NovelToon NovelToon
Alastar

Alastar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Bita_Azzhr17

Alastar adalah sosok yang terperangkap dalam kisah kelam keluarga yang retak, di mana setiap harinya ia berjuang dengan perasaan hampa dan kecemasan yang datang tanpa bisa dihindari. Kehidupan rumah tangga yang penuh gejolak membuatnya merindukan kedamaian yang jarang datang. Namun, pertemuannya dengan Kayana, seorang gadis yang juga terjerat dalam kebisuan keluarganya yang penuh konflik, mengubah segalanya. Bersama-sama, mereka saling menguatkan, belajar untuk mengatasi luka batin dan trauma yang mengikat mereka, serta mencari cara untuk merangkai kembali harapan dalam hidup yang penuh ketidakpastian. Mereka menyadari bahwa meski keluarga mereka runtuh, mereka berdua masih bisa menciptakan kebahagiaan meski dalam sepi yang menyakitkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bita_Azzhr17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8. Keheningan yang Terguncang

Langit malam di atas Kota Malang terasa sendu, gelap dengan awan hitam keabu-abuan yang seakan menahan keluh kesah. Hujan mulai turun perlahan, gerimis yang semakin lama semakin deras. Di jalan raya yang cukup sepi, Frasha mengendarai mobilnya dengan hati-hati. Pandangannya menatap ke depan, namun matanya tiba-tiba memicing saat melihat sosok yang sangat familiar.

Itu Kayana.

Frasha menekan rem mendadak, mobilnya berhenti dengan suara ban yang melawan aspal basah. Ia mengerutkan keningnya, lalu melangkah keluar dari mobil. Kayana, yang berjalan sendirian di pinggir jalan, tampak sedikit kusut, dengan kepala menunduk, tampaknya tidak memperhatikan sekitar.

Frasha merasa ada yang aneh. Segera ia menghampiri Kayana.

"Kayana!" seru Frasha dengan suara sedikit keras, membuat Kayana terkejut.

Namun, sebelum Kayana sempat merespons, darah mengalir dari hidungnya. Frasha langsung merasa panik. "Kayana?!" katanya, mendekati gadis itu yang tiba-tiba terjatuh dan pingsan di depannya.

Refleks, Frasha cepat menahannya. "Kayana!" dia memanggil sekali lagi, namun tidak ada respons.

Frasha melihat darah yang semakin banyak keluar dari hidung Kayana, membuat hatinya semakin cemas. Ia segera meminta bantuan orang-orang yang berada di sekitar untuk mengangkat tubuh Kayana dan membawanya ke dalam mobil.

Sesampainya di dalam mobil, Frasha menyalakan mesin dan memacu mobil dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit terdekat, sambil tetap memperhatikan Kayana yang terbaring lemah di kursi penumpang.

Di tengah perjalanan yang penuh kekhawatiran itu, Frasha memasang earphone di satu telinganya. Dengan tangan gemetar, ia menekan tombol ponselnya dan memilih nomor Alastar.

****

Di apartemen milik Alarick, suasana agak riuh. Alarick, yang sedang duduk santai sambil memainkan gitar, mendengar suara ponsel Alastar yang berdering. Alastar, yang baru saja keluar untuk membeli pizza, tidak ada di tempat.

Alarick menoleh ke arah ponsel yang berdering dan melihat nama Frasha di layar. Ia segera mengambil ponsel itu dan menyadari bahwa ada dua panggilan tak terjawab dari Frasha.

"Frasha telpon Alastar," kata Alarick kepada Barram yang sedang duduk di sebelahnya.

Tidak lama kemudian, Alastar memasuki ruangan dengan membawa pizza. Ia melihat Alarick sedang memegang ponselnya dan mendekat.

"Mau ngapain?" tanya Alastar, sedikit bingung melihat sikap Alarick.

"Frasha telpon," jawab Alarick sambil menyerahkan ponsel Alastar.

Alastar langsung mengambil ponselnya dan melihat riwayat panggilan yang terlewat. Tanpa berpikir panjang, ia langsung menekan tombol panggilan kembali dan menunggu.

****

Di ruang IGD rumah sakit, Frasha berdiri gelisah di samping ranjang Kayana yang masih terbaring. Ia menggenggam tangan Kayana yang dingin, berharap ada tanda kehidupan. Hatinya berdebar kencang, dan pikirannya dipenuhi kecemasan.

Sementara itu, di sisi lain, suara telepon Alastar akhirnya terdengar. Frasha dengan tangan gemetar mengangkat ponselnya.

"Halo?" ujar Alastar dengan suara pelan, namun masih bisa terdengar ketegangan.

"Kayana masuk rumah sakit." beritahu Frasha terdengar panik.

Alastar terdiam sesaat, merasa cemas. Tanpa berkata lebih lanjut, ia langsung memutuskan telepon itu sepihak. Frasha yang masih menahan napas, melihat ponselnya tertutup, merasakan beban yang semakin berat di dadanya.

****

Alastar yang baru saja menerima telepon langsung berlari menuju motornya. Tanpa menoleh ke belakang, ia melesat dengan cepat, meninggalkan apartemen bersama Barram yang mengikuti dari belakang.

"Mau ke mana, Star?" tanya Falleo yang kebetulan sedang keluar.

"Kayana masuk rumah sakit. Gue harus ke sana sekarang!" jawab Alastar tanpa menoleh.

Falleo hanya bisa menggelengkan kepala, sedikit bingung. Namun, ia tidak bisa berbuat banyak.

"Alastar dan perasaannya yang nggak pasti." Barram mengungkapkan menurutnya, tentang perlakuan Alastar yang begitu lebih, tanpa adanya perasaan yang pasti.

****

Di ruang IGD, suasana tampak tegang. Frasha berdiri tidak sabar, sesekali melihat ke arah pintu ruang perawatan. Tak lama, pintu itu terbuka, dan seorang dokter keluar dengan wajah serius.

"Bagaimana, Dok?" tanya Frasha dengan nada terburu-buru.

"Dia baik-baik saja sekarang, tapi perlu pemantauan lebih lanjut. Tadi ada pendarahan yang cukup banyak, dan tekanan darahnya menurun. Kami perlu memastikan kondisinya stabil dulu," jawab dokter tersebut, mencoba menenangkan Frasha.

Frasha mengangguk, meskipun ia masih merasa cemas. "Terima kasih, Dok," ujarnya pelan.

Beberapa saat setelah dokter pergi, pintu ruang perawatan kembali terbuka, dan kali ini, Alastar muncul dengan wajah yang terlihat sangat cemas.

"Frasha!" panggilnya.

Frasha menoleh dan melihat Alastar berdiri di depan pintu, wajahnya penuh kekhawatiran. "Kayana di dalam, dia baik-baik saja, tapi..." kata Frasha, suara sedikit tercekat. "Gue takut kalau dia kenapa-napa."

Alastar menatap Frasha sejenak dengan tatapan yang penuh kecemasan. Hatinya terasa hancur melihat kondisi Kayana yang masih terbaring lemah. Tanpa berkata banyak, ia berjalan cepat menuju pintu ruang perawatan.

Di dalam ruangan, Kayana terbaring dengan mata tertutup. Tangannya terpasang infus, Alastar duduk di samping ranjang, memegang tangan Kayana dengan lembut, berusaha menenangkan dirinya.

"Kayana..." Alastar berbisik, suaranya penuh harapan. "Jangan bikin gue khawatir lebih lagi, ya?"

Frasha berdiri di dekat pintu, memberi mereka ruang untuk berdua. Namun, dalam hatinya, ia tahu bahwa Alastar membutuhkan waktu bersama Kayana, dan hanya Alastar yang bisa menenangkan gadis itu.

"Gue kenapa?" bisik hatinya bingung.

Frasha menatap mereka sebentar, lalu keluar dari ruangan, memberi mereka waktu untuk sendiri. Ia berharap, semoga segala sesuatunya akan baik-baik saja.

Alastar hanya bisa menggenggam tangan Kayana lebih erat, berharap seiring berjalannya waktu, Kayana akan kembali bangun, dan semuanya akan kembali normal.

1
lgtfav
👍
lgtfav
Up terus thor
lgtfav
Thor semangat👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!