"Love doesn't always end well." Kata-kata Malefince dalam film Malefince terus terngiang di telinga Natalia Hadasa, gadis cantik 21 tahun, mengisahkan duka di hati Natalia. Mengapa cinta yang dikhianati begitu menyakitkan. Bahkan kadang menyisahkan dendam, seperti yang dialami Malefince. Seorang peri yang cantik dan baik hati tetapi menjadi jahat karena cintanya dikhianati sang kekasih. Tuhan, aku takut jatuh cinta karena aku tidak mau terluka. Bukan karena film Malefince, tetapi karena ibunya yang menderita karena dikhianati papanyak, dan banyak lagi wanita yang menderita karena cinta. Sebab cinta tidak selalu berakhir dengan baik. Begitu menurut Natalia.
Tapi apakah Natalia tetap dengan defense mechanism- nya jika cinta itu tiba-tiba datang menyentuh hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harijati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.(10)9. Hadapi, jangan menghindar
Bila masalah itu datang menghampiri, jangan menghindar, tapi hadapilah.
Menghindari masalahmu akan membuat ia akan terus mengejar mu.
Bila engkau terbiasa menghadapi masalahmu, maka engkau akan dibuat kuat menghadapi setiap persoalan yang datang tanpa bisa engkau hindari.
Be strong. Natalia tersenyum.
Untuk membunuh rasa cinta pada bosnya, Natalia berusaha untuk menghindar.
Kalau para pengagung Presdir berusaha untuk mencari cela supaya dapat bertemu dan memandang presdir, sebaliknya Natalia berusaha menutup celah itu.
Bahkan sampai dengan berbagai alasan Natalia menolak dengan halus saat diajak pak Hendra untuk meeting dengan presdirnya. Beruntungnya berhasil dengan alasan yang logis.
Dan sekarang, hati Natalia sudah siap. Dia tidak akan menghindar.
Tapi semesta menolongnya, sebab sampai dua Minggu sejak kehadiran Presdir Yosef, Natalia belum pernah berpapasan ataupun bertatap muka dengan presdirnya.
Hari ini Natalia terpaksa berangkat kerja diantar Nathan karena motornya rusak. Otomatis nanti dia pulang naik angkot karena Nathan tidak bisa menjemputnya.
Sore itu, setelah jam kerja usai Natalia berjalan keluar dari perusahaan berjalan untuk menunggu angkot jurusan komplek perumahannya.
Belum lama menunggu, dilihatnya sebuah mobil berhenti di depannya. Natalia agak kaget ketika melihat pak Reno keluar dari mobil tersebut dan berjalan menghampirinya.
"Menunggu siapa Nat." Tanya Reno.
"Nunggu angkot pak, kebetulan hari ini motor saya harus dibawa ke bengkel, jadi saya kerja naik angkot." Jawab Natalia.
"Kalau gitu pulang bareng saya ya, kebetulan kan kita searah." Ajak Reno.
"Ehh, terima kasih pak, malah ngrepoti bapak, saya naik angkot saja," tolah Natalia halus.
"Saya ga merasa kamu repoti kok. Kita kan searah, lagi pula lebih menyenangkan ada temen, dari pada sendiri. Lagi pula nunggu angkot kelamaan Nat, keburu malam." Lanjut Reno.
Karena merasa ga enak kalau nolak terus, akhirnya Natalia dengan berat hati menerima ajakan Rena
"Ini sudah mau jam makan malam, jalanan macet, bagaimana kalau kita makan di restaurant sekitar sini? Ajak Reno saat mereka di tengah perjalanan.
Natalia sebenarnya ingin menolak, tapi dia merasa sungkan.
Tapi pikir Natalia mungkin pak Reno merasa lapar. Sedangkan mereka masih setengah perjalanan untuk sampai di rumah Natalia.
Rasanya egois kalau ia menolak keinginan Reno untuk makan.
"Terserah bapak," jawab Natalia
"Natalia, kalau di luar kantor ataupun jam kerja, jangan panggil saya bapak dong. Padahal jarak usia kita ga jauh kan."
Natalia menghela nafas, "Kalau gitu. Saya panggil kak ya."sahutnya.
"Boleh juga. Baik kita makan di restoran itu ya. Makanannya lezat-lezat." kata Reno lalu membelokkan mobilnya ke arah salas satu restourant mewah di Surabaya.
Begitu masuk restourant, mereka berdua disambut seorang pelayan restourant dan mengantar mereka ke meja yang Reno pilih.
Seorang waitress menghampiri meja mereka untuk menanyakan dan mencatat makanan yang mereka order.
"Kak Reno sering makan di sini ya? tanya Natalia begitu waitress meninggalkan meja mereka.
"Iya, ini termasuk resto langganan keluarga kami, bahkan kami sering ketemua dengan klien di ruang vip yang ada di resto ini."
Jujur Natalia sebenarnya merasa ga nyaman hanya berdua dengan Reno. Untuk mengurangi kecanggungan ya, ia mengarahkan pandangannya ke seluruh ruangan yang malam itu ramai pengunjung.
"Resto-nya ramai ya kak.ucapnya
"Ia, selalu ramai. Karena selain makanannya yang lezat, pelayanannya dan fasilitas-fasilitas yang ada yang membuat orang senang makan di sini." jelas Reno.
Sementara menunggu makanan, mereka berdua ngobrol ringan dan sekali-sekali diselingi candaan. Diselah percakapan mereka, Natalia terpaku melihat beberapa orang yang ia kenal keluar dari ruang VIP.
Otomatis Reno juga mengarahkan pandangannya ke arah pandangan Natalia.
"Itu Yosef dan Jimi asistennya, mungkin mereka ada pertemuan dengan klien bisnis. Perempuan itu namanya Sherly, dia ponakan pria paruh baya itu. yang menjadi Jelas Reno.
"Oh gitu." sahut Natalia.
Fokus mereka teralihkan saat makanan yang mereka order datang.
Entahlah mengapa tiba-tiba Natalia ga selera untuk makan. Perasaan tidak nyaman tadi berganti dengan rasa gelisah melihat dan kecewa dengan kenyataan yang dilihatnya.