Song Lin Qian adalah Seorang pangeran yang terasingkan sejak masih kecil, dia harus menjalani kehidupan yang keras di dunia luar untuk mencari tahu akan jati dirinya yang sebenarnya.
Dengan berbekalkan jepit rambut peninggalan mendiang sang ibu, Song Lin Qian yang diasuh oleh sepasang pendekar suami-istri akhirnya turun gunung, dan demi mengetahui akan siapa dirinya yang sesungguhnya, Song Lin Qian harus menghadapi banyak masalah di dalam pencariannya.
Akankah Song Lin Qian berhasil dalam pencariannya? Ikuti alur cerita yang berjudul "PANGERAN PENDEKAR NAGA" hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perguruan Elang Perak
Qian berencana untuk mendekati adiknya, semua itu dia lakukan agar dia bisa lebih dekat serta memahami sifat adiknya. "Salam hormat Tuan Putri, maaf atas kelancanganku ini! Tapi tidak seharusnya Tuan Putri melakukan hal semacam itu kepada orang yang belum Tuan Putri kenal," kata Qian.
"Itu tadi bukan aku yang menyuruh mereka! Dia, dialah yang sengaja ingin mengerjai ku," jawab Xihua dengan sedikit malu seraya menatap Yi Feifei.
Qian melirik Yi Feifei yang tersenyum penuh kemenangan, sedangkan Xihua hanya bisa menatap Yi Feifei seraya mengumpat di dalam hatinya.
"Hei, siapa namamu?" tanya Yi Feifei kepada Qian.
"Namaku Lin Qian, yang itu adalah Paman Fa Lio Bai, dan yang sebelahnya adalah putranya yang bernama Fa Xian, lalu yang di sana itu adalah Putrinya yang bernama Fa Xeiyin," kata Qian dengan memperkenalkan mereka semua kepada Yi Feifei dan Xihua.
"Lin Qian? Namamu cukup bagus untuk seorang pengamen jalanan!"
"Feifei!"
Xihua langsung menegur sahabatnya yang bicara seenaknya dengan merendahkan Qian dan teman-temannya. Mendengar teguran Xihua serta tatapan Xihua yang dingin membuat Yi Feifei semakin senang seraya berkata, "Lihatlah! Bahkan dia tidak terima jika kamu aku rendahkan Lin Qian, itu sudah menjadi bukti kalau dia itu menyukaimu," goda Yi Feifei.
Qian tersenyum mendengarnya, dia menatap wajah adiknya, dia ingin sekali memeluk adiknya, namun Qian tidak mungkin bisa melakukannya, yang ada justru dirinya akan dianggap lancang dan kurang ajar karena berani memeluk seorang Tuan Putri. Walau dirinya adalah kakak Xihua, namun tidak ada yang mengetahui hal itu selain Qian sendiri.
"Jika Tuan Putri tidak keberatan, izinkan kami melanjutkan pertunjukan kami," kata Qian.
"Owh iya maaf! Silahkan kalian lanjutkan lagi," jawab Xihua lalu dia mundur sekaligus menarik sahabatnya untuk mundur beserta dengan ketiga Juniornya.
Pertunjukan kembali dilanjutkan, sedangkan Xihua dan yang lainnya juga ikut menonton, hanya saja Xihua lebih fokus melihat Qian daripada pertunjukan Fa Lio Bai dan Fa Xian.
"Xihua Jiejie! Itu orang-orang yang tadi, mereka datang kesini mungkin ingin balas dendam," kata salah satu junior nya yang melihat enam orang yang berjalan dari arah belakang menuju ke arahnya.
"Mereka benar-benar memanggil bala bantuan! Sepertinya situasinya semakin runyam saja, lihat orang yang paling depan itu, dia sepertinya seorang Pendekar Jiwa Ahli, sedangkan dua di belakangnya adalah Petarung," kata Yi Feifei.
"Itu dia gadis yang memukuli kami tadi senior!"
Pria paruh baya yang berada paling depan melihat Xihua dan Yi Feifei secara bergantian lalu dia menyuruh orang-orang untuk minggir karena dia ingin berbicara kepada Xihua.
Semua orang yang berada di jalur para anggota Perguruan Elang Perak langsung memberikan mereka jalan, sedangkan pertunjukan masih tetap berlanjut.
"Jadi kalian yang menyerang anggota kami?" tanya pria paruh baya tersebut.
"Maaf Senior, memang benar, saya memukul ketiga bajingan itu yang ingin melecehkan ketiga junior saya! Ini semua untuk melindungi kehormatan para junior kami," jawab Xihua tanpa merasa takut sedikitpun.
"Hem! Murid-murid Perguruan Bunga Biru ini cukup berani juga untuk mencari masalah dengan Elang Perak! Apakah kamu tahu, di kota ini kamilah yang berkuasa, jadi apapun yang akan kami lakukan, maka tidak boleh ada seorangpun yang mengganggunya," kata pria tersebut dengan marah.
"Walaupun itu harus melecehkan wanita?" tanya Xihua.
"Memangnya kenapa? Jangan kamu pikir hangat karena kalian berasal dari perguruan Bunga Biru kami jadi takut! Bahkan jika yang datang adalah Ling Yang sekalipun, Elang Perak sama sekali tidak takut!" ucap pria tersebut.
Perdebatan mereka menarik perhatian semua orang termasuk Fa Lio Bai dan Qian sehingga mereka juga menghentikan pertunjukan mereka karena keributan. Melihat Xihua yang sedang berdebat dengan enam orang pria yang salah satunya adalah seorang Pendekar Jiwa Ahli, Qian pun segera bangkit lalu dia ingin menghampiri Xihua, namun langkahnya dihentikan oleh Xeiyin.
"Kakak mau kemana?" tanya Xeiyin.
"Aku mau kesana untuk mengetahui apa yang telah terjadi disana," jawab Qian.
"Sudahlah jangan ikut campur urusan orang lain, dia itu kan juga seorang Pendekar sekaligus Tuan Putri di Kerajaan ini, dia pasti bisa mengatasi masalahnya sendiri," kata Xeiyin.
"Tapi dia itu..!" Qian ingin menjawab namun Xeiyin tetap menahannya.
"Aku bilang jangan ikut campur, kakak disini saja!" kata Xeiyin.
Qian benar-benar merasa aneh dengan sikap Xeiyin, apalagi dia juga merasa tidak tenang melihat adiknya yang berada dalam kesulitan, apalagi saat melihat tatapan keenam pria yang sesekali memperhatikan pakaian serta tubuh Xihua seraya menjilati bibir mereka, Qian merasa jika keenam pria itu adalah orang-orang yang ingin berniat buruk terhadap Xihua dan semua gadis dari Perguruan Bunga Biru.
"Apakah seperti ini cara perguruan Elang Perak mengajar murid-muridnya? Benar-benar tidak tahu malu!" kata Yi Feifei.
"Kalian semua harus bertanggung jawab atas apa yang sudah kalian lakukan kepada para anggota kami, jika tidak maka kalian akan tanggung akibatnya," kata Pria tersebut.
"Apakah kalian pikir kami takut? Walau kami harus mati sekalipun, kami tidak akan bertanggung jawab, karena kami berada di posisi yang benar," jawab Yi Feifei.
"Bagus-bagus, aku sangat suka dengan gadis-gadis yang memiliki semangat dan juga keras kepala seperti kalian, gadis seperti kalian ini pasti mampu memuaskan kami," kata pria tersebut.
Xihua dan Yi Feifei serta ketiga juniornya merasa jijik dengan perkataan pria itu, mereka tidak menyangka jika senior dan Junior dari Elang Perak itu sama-sama cabulnya.
"Cepat tangkap mereka!" seru pria paruh baya itu lalu kelima anggotanya segera mengelilingi Xihua dan yang lainnya.
Semua orang yang berada disana segera pergi menjauh karena takut, sedangkan Xihua dan Yi Feifei mencabut pedang mereka dan bersiap untuk menyambut serangan dari kelima orang pria yang juga sama-sama memegang pedang.
"Berhenti kalian semua!"
Saat mereka berlima bersiap untuk menyerang Xihua dan teman-temannya, Qian langsung bersuara dan meminta mereka semua untuk berhenti. Semuanya segera menoleh ke arah Qian termasuk Xihua dan Yi Feifei, mereka bingung kenapa Qian menghentikannya.
"Kakak, apa yang ingin kakak lakukan? Bukankah aku sudah bilang untuk tidak…!"
"Xeiyin, jika kamu berada di posisi mereka, apa yang kamu harapkan saat melihatku disini?" tanya Qian.
"Iya aku ingin kamu membantuku!" jawab Xeiyin.
"Mereka pasti mengharapkan hal yang sama sepertimu, jadi biarkan aku membantu mereka!" kata Qian lalu tanpa memperdulikan wajah Xeiyin yang kesal, Qian segera menghampiri Xihua.
"Siapa kamu? Kenapa kamu berani menghentikan kami?" tanya pria paruh baya itu.
"Aku tidak memiliki keberanian untuk menghentikan tindakan kalian, hanya saja aku merasa heran, apakah kalian tidak merasa malu kepada diri kalian sendiri? Mencari masalah dengan para gadis dan berniat untuk menangkap mereka! Benar-benar tidak tahu malu," kaya Qian.
"Apa urusanmu! Cepat pergi sebelum aku memberikanmu pelajaran," bentak pria tersebut.
"Kakek dan Nenek ku pernah berkata jika ada seorang pria yang berbuat kasar kepada wanita, berarti pria itu bukanlah manusia, hanya manusia yang tahu jika semua manusia itu lahir dari rahim wanita, jika kalian menyakiti wanita siapapun itu, kalian sama saja dengan menyakiti ibu kalian sendiri," kata Qian.
Walau itu hanyalah nasehat dari kakek dan neneknya, Qian menganggap nasehat itu adalah jalan baginya untuk menentukan tujuan hidupnya, mengingat dirinya yang sudah tidak memiliki ibu, Qian tidak ingin ada wanita lain yang memiliki nasib yang sama seperti yang di alami oleh ibunya.
Xeiyin dan Xihua bahkan Fa Xian benar-benar sangat kagum terhadap Qian yang melindungi derajat Wanita, Fa Xian dan Xeiyin langsung teringat dengan mendiang ibu mereka.
"Persetan dengan perkataan kakek dan nenekmu itu! Kalian segera serang para gadis itu, sedangkan pria sok Pahlawan ini, dia adalah bagianku," kata pria itu lalu dia menarik pedangnya dan bersama dengan kelima rekannya, mereka semua segera memulai pertarungan mereka di tempat itu juga.
Kedua pria yang merupakan seorang Pendekar Jiwa Petarung langsung menghadapi Xihua dan Yi Feifei, sedangkan ketiga pemuda lainnya menyerang ketiga ketiga gadis junior itu. Namun baru saja mereka akan maju, tiba-tiba saja Fa Xian muncul dan dengan pedangnya dia memblokir serangan ketiganya.
Qian memasang kuda-kudanya dan dia bersiap untuk melawan pria di hadapan yang merupakan seorang Pendekar Jiwa Ahli, ketika pria itu melompat dan akan menyerang Qian, sebuah tongkat segera terayun dan hampir mengenai tubuh pria itu.
Untung saja pria itu mampu menghindari serangan tongkat tersebut, dan setelah itu Fa Lio Bai dengan tongkatnya sudah berada di hadapan Qian. "Carilah lawan yang sebanding denganmu," kata Fa Lio Bai.
"Paman!?"
Fa Lio Bai tersenyum kepada Qian seraya berkata, kamu bantu Tuan Putri disana, sedangkan dia, biar aku yang mengurusnya," kata Fa Lio Bai.
"Baik! Hati-hati Paman," kata Qian lalu dia pun segera pergi untuk membantu Xihua.
Bukan dengan kemampuan ya Thor 😁😁😁😁.?????
PD kali bilang Qian teman 🤣🤣🤣
Dia itu malaikat maut yang datang menjemputmu, Zhiu Fan.
😇