Abiyan, seorang ceo dari perusahaan ternama yang jatuh cinta dengan gadis yang masih duduk di bangku kelas tiga SMA. Bagaimana kisah mereka, apakah chana juga menyukai Abiyan yang umur nya terpaut 11 tahun???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Berdebar
Chana sudah menerima pesan yang di kirim kan tukang ojek yang mengantarkan paket nya ke alamat rumah Abiyan. Juga laki-laki itu pula yang menerima paket tersebut. Chana merasa puas dengan tukang ojek itu yang menuruti keinginan nya untuk di berikan pada Abiyan langsung.
Tak lupa Chana memberika lima bintang pada tukang ojek tersebut.
Chana melihat foto yang di kirimkan tukang ojek tersebut. Dimana terlihat Abiyan tengah memegang paket yang di kirim nya, lalu di samping laki-laki itu ada dua orang paruh paya namun tidak begitu jelas wajah kedua nya, karena mungkin saja fokus tukang ojek adalah Abiyan.
Drt drt drt...
Ponsel yang di pegang Chana berdering, tertera nomor baru pada layar ponsel tersebut. Chana mengernyit saat melihat foto profil nomor tersebut hanya ada gambar pemandangan.
Dengan ragu, Chana mengangkat panggilan tersebut. Chana hanya diam menunggu orang di sebrang telfon memulai bicara.
Namun beberapa detik panggilan terhubung, baik Chana maupun orang yang telfon tak kunjung berbicara.
Tut...
Chana pun mematikan sambungan telfon nya, gadis itu menggerutu kesal merasa di kerjai orang iseng.
Sementara di tempat Abiyan, laki-laki itu melihat ponsel nya yang sudah berubah gelap. Pangilan di matikan sepihak tanpa mengatakan sepatah kata pun.
" Kamu niat telfon gak sih bi?". Tanya mommy Sofi gemas.
" Y ya niat lah mom". Jawab Abiyan sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
" Terus kenapa dari tadi hanya diam saja, gak ngomong ?". Tanya mommy Sofi.
" Aku bingung mom mau bilang apa sama gadis itu".
Ucapan Abiyan membuat mommy Sofi dan daddy Lukman menepuk jidat nya bersamaan.
" Ya ampun dad, anak kamu kok kaku banget sih jadi orang ?". Ucap Mommy Sofi miris.
" Itu juga anak mommy loh bukan hanya daddy saja !" Jawab daddy Lukman tak terima. Abiyan hanya memutar bola mata malas mendengar kedua orang tua nya berdebat.
Abiyan melangkah kan kaki nya menaiki tangga menuju kamar nya untuk istirahat. Tak lupa abiyan membawa dompet yang masih terbungkus plastik, juga surat yang di kirim kan gadis yang tadi pagi keserempet mobil nya.
Sampai di kamar, Abiyan duduk di sisi ranjang lalu membaca surat yang di kirimkan gadis itu.
" Jadi nama gadis itu adalah Chana ". Monolog Abiyan setelah membaca surat itu.
Abiyan membuka ponsel nya lalu menghubungi Adrian , sekretaris sekaligus tangan kanan ya.
[ Halo, cari tahu gadis yang bernama Chana. Aku tunggu 15 menit !]. Ucap Abiyan, lalu langsung mematikan panggilan telfon nya.
Tut...
Panggilan pun di matikan sepihak oleh Abiyan, bahkan belum sempat lawan bicara nya mengucapkan sepatah kata pun.
15 menit menunggu, Adrian pun menghubungi bos nya, mengabarkan jika dia sudah berhasil menemukan informasi tentang nama gadis yang tadi di sebutkan bos nya. Adrian mengatakan jika sudah mengirim informasi itu ke email pribadi bos nya.
Abiyan yang penasaran pun membuka email nya dan membaca email yang di kirim Adrian. Senyum tipis terlihat di bibir nya saat mengetahui informasi gadis itu. Bahkan Adrian mengirimkan beberapa foto gadis itu.
" Cantik ". Gumam Abiyan saat melihat foto Chana. Saat pagi tadi Abiyan tak terlalu memperhatikan gadis itu, karena dia hanya fokus pada ponsel nya, dan secepat mungkin menyelesaikan masalah agar dirinya bisa pergi ke kantor.
Entah mengapa jantung Abiyan bergetar melihat foto gadis itu ,laki-laki itu tak tahu pasti perasaan apa ini. Tak mau larut dalam perasaan yang menurut nya aneh ,Abiyan memilih membaringkan tubuh nya di kasur empuk milik nya lalu tak lama kemudian laki-laki itu tertidur pulas.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi hari menjelang, Chana sudah bersiap akan berangkat ke sekolah. Kali ini dia tak kesiangan karena semalam tak begadang dan tidur cepat. Chana berjalan menuju meja makan untuk sarapan bersama sebelum berangkat sekolah.
" Pagi ma, pagi pa". Sapa Chana pada kedua orang tua nya yang sudah duduk menunggu nya turun.
" Pagi sayang". Jawab kedua orang tua Chana kompak.
Ketiga nya pun mulai menyantap sarapan nya masing-masing. Hingga Chana lebih dulu menyelesaikan sarapan nya dan di akhiri minum air putih.
" Aku berangkat ya pa, ma". Ucap Chana beranjak dari duduk nya. Menghampiri kedua orang tua nya yang masih duduk untuk bersalaman.
" Tunggu sebentar nak, papa selesai kan sarapan dulu ". Ucap pak Narya meminum air putih untuk mengakhiri sarapan nya.
" Loh pa, aku berangkat sendiri aja ". Ucap Chana yang tak mau di antar.
" Gak ada ya, kamu harus di antar papa, mama gak mau kamu keserempet mobil lagi!". Kata mama Laksmi tegas.
" Tapi ma,". Ucap Chana dengan wajah memelas.
" Udah kamu nurut aja sama mama kamu. Ini juga demi kebaikan kamu Na. Lagi pula si putih kan masih di bengkel". Kata pak Narya yang juga mengkhawatir kan putri semata wayang nya.
" Kamu mau sekolah apa sudah tidak apa-apa na, kalau kamu masih sakit, lebih baik kamu izin dulu hari ini ". Ucap mama Laksmi.
" Aku udah gak apa-apa kok ma, lagian aku juga udah minum obat anti nyeri, jadi aman". Jawab Chana.
" Ya sudah kalau begitu, ayo papa antar".
Chana hanya bisa pasrah jika papa nya sudah bicara. Itu juga karena kesalahan nya yang tak hati-hati hingga menyebabkan dirinya celaka.
