Mantan Istri Sang Mafia

Yumna berjalan dengan menyeret kopernya, ia masih merasakan sakit dan perih di area mis v nya.

Hingga langkahnya terhenti di sebuah apartemen kumuh, ia sengaja membeli apartemen yang kumuh dengan harga yang murah meriah.

Dengan perlahan Yumna membuka pintu apartemen, ia tersenyum tipis. Kamar apartemennya memang tidak semewah rumah yang diberikan oleh Raymond, apalagi villa yang di siapkan Raymond untuknya.

Yumna langsung membaringkan tubuhnya di atas ranjang, ia merasa sangat lelah dan ingin kembali beristirahat. Tadi pagi ia langsung buru-buru bangun dan segera pergi sebelum Raymond bangun.

"Kini aku telah menjadi janda.." Gumam Yumna, ia dulu menyandang status sebagai istri tapi tanpa ia duga, akhirnya ia bisa menjadi seorang janda.

Yumna melihat m-banking miliknya, ada sejumlah yang telah ia terima dari Raymond. Dia bukan wanita munafik, yang akan menolak uang dari Raymond. Yumna dengan senang hati menerima uang 2 miliar itu, tapi untuk Villa Yumna enggan untuk menerimanya.

Yumna tersenyum tipis, ia sudah berencana untuk membuat sebuah toko bunga yang sudah Yumna persiapkan sejak jauh-jauh hari.

Wanita itu lalu bangkit dan segera membereskan semua pakaian miliknya, ia membawa semua pakaian yang ia gunakan baik itu pakai biasa ataupun pakaian mewah.

Setelah selesai Yumna, langsung melihat ke arah dapur yang masih kosong tanpa bahan makanan dan juga peralatan dapur yang belum lengkap.

Yumna tersenyum tipis, ia langsung mengambil tas kecil miliknya. Ia langsung bergegas pergi untuk membeli beberapa bahan makanan dan juga perlengkapan dapur dan perabot rumah tangga yang lainnya.

Mulai hari ini ia menjadi wanita yang bebas, ia tidak perlu lagi menunggu Raymond selama berhari-hari bahkan sampai berbulan-bulan.

....

Raymond duduk di atas kursi kebesaran miliknya, ia melihat surat pengadilan yang telah memberikan akta cerainya dengan Yumna.

Kini ia telah resmi bercerai dengan wanita itu, ada rasa senang di benak Raymond karena dari dulu ia ingin bercerai dengan Yumna. Dan akhirnya ia telah bercerai dengan wanita itu.

"Jadi Villa itu tidak di tempati oleh Yumna?" Tanya Raymond sedikit senyuman mengejek.

"Iya Tuan, tapi Nyonya menerima uang yang anda berikan." Jawab Roni.

Raymond tersenyum saat mendengar hal itu, ia tahu pasti Yumna akan menerima uang yang ia berikan.

"Nanti malam aku akan main bilyard, kau Carikan wanita yang cantik dan menarik." Ucap Raymond dengan senyuman di wajahnya, ia sudah lama tidak bermain dengan para wanita.

"Baik Tuan." Jawab Roni.

....

Sudah hampir 1 bulan sejak perceraian Raymond dan Yumna, kini Yumna membuka toko bunga di pinggiran kota yang dekat dengan taman kota.

Banyak pengunjung yang datang ke toko bunganya, bahkan tidak sedikit pengunjung pria yang datang untuk membeli bunga ataupun sekedar mengobrol dengan Yumna.

Yumna tampil cantik dengan dres di bawah lutut berwarna Salem, ia menguncir rambut nya dengan gaya ekor kuda. Yang membuat leher jenjang putihnya nampak sangat jelas, apalagi dengan bagian dadanya yang sedikit terlihat.

"Ini bunga yang anda inginkan." Ucap Yumna dengan senyuman di wajahnya, ia memberikan buket bunga mawar yang di pesan oleh seorang pria untuk kekasihnya.

Pria di depan Yumna terdiam dan terpana melihat kecantikan Yumna, "Terimakasih, bayarnya pake dana bisa?" Tanya pria itu dengan wajah yang memerah.

"Boleh, anda bisa scan di sini." Jawab Yumna.

Setelah selesai membayar pelanggan pria itu langsung segera pergi meninggalkan toko Yumna, kini Yumna hanya duduk dengan tenang. Ia melihat beberapa bunga sudah hampir kosong.

Dengan kesehariannya sebagai pedagang toko bunga, Yumna merasa sangat bahagia. Apalagi tokonya setiap hari selalu banyak pelanggan, apalagi pelanggan pria.

Tapi seketika pikiran Yumna kembali mengingat Raymond, apalagi malam panas dengan pria itu.

Dengan cepat Yumna menggelengkan kepalanya, ia sudah tidak mau lagi mengingat tentang Raymond dan kenangan yang di buat bersama dengan pria itu.

Yumna berjanji pada dirinya, ia akan mencari suami yang lebih baik dari Raymond dan tentunya yang akan membuatnya bahagia.