Cover by me
Namanya Saga Bimantara, perwira tentara berpangkat letnan satu. Ia di jodohkan dengan anak dari komandannya di kesatuan yang bernama Nada queenza rahadi. Tentu saja Saga menerima perjodohan itu di karenakan dirinya juga membutuhkan istri agar sang ibu tidak sibuk menyuruhnya untuk nikah.
Namun di sisi lain Nada—gadis yang akan di jodohkan dengan Saga menolah mentah-mentah perjodohan tersebut, tentu saja dengan alasan dia tidak mengenal Saga lebih-lebih usia pria itu yang sangat jauh di atasnya. Dalam bayangannya pria dengan usia segitu sudah peot, reyot, dan tentu saja dekil mengingat pria itu berprofesi sebagai tentara.
Sampai suatu hari takdir mempertemukan keduanya dalam sebuah insiden yang dimana Nada dalam bahaya yang akan di perkosa para pembegal. Di situlah Saga datang sebagai penolong Nada dan di situlah Nada jatuh cinta pada pandangan pertama ke Saga. Tapi baik Saga maupun Nada tidak tau kalau merekalah yang di jodohkan.
Yuk, baca ceritanya disini👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika cha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ijab kabul
"Katanya gak suka tapi tau-taunya mau nikah" ledek Kirana saat melihat Nada tengah asyik bermain dengan putranya di depan rumahnya.
Nada pun tersenyum tidak enak hati "namanya juga jodoh buk gak ada yang tau."
"Iya si, kalau sampai nikah. Pasti hari itu akan jadi patah hati Nasional di batalyon" ucap Kirana.
"Kok gitu?" Nada mengerutkan keningnya bingung.
"Ya kamu tau lah Lettu Saga itu calon menantu idaman para ibu-ibu Persit disana. Udah gitu dia banyak di Kagumi anak-anak pejabat" ucap Kirana "tapi itu gak penting sih, yang penting acaranya lancar sampai hari H."
"Amin."
Seminggu lagi mendekati hari pernikahan Saga dan Nada. Mereka menjemput keluarga Saga yang katanya hari ini tiba di Jakarta di bandara Soekarno-Hatta.
"Kamu ngapain ikut nyusul sih? Kuliah kamu gimana?" tanya Saga.
"Calon mertua dateng ya Nada harus jemput dong Om, masak iya Nada diam aja. Lagian dosennya hari ini gak masuk makannya Nada ikut nyusul calon mertua" ucap Nada.
Hiya, calon mertua gak tuh.
Mereka pun menunggu keluarga Saga di kursi tunggu bandara.
"Abang?" pekik seorang wanita paruh baya yang tidak lain adalah ibu Saga.
"Mamak" Saga menghampiri sang ibu dan memeluknya.
"Iih, Abang cuma peluk mamak nih ceritanya aku gak di peluk ni" ucap seorang gadis muda yang berduit di belakang ibu Saga.
"Iya kau pun sinilah, biar Abang peluk" ucap Saga merentangkan tangan dan membuat gadis itu berhambur ke pelukan Saga.
Nada hanya berdiam diri menatap kehangatan keluarga Saga. Satu yang baru Nada ketahui saat ini, bahwa Saga tidak memiliki ayah dan hanya memiliki orangtua tunggal sama seperti dirinya.
"Bang, cewek siapa ini?" tanya Citra—adik Saga yang melihat Nada berdiri di belakang kakaknya.
Saga melepaskan pelukan itu.
"Oh kenalin Mak, Citra. Ini Nada calon istri abang."
Nada mencium punggung tangan ibu Saga dengan sopan. Dan ibu Saga mengelus kepala Nada dengan lembut.
"Cantik kali kakak ini Mak, ku pikir matamu minus bang rupanya masih sehat sampe bisa dapat cewek cantik begini."
"Masyaallah bang, cantik banget" Santi—mak Saga memandangi penuh kagum pada Nada. Yang di pandang wajahnya memerah seperti tomat busuk.
"Ya kalau gak cantik, abang juga gak mau Mak" ucap Saga sambil tersenyum, sesekali melirik Nada.
Nada yang mendengar untuk pertama kalinya Saga memuji bahwa dirinya cantik pun Mejadi besar kepala. "Uwah... Om Saga bilang aku cantik dong woy!" batin Nada.
_____________________________
Nada baru menyelesaikan tugas kampusnya, ia membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Sungguh ia cukup kelelahan karena sibuk mengurus kuliah dan acara pernikahan yang tinggal menghitung hari.
Tok! Tok! Tok!
"Nada kamu sudah tidur nak?" ucap Lingga setelah mengetuk pintu kamar Nada.
"Belum pa" jawab Nada di dalam kamar.
"Papa boleh masuk?" tanya Lingga.
"Boleh" Nada pun membuka pintu kamarnya.
"Ada apa pa?" tanya Nada, karena kalau Lingga ke kamarnya pasti ada sesuatu yang ingin di bicarakan.
Lingga menuntun putrinya untuk duduk di tepi ranjang bersama dirinya "sini duduk dulu"
Nada mendudukkan dirinya di tepi ranjang.
"Nada" panggil Lingga.
"Iya pa" Nada menatap papanya.
"Nak, sebentar lagi kamu akan mejadi istri dari seorang pria, seorang prajurit, istri lettu Saga. Kamu harus jadi istri yang baik, menghargai suamimu, harus patuh juga"
Nada menganggukkan kepalanya.
"Jangan lagi papa denger kamu panggil Saga dengan sebutan Om setelah menikah ya" ucap Lingga.
Nada menautkan kedua alisnya "kenapa pa?"
"Kamu nanya lagi kenapa? Emangnya ada istri manggil suaminya dengan panggilan Om?" tanya Lingga.
Nada pun cengengesan.
"Jangan lagi memanggil Saga dengan sebutan seperti itu apa lagi setelah menikah kalian akan tinggal di rumah dinas Saga di batalyon. Lingkungan tentara itu bukan main-main nak, kita dulu juga pernah tinggal disana. Kamu pasti tau lingkungan militer itu seperti apa, semua ada aturannya. Sekali kamu buat salah, itu bukan hanya berdampak sama kamu, tapi sama suamimu juga. Yang di pertaruhkan itu nama baik suamimu, jadi papa harap kamu bisa mengerti nak" ucap Lingga menasehati.
Nada hanya diam menyimak nasehat yang di sampaikan papanya.
__________________________
Nada dan Saga hari ini ada di area pemakaman, mengunjungi makam Mama Nada yang ada di sana.
Kini mereka menghadap pusara Mama Nada, Nada menunduk berlutut agar mampu menyentuh nisan sang Mama. Di usapnya nisan itu dengan lembut bertuliskan nama lengkap Namima Nugroho.
Saga yang di sebelah Nada juga ikut berlutut, menatap pusara calon Mama mertuanya.
"Assalamualaikum mama" salam Nada pada gundukan tanah tersebut. "Maafin Nada karena baru datang lagi ngunjungin Mama" lanjutnya.
"Dari lahir sampai Nada sebesar sekarang Nada gak tau Mama seperti apa, atau mengetahui Mama orang yang bagaimana. Tapi Nada tau kalau Mama itu sangat menyayangi Nada, makannya Mama bertaruh nyawa untuk melahirkan Nada. Makasih ma, atas kasih sayang dan perjuangannya" tiba-tiba air mata Nada menetes padahal air mata itu sudah sangat lama mengering.
Saga yang berada di sebelah Nada menatap gadis itu dalam "begitu kesepiannya Nada sedari kecil tidak merasakan kasih sayang yang nyata dari seorang ibu" batin Saga. Ingin memeluk tapi Nada belum mahramnya.
"Mama tau, Nada juga kuliah kedokteran sama seperti Mama. Papa bilang Mama dulu dokter yang hebat, Nada mau jadi dokter hebat seperti mama. Nada mau buat Mama bangga sama Nada di sana" tuturnya dengan isakan.
"Mama Nada mau kasih kabar bahagia, Nada mau Mama juga dengar kabar bahagia ini" Tutur Nada lembut dengan deraian air mata.
"Nada mau menikah ma" lirik Nada apa Saga yang berlutut di sebelahnya. "Papa yang pilihin calon suami untuk Nada, dia baik tapi galak. Dia sama kayak papa yang juga seorang tentara ma" Nada tertawa kecil.
Sementara Nada mendelikkan matanya kaget mendengar Nada mengatainya galak.
"Tapi semoga mama suka sama calon mantu Mama ini. Mama doain dan restuin kita ya" lalu Nada mencium nisan tersebut.
Saga bergerak menjauh dari Nada beberapa meter dan kembali berlutut disana.
Nada mengernyit bingung melihat pergerakan calon suaminya itu. Namun ia tetap diam menunggu pergerakan Saga selanjutnya.
"Izin menghadap" ucap Saga tegas dengan volume suara yang pelan. Tatapan matanya tajam dan menatap lurus ke arah pusara Mama Nada.
"Saya letnan satu Saga Bimantara, meminta izin meminang Putri ibu Namima dan bapak mayor jendral Lingga rahadi, untuk menjadikannya istri serta ibu dari anak-anak saya kelak."
Deg!
Detik itu jantung Nada rasanya tidak karuan senag bercampur sedih menjadi satu.
________________________
Akhrinya hari pernikahan pun telah tiba, wajah Nada sedang di polesi dengan berbagai jenis make up, jantungnya sekarang tidak karuan ia benar-benar gugup sekali. Nada pun berganti pakaian dengan kebaya berwarna putih dengan di padukan dengan rok batik dan kepalanya di tutup dengan hijab dengan warna senada dengan kebaya Nada. Ia melihat pantulan dirinya di cermin.
"Masyaallah cantiknya mantenku ini, pasti nanti manten prianya gak bisa memalingkan pandangannya deh liat pengantin wanitanya secantik ini" ucap MUA yang merias Nada.
Nada tersipu malu.
"Astaga Nada, lo cantik banget sumpah" ucap Tasya yang tiba-tiba masuk.
"Emang gue cantik dari Sononya sya."
"Iya-iya lo boleh menang dah hari ini. Di tambah hari ini lo orang yang paling cantik dari semua cewek yang ada disini. Selamat besty gue yang bentar lagi mau jadi bini orang" Tasya memeluk tubuh Nada ia menangis haru.
Rombongan pengantin pria telah tiba di kediaman keluarga Lingga rahadi, Saga juga terlihat sangat tampan dengan pakaian berwarna putih senada dengan kebaya Nada khas ijab Kabul.
Dan kini waktu yang di tunggu-tunggu tiba, Saga menjabat tangan Lingga yang merupakan komandan dan sebentar lagi juga akan menjadi mertuanya.
"Saga Bimantara, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri saya Nada queenza rahadi dengan maskawin berupa uang tunai satu juta lima ratus ribu rupiah dan logam mulia 100 gram di bayar tunai"
"Saya terima nikahnya Nada queenza rahadi dengan mas kawin uang tunai satu juta lima ratus ribu rupiah dan logam mulia 100 gram di bayar tunai" ucap Saga lantang dalam satu tarikan nafas.
"Bagaimana para saksi sah?"
"Sah" ucap mereka serempak.
"Alhamdulillah" ucap Saga bernafas lega karena berhasil mengucapkan ijab Kabul dengan benar.