Cinta Tulus Arumi

Arumi bisa bernafas lega karena ia yang lebih dulu sampai di rumah. Andai Damian yang lebih dulu sampai, Entah apa yang terjadi. Sudah pasti pria itu marah-marah dan menuduh Arumi yang tidak-tidak.

Arumi segera naik tangga, Kemana lagi tujuannya, jika bukan ke kamarnya. Saat melewati kamar Damian, Arumi menghentikan langkahnya. Wanita itu melirik kamar yang berada di sebelahnya, Sebuah kamar khusus yang Damian sengaja siapkan untuk Soraya.

Tapi semenjak pria itu bertemu dengan Dinda, Sepertinya Damian lupa dengan Soraya. Dan Arumi semakin curiga, bahwa Dinda memang sengaja ingin merebut posisinya. Tapi lihat saja, Arumi tidak akan tinggal diam setelah ini.

Mungkin setelah ini Arumi memang akan melepas Damian. Tapi sebelum itu, Arumi sudah merangkai rencana membongkar kelakuan Damian selama ini padanya.

Mungkin ini alasan rumah sebesar ini tidak ada cctv sama sekali, Damian bisa menyiksa Arumi seenaknya saja. Tapi sekarang semua Arumi jadikan keberuntungan. Cctv yang anak buah Brian letakkan akan ia buat sebagai bukti nanti. Agar suatu saat proses perceraiannya dengan Damian menjadi mudah.

Arumi masuk ke kamarnya dan mulai membersihkan diri. Setelah itu, Arumi naik ke atas tempat tidur lalu kemudian mengotak atik ponselnya. Arumi membuka via Internet dan melakukan sebuah pencarian.

Arumi tampak fokus menonton sebuah video yang entah apa itu. Tapi jika di lihat dari ekspresinya, Arumi harus bisa dan berhasil.

Ketika malam menjelang, Arumi mulai memasak di dapur. Wanita itu melihat Damian yang datang ke dapur dengan pakaian santainya. Tumben berada di rumah, Biasanya juga pergi entah kemana pulang kalau gak malam gak mungkin pulang. Batin Arumi.

Arumi sudah tidak peduli lagi, Ia sudah lelah. Apalagi saat tahu, Hubungan Damian dan Dinda memang sedekat itu.

Damian melirik, Arumi yang hanya diam. Tidak biasanya wanita itu diam saja, Biasanya suka bertanya ini dan itu. Ada perasaan yang berbeda kali ini. Entah apa itu, Tapi yang jelas Damian tidak suka di abaikan seperti itu.

Jika Damian tidak suka di abaikan lalu bagaimana dengan Arumi selama dua tahun ini? Apa Damian tidak pernah menyadari akan hal itu?

"Buatkan aku teh.."Ucap Damian pada Arumi, Tentu saja Arumi akan membuatkan minuman untuk suaminya itu.

Damian menghela nafas panjang sebelum akhirnya pria itu benar-benar berlalu. Damian merebahkan tubuhnya di karpet bulu ruangan tengah sambil menonton TV. Layar besar di depannya tersebut menyala, Tapi sepertinya Damian sibuk dengan ponselnya.

Bukan Damian yang menonton TV Tapi TV nya lah yang menonton Damian. Tak lama kemudian, Arumi datang dengan membawa nampan yang di atasnya terletak secangkir teh dan biskuit kelapa.

"Ini teh nya mas.. "Setelah mengucapkan itu, Arumi pergi darisana. Ia lebih memilih untuk makan malam saja, Arumi memang sengaja tidak memanggil Damian. Karena baginya juga percuma kan? Yang ada nanti pria itu marah-marah. Jikapun lapar biar makan sendiri.

Di ruang tengah tersebut, Damian menikmati teh yang istrinya buat tadi. Selama dua tahun ini, Baru kali ini Damian merasakan teh buatan Arumi. Dan rasanya memang enak, Tak lupa pria itu juga memakan biskuit yang Arumi suguhkan tadi.

Damian kembali merebahkan tubuhnya, TV masih menyala dan Ponsel kembali di genggamannya. Tapi seperti ada yang aneh.

Ya, Mendadak Damian merasakan kantuk yang luar biasa. Pria itu memijit pelipisnya, Semakin lama semakin tak tertahan kan. Damian masih tetap memaksa membuka mata namun akhirnya tahanan tersebut gagal. Tanpa sadar Damian memejamkan mata dan terlelap di sana.

.

.

.

Arumi mendekat, Wanita itu berjongkok di samping Damian yang sudah berdengkur. Kentara sekali apabila pria itu memang sangat kelelahan. Di tataplah wajah tampan itu, Sebuah wajah yang selalu ingin Arumi pandangi sebelum tidur.

Dengan tangan gemetar Arumi mengelus Rahang tegas suaminya. Arumi tersenyum getir, Beginikah rasanya?

"Maaf mas untuk sekarang aku lancang.. Tapi tidak apa-apa kan? Kau adalah suamiku dan aku adalah istrimu.."Ucap Arumi dengan tatapan sendu.

Cup

Sebuah kecupan di kening Arumi daratkan. Ingin rasanya Arumi tidur di pelukan pria itu tapi semua itu tidak arumi lakukan walaupun ia bisa melakukannya sekarang.

"Maaf mas, Mungkin aku udah kurang ajar buat kamu kayak gini, Tapi aku harus menyelesaikan tugasku dulu...

Arumi mengambil Ponsel Damian yang sudah tergeletak. Damian masih tertidur pulas, Mungkin karena efek obat tidur yang Arumi masukan ke dalam teh dengan dosisnya cukup tinggi Alhasil, Damian sangat menikmati acara tidurnya.

Arumi sudah tekad akan menyadap Ponsel suaminya itu. Ia ingin tahu ada hubungan apa sebenarnya kedua orang itu.

Arumi membuka Ponsel Damian yang memang tidak di kunci sama sekali. Mungkin karena memang keduanya tidak satu kamar membuat Damian enteng-enteng saja.

Arumi duduk tak jauh dari Damian tertidur lelap. Wanita itu mencari via pesan percakapan antara Damian dan Dinda.

Dan benar saja, Baru membuka nya. Aksi balas pesan tersebut terletak di bagian paling atas, Itu artinya Damian memang sering bertukar kabar dengan wanita itu.

Arumi memeras pakaian di bagian dadanya ketika pesan demi pesan ia baca. Matanya pun sampai memerah menahan tangis. Apalagi saat sebuah pesan dimana keduanya berbuat janji di salah satu kamar hotel.

"Aku gak nyangka kalian bisa sejauh itu.." Lirih Arumi kembali menatap Damian.

"Enggak..Kamu gak boleh nangis Arumi.. " Arumi kembali fokus dengan tujuannya. Yaitu menyadap Ponsel sang suami.

Arumi sudah merancang sebuah rencana dimana ia akan membongkar perselingkuhan keduanya. Ya, Arumi sudah bertekad untuk itu.

Setelah cukup lama mengotak atik ponselnya dan Ponsel suami. Akhirnya usaha Arumi berhasil juga, Maklum Arumi bukan ahli dalam bidang seperti itu jadi wajar apabila akan memakan waktu yang cukup lama.

"Setelah ini kamu akan selalu ada dalam pengawasan ku mas.." Arumi meletakkan ponsel itu kembali ke tempat yang semula.

"Aku diam dan mengalah bukan berarti aku takut dan bodoh mas.. Jika kalian bisa berbuat licik, Akupun juga bisa lebih licik dari kalian...

.

.

.

TBC