinya yang masih sakit, saat ini Nayla benar-benar ketakutan setengah mati. Nayla sangat menyayangi nyawanya, baginya nyawa hanya satu maka dari itu harus tetap hidup bagaimanapun keadaannya.

.

.

.

Di sisi lain…

Rombongan mobil Rayan memasuki halaman markas, beberapa orang berpakaian hitam dari ujung kepala sampai ujung kaki melepaskan tembakan ke arah rombongan yang baru datang. Mereka semua saling melepaskan tembakan, begitu juga dengan Rayan. Secara serentak mereka turun dari dalam mobil, Rayan berlari masuk ke dalam markas.

“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Rayan kepada Patrick (Bawahan 1) yang sedang terluka dibagian lengan. “KATAKANLAH.”

Patrick (Bawahan 1) menunjuk pintu belakang. “Nona….” Belum selesai berbicara ia pun pingsan.

“OBATI YANG TERLUKA.” Teriak Rayan.

Rayan keluar dari pintu belakang lalu berlari ke dalam hutan untuk mencari keberadaan Nayla, Rayan berteriak memanggil nama Nayla tetapi tidak ada sahutan. Dari kejauhan Rayan melihat Nayla pingsan di dekat pohon besar, Rayan menghampirinya dengan perasaan khawatir.

“Apa yang terjadi padamu?” mengangkat kepala Nayla. “Kenapa kau bisa pingsan?”

Sesaat Rayan melihat sekitar, perlahan menggendong Nayla lalu berjalan menuju markas yang letaknya lumayan jauh dari tempat Nayla pingsan. Sesampai di markas, Rayan membawa Nayla kembali ke kamar belakang dan langsung diperiksa oleh dokter.

...Bersambung…....

Jangan lupa dukung karya ini agar Author tidak malas untuk melanjutkan ceritanya:)

1
Secret
terima kasih kakak sudah mampir 🤗💜
@Intan.PS_Army🐨💜
cerita nya seru kak 🌹🌹🌹🌹🌹
Valen Angelina
jgn2 bos besar nya papa nayla wkkwkw
Amisaroh
padahal bagus ceritanya tpi kok sepi ya
Secret: terima kasih kakak sudah mampir🤗Semoga suka dengan ceritanya
total 1 replies
marrydiana
mampir thor, mampir juga ya dikarya aku😆
Secret
Terima kasih yang sudah mampir, jangan salah lapak ya🤗hargai penulis yang menulis karyanya jangan asal komentar diluar dari cerita penulis💗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!