My letnan
Saga sedang bersama komandannya mayjen Lingga rahadi, ia di panggil ke ruangan beliau.
"Ga" panggil Lingga sembari menatap anggotanya itu, "apa kamu punya pacar?" lanjut Lingga bertanya to the point.
Sontak Saga kaget mendengar itu, tak biasanya atasannya itu mengulik kehidupan pribadinya. Seketika tubuh tegapnya menegak dan memandang komandannya. "Siap, tidak komandan."
Lingga tertawa melihat itu, "di ruangan ini hanya kita berdua, saya mau kamu ngomongnya gak usah formal gitu sama saya kalau kita lagi berdua begini. Ayo duduk" Lingga menyuruh Saga duduk di kursi depan meja kerjanya.
"Siap ndan." Saga pun duduk.
"Bagus kalau kamu gak ada pacar. Kenapa kamu gak nyari pacar?" tanya Lingga mengorek.
"Siap, gak mau aja Ndan."
"Apa berita yang saya denger itu bener?" tanya Lingga memastikan.
"Berita apa Ndan?" Saga tidak tahu.
"Kalau kamu tertariknya ehm...sama laki-laki!" jawab Lingga.
Mendengar ucapan Lingga seketika Saga membulatkan matanya.
"Ada-ada saja berita itu Ndan, itu bohong" tepisnya. "Saya gak ada niat pacaran ndan" lanjutnya.
"Kenapa? Tanya Lingga penasaran.
"Insyaallah Saya mau langsung nikah aja kalau sudah ada jodohnya."
"Kenapa gak bernminat pacaran?"
"Karena gak ada waktu untuk itu ndan, pekerjaan saya juga pasti sulit untuk berkomunikasi kalau saya pacaran. Insyaallah kalau sudah ada jodohnya mau langsung pengajuan saja."
"Kalau saya boleh tahu tipe calon istri idamanmu itu bagaimana?"
"Yang jelas baik agamanya."
Lingga mengangguk-anggukkan kepalanya paham dengan ucapan Saga.
"Kalau saya bilang saya mau menjodohkan kamu bagaimana?" ucap Lingga yang membuat Saga langsung menatapnya.
"Untuk saya?" tanya Saga memastikan kalau dirinya tidak salah dengar.
Lingga mengangguk kepalanya "saya mau menjodohkan kamu dengan anak saya."
Saga membulatkan matanya karena kaget.
Apa dia tidak salah dengar dengan apa yang di ucapkan komandannya barusan?
"Menjodohkan saya dengan anak komandan?" tanya Saga memastikan kembali kalau dirinya tidak salah dengar.
"Iya, saya berpikir kalau kamu laki-laki yang cocok untuk anak saya. Ya... Memang ibadah anak saya masih bolong-bolong, tapi saya yakin kalau kamu bisa membimbingnya."
Saga masih kebingungan, bingung harus menjawab apa.
Lingga paham akan hal itu "saya beri kamu waktu untuk berpikir."
________________________
Nada adalah anak tunggal dari orangtua tunggal bernama Lingga rahadi. Nada hanya memiliki ayah, dan ibunya telah lama meninggal semenjak sang ibu melahirkan Nada.
Ayahnya adalah seorang tentara berpangkat mayjen. Kalau Nada, ia sudah kuliah selama 4 semester di fakultas kedokteran. Sementara usianya baru menginjak 20 tahun saat ini.
Bukannya menyuruh Nada menyelesaikan pendidikannya terlebih dahulu, Lingga malah sibuk menjodohkannya dengan anggota Lingga di kesatuan.
Tentu saja Nada menolaknya mentah-mentah, di pikir zaman Siti Nurbaya apa gimana? Main jodoh-jodohin segala. Nada benar-benar tidak habis pikir dengan pikiran papanya.
"Toh nak Saga itu orangnya baik, akhlaknya juga bagus, dan ibadahnya apalagi. Dimana lagi kamu dapatin laki-laki seperti dia? " ucap Lingga sedikit frustasi.
"Ya walaupun begitu papa gak bisa dong jodohin aku sembarangan kayak gitu. Apa lagi pasti tu tentara item, dekil, tua lagi. Ogah Nada pa. Papa aja sana nikah sama dia" tolak Nada.
"Saga itu anggota papa nak, dia bukan orang sembarangan. Papa kenal baik anak itu bagaimana. Papa jodohin kamu karena papa cuma mau yang terbaik buat kamu Nada, karena yang papa punya itu cuma kamu" Tutur Lingga masih lembut walaupun terlihat bahwa dirinya sudah sangat frustasi untuk membujuk putrinya.
"Tapi tetep aja pa" Nada masih tetap kekeuh pada pendiriannya.
"Gak ada tapi-tapi" ucap Lingga penuh penekanan, tidak ingin di bantah lagi.
Nada kesal, sungguh kesal dengan Lingga. Ia pun pergi dari hadapan papanya dan mengambil kunci motornya.
"Mau kemana kamu?"
"Minggat!!" pekik Nada keras.
"Nada papa belum selesai berbicara nak" Lingga berteriak berharap Nada mendengar dan menghentikan niatnya.
Tapi Nada tetaplah Nada si anak keras kepala. Dia malah pura-pura tuli dan tetap pergi dari rumah meninggalkan Lingga.
Lingga tidak mengejar anaknya yang katanya ingin 'minggat' itu. Karena ia tau, walaupun Nada katanya akan 'minggat' dia tidak akan benar-benar melakukan itu. Dia hanya akan menenangkan pikirannya saja.
"Seandainya aja mama masih ada, pasti mama gak bakalan setuju sama kemauan papa ini" batinnya.
Nada membelah jalanan yang cukup padat itu menuju cafe tempat ia biasa nongkrong dengan sahabat-sahabatnya.
Sesampainya di cafe, Nada hanya diam. Ketiga sahabatnya pun langsung menyadari perubahan sifat gadis itu apa lagi wajahnya yang juga menunjukkan bahwa ia memiliki beban hidup dan sedikit mengguratkan kekesalan.
"Lo ada masalah apa?" Tanya Raiden yang sejak tadi memang sudah memperhatikan Nada.
"Ah gak tau, pusing gue!" ucap Nada ngegas, sambil memijat pangkal hidungnya yang terasa sakit.
Nada pun memanggil pelayan kafe yang untuk memesan makanan.
Dan tidak lama setelah itu pesanan Nada datang. Membuat mata para sahabatnya itu membola sempurna karena kaget.
Bagaimana tidak? Meja mereka di penuhi dengan makanan yang di pesan oleh Nada.
"Gak makan seminggu lo? Sampe meja penuh begini" tanya Dimas matanya masih tidak bisa beralih dengan meja mereka yang penuh dengan makanan.
"Kalau ini bukan gak makan seminggu, tapi gak makan sebulan" lanjut Tasya.
"Udah deh, pada diem tu mulut, gak usah ngebacot. Mau gue jadiin lauk apa gimana?" ucap Nada mulai memakan hidangan yang tersaji.
Dimas bergidik ngeri mendengar perkataan Nada. "Lo kalau lagi mode marah nyeremin. Berasa kayak Sumanto, doyannya makan orang" ledek Dimas.
Nada melirik Dimas dengan tatapan yang sangat tajam. Membuat Dimas langsung menempel pada Tasya karena takut akan lirikan mata Nada yang menakutkan itu.
"Habis lo sendiri ini?" tanya Raiden memastikan.
"Ya gak bego, emang lambung gue lambung gajah" Moza memasukkan makanan lagi kedalam mulutnya. "Kalian ikut makan juga, ambil yang kalian mau. Gue traktir"
Lanjutnya dengan mulut di penuhi makanan.
Tanpa menolak, mereka langsung menyerbu makanan yang sudah tersaji di atas meja.
"Gitu dong, Nada memang yang terbaik" Dimas mengacungkan kedua jempolnya.
Nada sudah menyelesaikan tugas mengisi perutnya "AKKK!!" ia bersendawa dengan keras. "Kenyangnya" ucap Nada sambil mengelus perutnya.
"Iih, lo gak ada jaim jaimnya si jadi cewek, jorok banget," cibir Dimas.
"Akh, bodo amat, ketimbang kemayu."
"Iya, tapi gak gitu juga begok. lo mah spesies cewek lain sendiri" Raiden ikut mencibir Nada.
"Lain gimana?" tanya Nada.
"Bar-bar" ucap Raiden dengan kekehan di akhir.
Plak!
Nada memukul kepala Raiden dengan keras.
"Asu lo Nad, kalau gue geger otak gimana?" pekik Raiden mengelus kepalanya yang terasa sakit.
"Heleh, baru gitu doang kok gak bakalan sampai geger otak begok" ucap Nada sepele.
"Eh, udah-udah. Kok malah ribut sih?!" Tasya berusaha menengahi. "Lo ada masalah apa sih nada? Cerita dong siapa tau kita bisa bantu" lanjut Tasya ia masih penasaran.
Nada menatap wajah ketiga sahabatnya yang juga menatapnya menunggu jawaban dari mulut gadis itu. Jujur saja, mereka juga penasaran dengan apa yang di alami Nada. Nada menghela nafas kasar sebelum menceritakan masalahnya.
"Gue mau di jodohin papa sama anggotanya di kesatuan."
"APA?!!" kompak ketiga sahabat Nada memekik kencang karena kaget. Setelahnya mereka saling menatap.
"Kuping gue sakit setan! Lo betiga kompak mendadak budek apa gimana?!"
"Pala lo peang, mana ada orang budek secara bersamaan" ucap Dimas.
Nada enggan menanggapinya.
"Kita gak salah dengarkan?" tanya Tasya memastikan.
"Gak kalian gak salah denger."
Mereka mulai menghujami Nada dengan berbagai pertanyaan dan mengapa papa Nada ingin menjodohkannya dengan anggotanya? Nada pun mulai menjelaskan semuanya kepada sahabat-sahabatnya itu.
"Jadi intinya lo terima atau gak perjodohan itu?" tanya Raiden.
"Ya gak lah, memangnya ini zaman Siti Nurbaya. Lagian gue gak kenal sama tu tentara. Ya kalau ganteng kalau jelek, wah rugi gue. Lo padakan tau gue tu pencinta cogan."
"Eh tapi ya Nada, tentara walau sekalipun tentara jelek, item tapi bodynya oke punya, bodynya bikin kaum Adam iri anjir" ucap Dimas membayangkan tentara yang pernah ia lihat.
"Itu mah lo yang suka dengki" sarkas Raiden pada Dimas.
"Terus ya Nad, kalau yang di jodohin sama lo gantengnya kayak kapten Yoo si jin di Drakor dots atau manis kayak kapten Ryu di Drakor cloy gimana? Hayo lo" lanjut Tasya ikut menimpali. Mengandai-andaikan wajah tentara itu seperti pemeran di Drakor yang pernah ia tonton bersama Nada. "Gak ada salahnya Nada buat nerima, coba ketemu aja dulu. Kalau gak cocok baru batalin. Sekalian tu status jomblo lo yang udah mendarah daging plus karatan mana tau bisa luntur" lanjut Tasya dengan di akhiri kekehan.
"Wedhus!!" pekik Nada kesal ia melempar sedotan yang ada di gelasnya yang sudah kosong kearah Tasya.
Tasya tergelak, melihat reaksi Nada.
"Lagian gue tu bukan gak mau cari pacar ya, tapi kalian kan tau bapak gue gimana. Bisa bisa kalau gue bawa pulang cowok, bakal di gorok tu cowok dan gue bakalan di gantung di tiang bedera. Ogah gue mah."
...Jangan lupa like and comment👇...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
MPit Mpit MPit
mampir akuh Thor..akuh mah pencinta Cewe cewe Bae bar n bobrok..hahahha
2024-10-15
1
Erna M Jen
kayaknya asik ceritanya nih...
2024-10-15
1
relove=👥⒋ⷨ͢⚤
dr sibontot berakhir kebiangnya ini...
sumpah seru,kocak...
keren thor ak suka alurmu
2024-04-13
1