NovelToon NovelToon
Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Bad Boy
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Kyure Aamz

Maulana Nevan Ganendra, para sahabatnya sering menyebut lelaki itu dengan sebutan gangster penyayang Bunda. Nevan selalu berhasil membuat orang terkena mental hanya dengan kata-katanya, mulutnya sangat licin seperti lantai yang baru saja di pel.

Tidak ada hari tanpa julit, ibarat kata pepatah hidup Nevan itu seperti sayur tanpa garam jika tidak julit. Sudah galak, julit, tak punya hati pula, lengkap sudah hidup Nevan. Semua berawal saat Nevan mendapat sebuah tantangan konyol untuk menikahi gadis bercadar bernama Nazma.

Nevan memanggil gadis itu dengan sebutan Nanaz, seorang gadis yang hidupnya penuh dengan masalah dan jauh dari kata bahagia.

°°°

"Berhenti kayak gini Nevan, sikap kamu bikin aku kelihatan semakin rendah di mata orang-orang." Air mata Nazma lolos begitu saja. "Boleh aku minta sesuatu."

"Apa?" Nevan seakan terhipnotis dengan tatapan Nazma.

"Jangan bilang aku sok jual mahal lagi, sakit dengernya. Aku emang miskin, tapi orang miskin juga punya harga diri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyure Aamz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Mode kucing anggora

Wanita paruh baya itu menjelaskan tentang rumah Nazma yang dijual, dua hari yang lalu ibu itu melihat Danu yang keluar rumah sambil membawa beberapa tas. Hingga akhirnya ibu tersebut mengungkapkan sesuatu yang membuat Nevan semakin tak menyangka.

"Mungkin Pak Danu mau pindah kalik ya, saya juga kurang tahu." Ibu tersebut menjeda ucapannya. "Kalau menurut saya, kayaknya Pak Danu bukan orang baik."

"Bukan orang baik gimana?" Nevan kini semakin penasaran.

"Saya pernah lihat dia pulang sambil mabuk, tetangga juga sering denger dia teriak marah-marah. Saya jadi kasihan sama Nazma," ucap ibu tersebut.

"Sulit dimengerti, kayaknya tuh bapak-bapak suka kdrt," ceplos Calvin.

"Heh." Sean langsung menyikut lengan Calvin membuat Calvin reflek membekap mulutnya sendiri.

"Kalau kdrt sih saya nggak tahu, tapi saya pernah samar-samar denger suara perempuan nangis. Kayaknya sih Nazma yang nangis, belakangan ini juga saya nggak lihat Nazma jualan gorengan lagi."

Setelah memberikan beberapa informasi ibu tersebut pamit dan berlalu pergi, sekarang Nevan yakin jika Danu memang benar-benar bapak yang biadab. Entah bagaimana susahnya Nazma hidup bertahun-tahun bersama dengan Danu.

"Udah bangkotan masih minum aja tuh bapak-bapak, padahal kalau udah berumur kan rawan game over." Jeno asal nyeplos begitu saja.

"Heh, mulut lo!" Nevan tak habis pikir dengan Jeno yang mulutnya sebelas duabelas dengan Calvin. "Game over kealusan ... bilang aja isdet."

"Istighfar, nggak boleh julit." Calvin berlagak menasehati. "Gitu-gitu dia mertua lo."

"Masa? Nggak inget gue." Nevan mendadak amnesia.

"Tapi seriusan, Nazma beneran di jual sama bokap nya?" Pertanyaan Sean langsung diangguki oleh Nevan.

"Udah kayak sapi, main jual aja," celetuk Iqbal.

Nevan melotot galak. "Apa lo sapi-sapi! Bini gue tuh!"

"Ceilah, dibelain ... bini nggak tuh." Calvin menyenggol lengan Nevan.

Nevan berdecak pelan, ia paling tidak suka diledek seperti ini. Melihat tingkah Nevan Sean hanya tersenyum geli, sementara yang lain sudah tertawa. Jelas sekali terlihat jika Nevan mulai ada rasa pada Nazma, memang dasar anak muda.

"Beneran suka lo sama dia?" Jeno berusaha memastikan.

"Kepo lo!" Nevan mengusap kasar wajah Jeno.

"Demi roma malkist, jangan-jangan lo udah lihat mukanya Nazma," tuduh Iqbal.

"Emang." Nevan berlalu begitu saja dan berjalan ke arah mobil. "Pulang! Cepetan naik mobil atau gue tinggal!"

"Serius? Yang bener lo?" Calvin mendadak heboh. "Cakep kagak?"

***

Saat sampai di rumah Nevan menyalimi tangan Ajwa, sementara Altair sekarang ini belum pulang dari kantor. Nevan menceritakan pada Ajwa tentang Danu, Ajwa harus tahu jika dirinya mempunyai besan yang tidak berakhlak. Sungguh besan yang tak pantas diakui.

"Bunda tahu nggak sih, ternyata Ayahnya Nanaz itu jahat." Nevan memelankan suaranya agar Nazma tidak tahu.

"Loh kamu baru tahu? Kirain Bunda kamu udah tahu, makannya Bunda nggak ngasih tahu kamu."

'Asem, ini gue yang ketinggalan berita atau gimana?' batin Nevan.

"Nevan sebelumnya udah nanya ke Ayah, malah di suruh nyari tahu sendiri. Ayah emang bi---"

"Heh, mulutnya. Nggak sopan," tegur Ajwa. "Mau bilang apa tadi? Biadab? Hem?"

Nevan menggeleng cepat. "Nggak, Ayah kan baiiiik banget Bunda."

'Pret,' lanjut Nevan didalam hati.

"Yang bener kalau ngomong, nggak boleh ngebatin." Ajwa seakan sudah hafal dengan sikap Nevan.

Ajwa sedikit memberi Nevan petuah, bahwa tidak boleh durhaka dengan orang tua. Sebagai anak yang baik Nevan hanya perlu angguk-anggukin kepala, bukan berarti masuk telinga kanan keluar  telinga kiri ... itu terlalu biadab.

Setelah mendengar siraman rohani Nevan pamit pergi ke kamar, lelaki itu sempat melihat Arthan yang sedang bermain robot-robotan di atas sofa. Sebagai abang yang baik, Nevan memutuskan untuk berhenti.

"Hai Tuyul." Nevan melambaikan tangannya dengan gaya sok manis.

Arthan hanya melengos, pura-pura tidak lihat.

"Heh Tuyul, Baginda manggil nih." Nevan masih berusaha menarik perhatian Arthan.

"Kita kenal?" Arthan menatap datar Nevan.

Mak jleb! Rasanya seperti tersambar petir, amat sangat menohok hati.

***

Nazma mengambil alih tas yang tersampir di salah satu pundak Nevan, ia juga sudah menyalimi tangan Nevan. Saat Nazma hendak pergi meletakkan tas Nevan, lelaki itu malah tiba-tiba menahan tangan Nazma.

Nevan hanya diam dan tidak mengatakan apa-apa, lelaki itu hanya menatap Nazma cukup lama. Nazma yang tidak mengerti tentu saja bingung, pasalnya Nevan baru saja pulang. Salah-salah Nevan kerasukan jin jalanan, makannya terlihat aneh.

"Kamu butuh sesuatu? Mau minum atau apa, biar aku ambilin," tawar Nazma.

"Mau lo." Bisa-bisanya di saat seperti ini mulut Nevan tidak bisa dikontrol.

"A-aku?" Nazma masih positif thinking, siapa tahu dirinya salah dengar.

"Lupain, lo udah makan?" Nevan tiba-tiba saja begitu perhatian.

Nazma mengangguk ragu. "U-udah."

"Minum? Tidur siang? Udah juga?" Nevan cosplay menjadi bapak-bapak yang sedang memperhatikan anaknya.

"Udah." Nazma merasa aneh dengan sikap Nevan.

Nevan perlahan menepuk pelan kepala Nazma. "Pinter."

Jelas sekali jika Nazma terlihat bengong, ia memang saat ini sedang tidak memakai cadar. Bagaimana tidak aneh? Nevan yang biasanya julit, ceplas-ceplos, galak, suka ngegas, mendadak cosplay menjadi kucing anggora yang terlihat begitu manis.

"Kamu kenapa?" Nazma perlahan menurunkan tangan Nevan. "Kamu merasa dikendalikan? Tubuh panas? Pengen ngamuk?"

'Dipikir gue kerasukan dajjal, sabar ... nggak boleh melotot, nggak boleh galak.' Nevan memenangkan hatinya yang terasa panas.

"Nggak." Nevan mencoba untuk tertawa. "Baik-baik aja gue mah, sehat kok. Aman-aman, tenang aja."

Suara tawa Nevan terdengar sangat ngeri. "Nevan ... kamu bikin aku merinding."

'Lo kata gue setan! Nggak usah mancing!' Nevan hanya bisa ngegas didalam hati, niat hati ingin berbuat baik tapi kesabarannya malah teruji.

"Masa merinding sih, gue baik gini kayak pangeran berhati sutra. Gemes banget sama lo, sini peluk." Nevan merentangkan tangannya.

Nazma hanya diam, tidak berani bergerak. Siapa tahu yang didepannya ini adalah setan yang berwujud manusia, Nazma semakin ngeri saja. Lelaki itu seperti om-om yang sedang merayu anak sd.

"Sini peluk." Nevan langsung menarik Nazma ke dalam pelukannya.

Nevan menepuk pelan punggung Nazma, sesekali mengelus kepala belakang Nazma. Yang Nazma rasakan saat ini adalah kenyamanan, sebuah perlakuan yang penuh dengan ketulusan.

'Pasti si Nanaz nggak pernah di peluk kayak gini sama bokap nya ... kasihan.'

"Be-beneran manusia?" Nazma masih mencoba memastikan.

'Gue jin puas lo! Tahan-tahan nggak boleh ngegas. Sehari ini aja gue harus baik, sekali-kali bikin Nanaz bahagia.'

Nevan melepaskan pelukannya dan tersenyum lebar. "Lucu banget lo, gue manusia kok. Buktinya bisa peluk lo, sini peluk lagi."

Nevan kembali memeluk Nazma, andai Calvin tahu jika Nevan cosplay menjadi kucing anggora seperti ini Calvin pasti akan tertawa kencang. Padahal Nevan belum mandi, pulang-pulang langsung peluk begitu saja.

"Kamu kelihatan manis kalau lagi baik." Pujian itu keluar begitu saja dari mulut Nazma.

"Hah?" Nevan sedikit nge-blank, namun wajahnya kini sudah memerah.

***

Setelah bersih-bersih, mandi, dan berganti pakaian, Nevan masih stay cosplay menjadi kucing anggora. Ya walaupun jiwa julitnya meronta-ronta agar tersalurkan, namun tidak mungkin jika Nevan menjadikan Nazma sebagai korban.

"Sshhhh." Nevan berusaha untuk tidak julit.

"Kamu kenapa?" Nazma melihat gelagat Nevan yang aneh.

Nevan menggeleng dan tersenyum. "Gapapa, oke kok gue."

'Sok-sok an nanya kenapa lagi, kamu naeeeenyaaa? Bertanya-tanya? Jiwa julit gue berontak pengen keluar.'

"Kamu pasti laper, mau aku ambilin makanan?" tawar Nazma.

Nevan menatap Nazma yang berdiri dihadapannya. "Gue nggak makan dikamar, duduk sini temenin gue."

Nevan menarik tangan Nazma agar duduk disampingnya, kedua orang itu kini duduk dipinggiran kasur. Karena tidak tahan, Nevan akhirnya menjadikan meja, kursi, tembok, dan barang-barang lainnya sebagai korban dari kesulitannya.

"Itu meja kenapa kakinya ada empat? Harusnya dua tuh, biar estetik."

"Itu juga lantai kenapa kotak-kotak bentuknya, harusnya segitiga biar lemitied edition."

"Itu juga kursi sama aja, kakinya ada empat. Copas meja tuh, makannya kakinya sama ... nggak kreatip amat."

"Tembok juga, datar banget. Kasih duri dikit kek biar tembok nya agak laen."

"Kamu juga kenapa laki-laki, kok nggak perempuan? Harusnya perempuan biar agak laen." Nazma menirukan gaya bicara Nevan.

Nevan berusaha untuk tidak ngegas, sebisa mungkin lelaki itu tertawa. "Ngelawak aja lo."

'Kalau bukan bini, serius udah gue sambit.'

"Kamu laki-laki karena udah takdir kamu jadi laki-laki, sama kayak benda-benda itu yang punya bentuknya masing-masing. Karena itu udah takdir mereka."

Nevan tiba-tiba mencium kening Nazma membuat gadis itu seketika mematung, kejadian itu terlalu cepat dan mendadak.

"Pinter banget bini gue," puji Nevan.

'Nanaz pasti nggak pernah dicium kening sama bokap nya, eh ... tapi, Nanaz waktu kecil pernah tidur sambil di elus-elus kepalanya nggak sih sama bokap nya? Jangan-jangan belum pernah, kasian amat.'

Bersambung...

1
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
wah kejam kali wak
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
maksudnya? kan masih sklh thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
hah bukan nya anak sklh belum boleh nikah ya?
Neng Sum
lanjutt kak😄😄
Zaldin Agt
kapan di update?
putri baqis aina
Keren banget thor, semangat terus ya!
hoba
Gemesin banget! 😍
Aono Morimiya
Saya merasa seperti berada di dalam cerita, mengalami segalanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!