Dua pasangan sedang duduk di ruang tamu, dihadapan mereka terdapat handphone dan foto yang menjadi saksi dari linunya hati seorang istri.
"Kamu tega mas, kita udah hampir 15 tahun bersama dari sekolah sampai sekarang, apa aku sama sekali tidak ada artinya untuk kamu mas?." Kata Rani sambil terus menangis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siwriterrajin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2
Flash back on
Bel SMA Cakra berbunyi menandakan di mulainya pelajaran pada pagi hari ini.
Kelas Aditya dan Rani berdampingan sehingga memudahkan mereka untuk bertemu ketika waktunya istirahat.
Setelah sekitar tiga jam pelajaran akhirnya terdengar bunyi bel istirahat.
"Rani." Kata Arya di depan pintu kelas Rani.
"Ranii dipanggil Adityaa." Teriak Siska teman dekat Rani.
Rani sedang berbincang dengan temannya yang lain di bangku belakang tanpa mendengar panggilan dari Aditya.
"Ranii dipanggil Adit." Kata Daniel salah satu teman dekat Rani dan Aditya.
"Ehh iyaa." Kata Rani tampak terkejut dan menghampiri Aditya.
Aditya, Rani, Siska dan Daniel merupakan teman dekat apalagi latar belakang keluarga mereka yang hampir sama. Mereka dekat tidak secara bersamaan. Daniel mulai bertemu Rani lebih dahulu di bangku SD sedangkan Siska bertemu Aditya di bangku SMP. Mereka ber empat dihubungkan oleh hubungan antara Rani dan Aditya sehingga Siska dan Daniel juga berteman.
Setelah panggilan kedua, akhirnya Rani mendatangi Aditya yang ada di ambang pintu kelas.
"Ada apa ditya?." Tanya Rani.
"Ayo ke kantin aku yang traktir." Kata Aditya.
Meskipun mereka berpacaran tetapi ketika bersekolah Aditya dan Rani tetap membayar makanan mereka secara terpisah dan itu merupakan kesepakatan mereka berdua awalanya dengan usul Rani pastinya, karena Rani tak mau menambah pengeluaran Aditya apalagi dia masih belum bisa mencari uang sendiri.
"Serius?." tanya Rani.
"Iyaa serius." Kata Aditya.
"Nggak usah lah bayar sendiri aja." Kata Rani.
"Sekali-kali aja ayo!" Kata Aditya tampak menarik baju Rani.
"Siska, Daniel mau ikut ke kantin nggak? Ini katanya mau di traktir sama Dityaa?." Kata Rani yang diikuti dengan wajah terkejut Aditya.
"Eh jangan ajak merekaa". Kata Aditya.
"Emang kenapa?." Tanya Rani dengan polos.
"Eh serius dit? kita boleh ikut ." Kata Daniel tampak mendekat ke ambang pintu dengan wajah senangnya.
"Jangann, ini uangnya lo jajan berdua aja sama Siska ya." Kata Aditya sambil memberikan uang lima puluh ribu pada Daniel.
Setelah menyelesaikan kalimatnya Aditya menarik lembut tangan Rani dan menuju kantin.
"aelahhh kalau gini gue bisa jajan sendiri." Kata Daniel tampak kecewa.
Siska yang melihat kejadian tersebut tidak tampak terkejut dan memalingkan wajahnya dari peristiwa di depannya.
"Kenapa aku nggak boleh ajak Siska sama Daniel?." Kata Rani.
"hah kenapa? nggak peka banget sih!." Batin Aditya.
"Nggak papa Ran hehe." Kata Aditya diikuti tawa manisnya.
Flashback off
...****************...
Hari ini berjalan seperti biasanya Rani pulang bekerja pukul 4 sedangkan Aditya akan lembur dan pulang agak malam.
"Bunda aku tidur dulu ya, nanti kalau Ayah pulang es cream coklatnya taruh kulkas aja." Kata Vania.
"Iya sayang, siap." Kata Rani pada Vania.
"Tidur yang nyenyak ya, mimpi indah, jangan lupa berdoa dulu." Kata Rani.
Vania menuju kamarnya yang berada di lantai dua, sedangkan Rani menunggu kepulangan suaminya di ruang santai sambil menonton drama favoritnya.
Setelah menunggu sekitar setengah jam Aditya tak kunjung pulang, akhirnya Rani pun tertidur di atas sofa.
...----------------...
Aditya mengetuk pintu tetapi tak kunjung ada yang membukakan, akhirnya Aditya membuka pintu dengan kunci cadangan yang selalu di bawanya.
...ceklek ...
Suara pintu terbuka dan Aditya melihat Rani yang tengah tertidur di atas sofa.
Aditya mengelus kepala istrinya.
"Maafkan aku Rani, selama belasan tahun aku selalu melibatkan mu, tapi aku tak bisa diam dengan kelakuan berengsek manusia itu yang telah merusak hidupku dan Ayah." Kata Aditya dengan suara gemetaran.
Ketika Aditya mengelus kepala Rani, Rani tak sengaja terbangun dari tidur lelapnya.
"Eh kamu sudah pulang mas." Kata Rani sambil mengerjakan mata.
"Kamu sudah makan malam?." Tanya Rani.
Aditya tak menjawab dan hanya menggelengkan kepala.
"Aku panaskan makan malam dulu ya, tunggu sebentar." Kata Rani.
"Aku mau bersih-bersih dulu." Kata Aditya sambil membuka ikatan dasinya.
"Iya nanti kalau udah langsung turun ya makan malam dulu." Kata Rani sambil terus memanaskan makan malam.
"Iyaa sayangg, ini terang bulannya di makan ya aku taruh di atas meja." Kata Aditya.
"Iya, terima kasih suamikuu." Kata Rani tampak tersenyum manis.
"Sama-sama istriku." Kata Aditya sambil terus menaiki tangga rumah mereka menuju kamar.
...----------------...
Setelah beberapa menit kemudian Aditya turun dengan baju tidurnya dan rambutnya yang masih basah.
Rani yang melihat rambut Aditya basah kuyup berinisiatif mengeringkan rambut suaminya dengan handuk.
"Ini mas, makan dulu aku mau ambil handuk." Kata Rani sambil menyodorkan piring yang sudah di penuhi dengan nasi dan lauk.
Setelah sekitar dua menit Rani turun dengan membawa handuk di tangannya.
"Mas diam dulu ya, rambutnya tak keringin dulu." Kata Rani sambil mengusap usap rambut suaminya dengan handuk.
"Kalau habis mandi usahain rambutnya di keringkan dulu, takutnya nanti masuk angin." Kata Rani sambil terus mengusap usap rambut suaminya dengan handuk.
"Udah sini duduk aja sayang." Kata Aditya sambil menarik lembut tangan Rani.
Rani langsung duduk di samping Aditya.
"Kamu ikut makan gih." Kata Aditya.
"Aku udah makan tadi sama Vania, giman masakan aku enak?." Tanya Rani.
"Masih bisa di makan lahh." Jawab Aditya dengan ekspresi mengejeknya.
"Ihh apaan sih, kalau doyan enak berarti." Kata Rani tampak kesal.
Aditya tak menjawab dan hanya tersenyum melihat wajah Rani yang tampak cemberut.
"De." Panggil Aditya.
"Kenapa?."
"Maafin Mas ya selama sama kamu belum bisa ngasih apapun kepada kamu dan Vania." Kata Aditya.
"Mas dengerin aku, ini semua sudah cukup untuk aku dan Vania, yang penting itu kita bertiga bersama-sama terus, saling menguatkan dan pastinya saling mendukung." Kata Rani sambil mengelus pundak suaminya.
Cuaca di luar tiba-tiba hujan di sertai dengan petir yang terus menyambar.
Aditya yang sedang makan menjatuhkan piring d atas meja, ya! Aditya mempunyai trauma dengan hujan petir. Ketika cuaca di luar sedang hujan tubuh Aditya akan bergetar hebat dan kadang tak bisa bernafas, entah trauma apa yang di miliki oleh Aditya, Aditya tak pernah mau bercerita tentang traumanya itu entah karena alasan apa.
"Mas, gak papa ada aku di sini." Kata Rani sambil terus berusaha menenangkan Aditya.
Aditya tampak menangis dan terus memukul dadanya sendiri.
"Mas jangan gitu, gapapa ada adek di sini." Kata Rani sambil memeluk tubuh Aditya yang bergetar hebat.
Setalah kondisi Aditya mulai stabil, Rani membawa Aditya ke ruangan kedap suara yang memang sudah di siapkan untuk keadaan darurat seperti ini, walaupun tidak seratus persen menghilangkan suara hujan dan petir tetapi ini bisa sangat membantu Aditya mengatasi traumanya.
...----------------...
flash back on
Suara deras hujan dan gemuruh petir menyambar malam ini, malam penuh ketakutan dalam hidup seorang Aditya.
Kedua orang tuanya bertengkar hebat keduanya saling melemparkan barang ke arah satu sama lain.
"Kamu harus lepasin aku mas." Kata Ibu Aditya.
"Aku sudah tidak cinta sama kamu, aku sudah menemukan orang yang lebih baik dari kamu."Kata Ibu Aditya.
"Kamu gila?! Gimana anak kita Aditya?." Kata Ayah Aditya.
"Tidak dia anakmu, dari awal kita di jodohkan dan aku tidak pernah cinta sama kamu, persetan anak itu!." Kata Ibu Aditya sambil berteriak.
"Jaga mulut kamu! Jangan sebut anakku dengan mulut kotormu itu! Jika kamu mau pergi pergi sekarang jangan bawa anakku." Kata Ayah Aditya menggebu-gebu.
Ibu Aditya melemparkan cas bunga ke arah tubuh suaminya kemudian pergi dari ruangan tersebut.
Tanpa mereka berdua sadari sedari pertengkaran itu di mulai Aditya mendengarkan semua perkataan ayahnya dan ibunya.
Aditya berlari mengikutinya ibunya yang keluar dari rumah dengan menyeret sebuah koper berisi pakaian.
Tubuh Aditya basah kuyup di basahi oleh air hujan yang terus turun layaknya air mata yang terus keluar dari mata Aditya.
Setelah mengikuti ibunya sekitar 15 menit, ibunya berhenti di sebuah stasiun bus dan bertemu dengan seorang pria, melihat wajah pria terbit Aditya merasa tidak asing.
"Ayo mas kita pergi." Kata Ibu Aditya pada seorang pria.
Aditya pikir ibunya tak akan meninggalkannya jika melihat Aditya mengikutinya. Tapi Aditya salah, dari awal Aditya mengikuti ibunya, ibunya sudah tau dan bahkan melihat ke arah Aditya sebelum menaiki bus tersebut. Siapa sangka bahwa itu adalah kali terakhir Aditya melihat wajah orang yang telah melahirkannya.
Aditya terus menangis dengan mata yang memerah dan diiringi suara hujan dan sambaran kilat serta petir.
Seketika pandangan Aditya kabur dan akhirnya tubuh Arya ambruk.
Flash back on