Reksa pemuda yatim piatu harus terjun ke dunia gelap dunia pertarungan jalanan demi bisa menjaga adik perempuannya yang masih sekolah di bangku SMP, namun siapa sangka harus terlibat dengan komplotan mafia yang hendak membunuh istri muda Boss mafia, atas suruhan istri tua yang merasa tidak terima atas ke hadiran istri muda dalam keluarganya, apa lagi jika harta kekayaannya harus sampai di bagi dua.
Boss mafia yang bernama Aron Jhonson begitu kaget setelah mengetahui kalau istri tuanya yang bernama Raisa Lena, akan membunuh istri mudanya yang bernama Gendis Raura, Aron Jhonson sangat menentangnya namun Raisa Lena mengancam akan membongkar semua bisnis haramnya Aron Jhonson, jika tidak mau menyetujui untuk membunuh Gendis Raura.
Aron pun akhirnya ikut terlibat untuk membunuh istrinya sendiri demi tidak terbongkar bisnis haramnya, namun Aron Jhonson ternyata harus berhadapan dengan Reksa petarung jalanan yang berusaha menyelamatkan Gendis Raura dari dengan menaruhkan nyawa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SAKSI PENA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Gendis perlahan melangkah menuju tempat tidur perlahan duduk melihat ke sekitaran ruangannya yang begitu sunyi sepi tidak ada satupun untuk bisa di ajak bicara, ke adaan Gendis memang tidak bisa kemana kemana karena memang Aron melarangnya, dan jikapun keluar sudah pasti itu harus bersama Aron atau anak buah Aron yang di perintahnya langsung oleh Aron, Gendis sudah sering kali menangis namun tangisan Gendis hanya sia sia belaka tidak bisa merubah ke adaan apapun.
Waktu pukul 21:25 malam Chiko yang di minta pulang ke rumah oleh Ibu nya mau tidak mau malam itu langsung meluncur pulang kerumahnya, Raisa Ibu nya Chiko yang sudah tidak sabar mondar mandir di pelataran atas lantai tiga menunggu ke datangan Chiko, dan Chiko pun setelah masuk ke dalam rumah langsung menaiki anak tangga menuju pelataran lantai tiga tempat santai yang di lingkari penghalang besi.
"Ada apa Mah?" tanya Chiko sesampai sambil duduk.
"Chiko, akhir akhir ini Mama merasa curiga terhadap Papa kamu," jawab Raisa sambil duduk.
"Curiga, curiga kenapa?" tanya kembali Chiko heran.
"Sikap Papa kamu akhir akhir ini sering kali bersikap tidak biasanya, dan saat Mama mendesaknya, Papa kamu bilang kalaupun Papa kamu menikah lagi, katanya itu tidak akan mengurangi jatah perbulan Mama,"
"Mama sangat tidak terima mendengarnya, Mama yakin kalau Papa kamu sudah menikah lagi, sampai mati Mama tidak akan bisa menerimanya, kamu harus bantu Mama mencari siapa perempuan jalang itu," jawab Raisa memaparkan.
"Apa Mah? Mama yakin Papa mempunyai perempuan lain?" Chiko terperanjat kaget.
"Iya, sikap Papa kamu yang sudah jauh berbeda, cepat kerahkan anak buah kamu jika Papa keluar rumah intai dan ikuti kemana perginya,"
"Semua bisnis Papa sudah kamu ambil alih, jika Papa kamu keluar rumah mendadak, apa lagi kalau bukan menghampiri selingkuhannya,"
"Mama tidak mau harta ke kayaan ini jatuh terhadap perempuan selingkuhannya, kamu harus mencari keberadaan perempuan itu dimana dan habisi jika perlu," jawab Raisa menahan amarahnya.
"Baik Mah, aku akan selidiki semuanya, Mama jangan khawatir akau akan bawa perempuan itu ke hadapan Mama yang sudah berani mengusik keluarga kita, aku akan menyiapkan anak buahku terlebih dahulu, permisi Mah!" Chiko langsung berdiri melangkah pergi.
Chiko bersama Palin sebagai supir sekaligus pengawal pribadinya langsung meluncur ke diskotik, setelah sampai di parkiran diskotik ternyata Marko yang sebagai ketua gangster beserta anak buahnya sudah menunggunya, Marko langsung menghampiri Chiko yang baru keluar dari mobil.
"Ada barang baru yang mau gua tawarkan," ucap Marko.
"Berapa yang lu minta?" tanya Chiko.
"Seperti biasa saja, tidak kurang tidak lebih, barang sudah ada di dalam," jawab Marko sambil memperlihatkan foto perempuan di layar ponselnya.
"Ok, posisi lu memang tepat waktu, gua memang lagi ada masalah yang ingin gua lampiaskan, ikut gua ke dalam!" ajak Chiko langsung melangkah.
"Kalian sebagaian tunggu saja di luar!" perintah Marko terhadap anak buahnya.
"Baik Boss!" sahut beberapa anak buahnya.
Marko dengan dua anak buahnya melangkah menyusul Chiko masuk ke dalam diskotik, Marko memasuki sebuah ruangan khusus untuk transaksi, terlihat Chiko sudah duduk dan terlihat amplop coklat berukuran panjang yang berisi barang bubuk haram tergeletak di atas meja, Marko pun langsung duduk di sebelah Chiko.
"Gua akan pakai barang lu satu minggu," tegas Chiko sambil menggeser barang bubuk itu.
"Ok, ini sudah sesuai yang gua inginkan, dengan ini gua akan sedikit memperluas wilayah lagi," terang Marko langsung mengambil barang bubuk yang di sodorkan lalu menyodorkan ke anak buahnya.
"Terserah lu, yang penting jangan sekalipun lu berani keluar dari perjanjian kita, karena lu akan tahu akibatnya," ancam Chiko.
"Soal itu lu jangan khawatir, kapan gua pernah berkhianat? dan gua tidak akan mengusik wilayah lu sedikitpun, gua cabut dulu!" Marko langsung berdiri melangkah pergi keluar ruangan di ikuti kedua anak buahnya.
Setelah Marko dan kedua anak buahnya keluar ruangan, Chiko menyuruh Palin untuk duduk hendak membicarakan menyelidiki Ayah nya sendiri, apakah benar Ayah nya mempunyai selingkuhan perempuan lain di luar rumah, Palin pun langsung duduk di sebelah Chiko.
