Ericka Queenca Leana Putri Maheswara anak dari Erick Maheswara dan Leana Maheswara yang sering dipanggil dengan sebutan Caca yang sangat cantik dan imut. Namun, kecantikan Caca hilang begitu saja karna Caca lebih memilih berpenampilan seperti gadis nerd agar tugas yang ia dapatkan berjalan dengan mulus.
Apakah Caca bisa menyelesaikan tugas tersebut? Atau kah dirinya yang akan selesai didunia?. Yuk baca kelanjutannya.....agar tauu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon author.halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rapat donasi untuk AI COMPANY
"Anj**g... berarti pelakunya satu sekolah dengan kita" ucap Leon yang mengepal tangannya.
"Kok Lo bisa mikir gitu? Apa Lo tau siapa pelakunya?" Tanya Gavin.
"Kalau bukan satu sekolah sama kita, ngga mungkin dia ngasih peringatan disekolah ini" ucap Leon.
"Gue juga sependapat sama boss...tapi, siapa musuh kita disekolah ini? Bukannya kita damai damai aja sama siswa dan siswi di sini? Lalu siapa itu?" Tanya Dimas yang menampilkan raut wajah bingung.
"Nah itu dia maksud gue. Atau jangan jangan Lo punya musuh le di sekolah ini?" Tanya Gavin yang selalu mencurigai bossnya itu.
"Bukan urusan Lo pada!. Gue cabut" pamit Leon dengan wajah yang penuh amarah.
"Gue yakin ada yang di sembunyikan Leon sama kita kita" ucap Gavin yang kini memerhatikan punggung Leon yang semakin jauh meninggalkan mereka di rooftop itu.
"Gue juga ngga yakin kalau sebenarnya kita di bohongin sama Leon" ucap Calvin yang sama dengan Gavin.
"Kalian kok malah mikir gitu? Emang dari sisi mananya Leon bohong ke kalian?" Tanya Dimas yang lebih percaya dengan Leon.
"Emang Lo ngga merasa curiga apa dengan sikap Leon ke kita? Dan akhir akhir ini banyak banget orang yang suka cari perkara sama kita, padahal kalau di ingat ingat lagi kita ngga pernah tuh cari masalah ke orang lain. Trus masalah yang tiba-tiba datang ini dari mana coba, sampai markas kitapun di bakar hangus tanpa tersisa sedikitpun" ucap Calvin yang menjelaskan agar Dimas paham dengan perkataan mereka.
"Ya siapa tau itu kebetulan aja...kita kan ngga tau, lagian sejak kapan geng motor ngga punya musuh? Kalau dah mau gabung ataupun Dah ada niat mendirikan sebuah geng motor ya harus terima resikonya lah. Jadi kalian jangan salahin Leon dalam hal ini, ingat dia ketua dalam geng motor ini, jadi jangan seolah-olah kalian lah yang lebih paham" ucap Dimas yang masih kekeh dengan kepercayaannya kepada Leon.
"Gue tau kok...tapi kalau emang perkataan Lo ada benarnya bahwa Leon ngga ada bohongin kita, kita bakal keluar dari geng motor DELION. Karna gue yakin kalau Leon menyembunyikan sesuatu dari kita. Gue cabut! Permisi" jawab Gavin dengan kalimat yang diucapkan oleh Dimas kepada Leon. Gavin juga yakin bahwa Leon menyembunyikan sesuatu kepada mereka semua, namun Leon tak mau mengakuinya. Itu lah mengapa setiap di tanya Leon lebih memilih pergi dari pada menjawab pertanyaan anggota inti DELION.
"Gue juga kalau gitu" ucap Calvin yang mengikuti Gavin, karna dirinya sependapat dengan Gavin. Akhirnya Dimas tinggal sendiri di rooftop tersebut dan dirinya mengambil sebatang rokok dan mengisapnya dengan santai. Diakhir hisapan rokoknya dirinya pun tersenyum smirk dan langsung meninggalkan rooftop itu.
Sedangkan di kelas 11 kini terjadi perdebatan Antara guru dengan murid, siapa lagi kalau bukan Caca dan salah satu guru yang bekerja di HIGH INTERNASIONAL SCHOOL M yang dimana berstatus guru dalam bidang studi matematika.
"Kamu kalau saya tanya jawab serius!! Kamu kira saya takut sama orang miskin kayak kamu, hah!!!" Triak guru tersebut kepada Caca. Kita panggil saja buk Helen.
"Kan saya sudah katakan buk..jika saya tak tau Elina di mana. Jadi ibuk jangan berteriak kepada saya, karna saya juga bisa berteriak kepada ibu!" Ucap Caca yang sudah menaikan 1 oktaf nada bicaranya.
"Apakah saya percaya jika kamu tak tau Elina di mana? Hahaha...ngga mungkin sesama kaum miskin dan tidak berguna seperti kalian bisa tidak berteman, itu sangat mustahil ha ha ha" ucap buk Helen yang mengejek Caca.
"Lalu apakah saya peduli dengan perkataan ibu? Saya tak peduli dengan pendapat anda kepada saya, saya juga ngga peduli jika ibu tidak percaya kepada saya. Saya juga tidak butuh mencari tau di mana keberadaan Elina. Jadi saya rasa ibu tak begitu bodoh dan tuli dalam menerjemahkan setiap kata dan kalimat yang saya ucapkan, ataupun tidak salah dengar dengan ucapan saya. Paham kan buk" ucap Caca panjang lebar yang tersenyum remeh kepada guru tersebut.
"Emang murid tak berguna kamu ya!!! Berani sekali kamu mengatai saya bodoh dan tuli!! Apa kamu tidak pernah di ajarin sopan santun dengan orang tua mu, hah!!!!" Triak buk Helen yang sangat marah dan ingin rasanya memukul Caca di tempat duduknya.
"Maaf buk... perkataan Caca ada benarnya kok, Caca emang ngga tau di mana ada Elina dan Mengapa Elina tak masuk sekolah. Saya selaku sekretaris saja tidak tau gimana kabar Elina, jadi ibuk jangan melakukan hal-hal yang tidak baik kepada Caca. Jadi ibuk sebenarnya harus paham dan ibu juga guru, sebenarnya ibu tau batasan ibu dalam bertutur kata. Kamu siswa dan siswi HIGH INTERNASIONAL SCHOOL M di sini bayar buk untuk mencari ilmu bukan ingin mendengarkan teriakkan ibuk atau pun suara hinaan ibu kepada Caca dan Elina" ucap salah satu siswi yang kebetulan satu kelas dengan caca. Kita sebut saja Nica.
"Oh...kamu dah berani melawan saya ya, apa kamu ngga takut jika saya mengurangi nilai kamu hah?!!" Tanya buk Helen kepada Nica.
"Jika itu keinginan ibu silahkan...saya juga bisa melaporkan hal ini kepada orang tua saya, bahwa sekolah ini makan gaji buta dan mereka tidak benar-benar melakukan pekerjaan mereka" ancam Nica yang kebetulan orang tuanya salah satu donatur di sekolah HIGH INTERNASIONAL SCHOOL M.
"Saya pergi...awas kamu Caca, saya jamin setelah ini hidup kamu tidak akan tenang. Camkan ini!!!" Ucap buk Helen dan langsung keluar dari kelas tersebut.
"Thanks...dah ngusir tu guru" ucap Caca kepada Nica.
"Santai..gue juga muak dengerin teriakan nya, kayak di hutan jadinya gue hahaha" jawab Nica pada Caca.
"Okee...sekarang kita jamkos, mending turu yuhuuu" ucap ketua kelas kesenangan. Satu kelas pun geleng geleng kepala melihat tingkah laku ketua kelas mereka yang tak sama dengan ketua kelas lainnya. Ketua kelas lain sangat disiplin dan berwibawa, sedangkan ketua kelas mereka sangat jauh berbeda.
Disisi lain tepatnya di salah satu perusahaan yang kini sedang mengadakan rapat antara kolage bisnis lainnya, salah satunya dengan di hadiri oleh Tuan Erick Maheswara, Tuan Alex Bagaskara, Tuan Johan Algara dan yang lainnya. Mereka kini sedang berbincang-bincang tentang bantuan yang akan di donasikan kepada perusahaan AI COMPANY yang telah terbakar beberapa hari yang lalu.
Karna AI COMPANY adalah perusahaan yang sangat ternama dan banyak orang yang bekerjasama sama kepada perusahaan AI COMPANY, hingga ketika AI COMPANY terbakar. Semua yang bekerjasama dengan perusahaan AI COMPANY pun ikut merasakan kerugian yang cukup besar. Itu sebabnya mereka berniat membangun lagi perusahaan AI COMPANY.
"Apakah perusahaan kami akan tetap mendapatkan keuntungan tuan johan? Setelah melakukan donasi kepada perusahaan anda" Tanya Tuan Alex.
"Saya akan menjamin jika kalian mendapatkan banyak keuntungan jika Perusahaan Saya bangkit lagi seperti sediakala" ucap Tuan Johan Algara kepada semua pembisnis.
"Mengapa anda menjamin jika saya dan yang lainnya bisa dapat keuntungan banyak? Apakah anda mau membagi hasil produksi perusahaan anda?" Tanya Tuan Alex Bagaskara yang tak percaya.
"Ya saya akan memberikan sebagian hasil dari pengelolaan perusahaan saya. Asal kalian mau membantu perusahaan saya bangkit lagi seperti sediakala" ucap Tuan Johan Algara.
"Hahahaha....apakah kalian percaya dengan perkataan Tuan Johan?" Tanya Tuan Tama yang baru saja tiba di dalam rapat tersebut.
Tuan Tama atau Tuan Tama wiliam adalah salah satu pemilik perusahaan TA COMPANY yang dimana kini banyak kolage kolage bisnis yang ingin bekerjasama dengan perusahaannya, apalagi semenjak AI COMPANY gulung tikar dan semua pembisnis yang bekerjasama dengan AI COMPANY pun pergi dan bekerjasama dengan perusahaan TA COMPANY.
TA COMPANY juga termasuk musuh bebuyutan AI COMPANY, dari dulu dua perusahaan itu tidak akur hingga sekarang. Itulah sebabnya mengapa Tuan Tama tak ingin jika AI COMPANY banyak yang mendonasikan, itu lah Mengapa dirinya datang di sela sela rapat yang sedang mereka adakan.
"Apa maksud anda? Dan sejak kapan anda ada di perusahaan ini?" Tanya Tuan Johan yang sudah mengepalkan tangannya.
"Maaf sebelumnya Tuan Johan...saya datang ke sini hanya ingin menyadarkan mereka semua, bahwa berdonasi ke perusahaan anda sama saja dengan membuang uang dengan sia sia hahaha" ucap Tuan Tama yang sangat puas tertawa karna bisa menggagalkan rapat yang diadakan oleh Tuan Johan Algara.
"Lebih baik anda keluar Tuan Tama sebelum saya menyeret anda keluar dari sini!!" Ucap Tuan Johan yang nada bicaranya sudah naik satu oktaf.
"Santai saja Tuan Johan...jangan terlalu panik, karna saya hanya ingin menyelamatkan mereka saja. Dan anda harus ingat bahwa ini bukan perusahaan anda jadi anda harus jaga sikap" ucap Tuan Tama yang tersenyum mengejek.
"Saya tau ini bukan perusahaan saya, tapi anda juga tak bisa semena mena mengacaukan rapat yang sudah di bicarakan sejak beberapa hari yang lalu" ucap Tuan Johan yang sudah mengepalkan tangannya sejak tadi.
"Jadi saya harap anda bisa mengerti Tuan Tama Wiliam yang terhormat. Jadi silahkan keluar dari ruangan rapat ini karna saya dan yang lain belum siap membicarakan apa yang sudah di tentukan" usir Tuan Johan Algara yang tak ingin rencananya hancur begitu saja.
"Jika saya tak mau bagaimana? Apakah anda berani mengusir saya ketika si pemilik perusahaan ini tak mempermasalahkannya?" Tanya Tuan Tama yang tersenyum smirk.
"Mohon izinnya Tuan Sagara...saya ingin Tuan Tama di keluarkan dari Perusahaan anda, karna dirinya mengacaukan rapat yang sudah kita perbincangkan sejak hari lalu" izin Tuan Johan Algara kepada Tuan Sagara yang selalu pemilik perusahaan SAGARA COMPANY yang menjadi tempat rapat mereka adakan.
Apakah Tuan Sagara akan mengizinkan Tuan Johan Algara mengusir Tuan Tama Wiliam? Atau malah sebaliknya?.......
BERSAMBUNG...