NovelToon NovelToon
Luka Cinta Pernikahan

Luka Cinta Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nita.P

Ini bukan tentang harga diri lagi, ini hanya tentang mencintai tanpa dicintai.

Aruna nekat menjebak calon Kakak iparnya di malam sebelum hari pernikahan mereka. Semuanya dia lakukan hanya karena cinta, namun selain itu ada hal yang dia perjuangkan.

Semuanya berhasil, dia bisa menikah dengan pria yang dia inginkan. Namun, sepertinya dia lupa jika Johan sama sekali tidak menginginkan pernikahan ini. Yang dia cintai adalah Kakaknya, bukan Aruna. Hal itu yang harus dia ingat, hingga dia hanya mengalami sebuah kehidupan pernikahan yang penuh luka dan siksaan. Dendam yang Johan punya atas pernikahannya yang gagal bersama wanita yang dia cintai, membuat dia melampiaskan semuanya pada Aruna. Perempuan yang menjadi istrinya sekarang.

"Kau hanya masuk dalam pernikahan semu yang akan semakin menyiksamu" -Johan-

"Jika perlu terluka untuk mencintaimu, aku rela" -Aruna-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memakai Hadiah Dari Aruna

Aruna kembali ke ruang tengah, tapi dia tidak menemukan Johan disana. Sampai dia mendengar suara langkah kaki dari arah tangga. Aruna langsung menoleh, dia terdiam melihat Johan yang sudah berganti pakaian.

"Mau pergi ya, Kak?"

Sebuah pertanyaan dengan nada yang terdengar sedih. Tapi tentunya Johan tidak akan menyadari itu. "Aku harus pergi menemui Jesika. Nanti malam kita ngobrol lagi. Aku sudah janji dengannya"

Aruna terdiam, menatap Johan yang berlalu begitu saja. Bahkan dia meninggalkan kotak hadiah yang berada di atas meja. Aruna menatap nanar kotak hadiah itu.

"Mungkin dia juga tidak akan membutuhkan hadiah dariku"

Aruna berjalan ke arah meja, mengambil kotak hadiah miliknya dan membawanya ke kamar. Sepertinya dia tidak perlu memberikan hadiah ini, karena Johan juga tidak akan mau memakai hadiah darinya ini. Aruna hanya terlalu percaya diri sampai dia harus memberikan hadiah dengan bersungguh-sungguh pada Johan.

Aruna hanya berdiam di dalam kamarnya, menatap layar laptop yang sudah beberapa kali memutar rekaman video yang sama. Sekarang bahkan Aruna tidak berani untuk memperlihatkan rekaman video itu. Karena dia belum siap untuk semuanya.

"Aku tahu apa yang akan terjadi saat ini. Aku hanya terus berharap tanpa bisa menerima kenyataan jika aku adalah perempuan yang tidak Kak Johan inginkan"

Aruna mengusap sudut matanya yang berair, nyatanya memang tidak pernah mudah untuk melupakan perasaannya yang sudah terlalu besar. Bahkan sejak Johan tahu namanya dan menyadari siapa dia. Aruna benar-benar tidak bisa melakukan apapun dengan perasaannya ini. Untuk bisa menghilangkan perasaannya pun, dia tidak akan bisa.

"Biarkan perasaan ini hilang saat aku benar-benar pergi dari kehidupannya. Karena hanya kepergianku yang akan bisa menghilangkan perasaan ini"

Mencintai, tanpa harus dicintai. Ya, Aruna rela dengan itu. Karena waktunya hanya 3 bulan, dan mungkin sekarang sisa waktunya hanya tinggal 1 bulan lagi. Aruna hanya perlu bertahan saja sekarang, dengan situasi apapun.

*

Johan kembali malam hari, melewati ruang tengah, dia teringat akan hadiah dari Aruna yang bahkan belum dia simpan kembali. Sampai dia melihat kotak hadiah itu sudah tidak ada di atas meja.

"Kemana kotaknya?"

Johan mencari ke bawah meja dan di bawah bantal sofa. Tapi memang kotak hadiah itu sudah tidak ada. Lalu dia menatap pintu kamar Aruna yang tertutup.

"Apa mungkin dia membawanya kembali bersamanya ya?"

Johan berjalan ke arah pintu kamar itu, mengetuknya sebelum dia mengeluarkan suara untuk memanggil Aruna. "Aruna, ini aku. Kau ada di dalam. Buka sebentar"

Menunggu beberapa saat, sampai akhirnya Aruna membukakan pintu kamar. Melihat Johan yang berdiri di depannya sekarang. "Ada apa Kak? Aku sudah mengantuk dan ingin tidur"

Johan menatap Aruna dengan lekat, bola mata hitam yang teduh itu terlihat menunjukan banyak luka. Johan merasakan dadanya sakit.

"Em, apa kau membawa kotak hadiah itu? Kenapa tidak mengambilnya kembali?"

"Karena aku tidak yakin Kak Jo akan memakai pemberian dariku. Jadi, lebih baik aku simpan saja"

Johan menatap Aruna dengan lekat, sedikit tidak suka dengan ucapan Aruna barusan. "Bagaimana mungkin kau memberikan hadiah padaku, tapi kau mengambilnya kembali. Itu tidak boleh terjadi. Alasan aku akan memakainya atau tidak, itu terserah aku. Yang jelas, kau berikan saja hadiahnya padaku"

Aruna menghela nafas, dia mengerti jika memang Johan tidak akan membeiarkan dirinya memakai pemberian Aruna. Yang jelas, Johan hanya ingin hadiah darinya, tanpa yakin dia akan memakainya atau tidak.

"Berikan padaku hadiahnya!" tekan Johan sambil menengadahkan tangannya di depan wajah Aruna.

"Baiklah"

Aruna masuk dan mengambil kotak hadiah itu dari dalam laci, lalu memberikan pada Johan yang menunggu di balik pintu kamar. Sebenarnya dia hanya ingin menyimpannya saja jika memang Johan tidak ingin memakainya.

"Buka!" tekan Johan, membuat Aruna mengerutkan keningnya, tapi dia menurut saja, membuka kotak hadiah itu. "Ambil dan pakaikan di lenganku"

Aruna terdiam melihat Johan yang menyerahkan tangan kanannya dan ingin gelang silver itu Aruna pakaikan ditangannya. Namun, hatinya langsung menghangat ketika Johan perlahan mau menghargai pemberiannya ini. Aruna memasangkan gelang silver itu di tangan kekar Johan.

"Terima kasih hadiahnya, aku akan memakainya" ucap Johan yang langsung pergi dari hadapan Aruna dan membawa kotak gelang itu.

Aruna tersenyum tipis, menatap punggung Johan yang menjauh darinya. "Setidaknya dia menghargai pemberianku. Meski itu mungkin hanya sebuah hal kecil, tapi aku bahagia"

Aruna menghela nafas pelan, dia kembali masuk ke dalam kamar saat ponselnya terdengar berdering. Aruna mengambilnya di atas tempat tidur. Tersenyum saat melihat siapa yang menghubunginya.

"Hallo Kak Faas, apa kabar?"

Sejak kejadian waktu itu, Faas belum lagi menghubungi Aruna. Meski Aruna tahu pasti dia kebingungan karena Aruna yang tiba-tiba pergi tanpa alasan saat pergi jalan bersamanya.

"Aruna, aku baik. Tapi, aku sedikit sibuk dengan beberapa pekerjaan akhir-akhir ini. Em, mau ketemu?"

Aruna langsung tersenyum, hanya dengan Faas dia bisa lebih merasa nyaman. Sepupunya ini yang sudah banyak memberikan bantuan padanya. Ketika Ayahnya yang bahkan tidak pernah peduli pada Aruna, maka selalu ada Faas yang menatapnya dengan penuh kepedulian.

"Boleh, mau ketemu dimana? Oh ya Kak, aku sedang mempunyai banyak permintaan pada Kakak. Harus dituruti ya, karena waktuku tidak akan lama"

Di dalam kamarnya, Faas mengerutkan keningnya dalam, bingung dengan ucapan Aruna barusan. "Apa maksud kamu?"

"Haha. Bukan apa-apa, hanya saja waktu aku bersama Kak Faas tidak akan lama 'kan? Kak Faas sekarang sibuk dengan pekerjaan. Jadi, tidak punya banyak waktu dengan aku. Nah, karena besok Kak Faas ngajak aku ketemu, aku ingin Kak Faas menuruti semua permintaan aku"

"Ah baiklah, memangnya mau apa? Pergi ke Taman hiburan? Atau pergi berbelanja, beli makeup, beli sepatu, kulineran? Apapun yang kamu mau deh"

"Haha. Siap Kak, pokoknya turuti semua permintaan aku ya"

"Iya, iya. Besok tunggu aku ditempat biasa jam 10 pagi ya"

"Oke"

Aruna menutup sambungan telepon, menatap layar ponselnya yang sudah mati dengan senyuman penuh arti. "Setelah ini aku bisa pergi dengan tenang. Pokoknya aku akan banyak meminta apapun pada Kak Faas. Dia 'kan baik, selalu menuruti apa yang aku mau. Haha"

Aruna kembali ke sebuah meja disana, mengambil selembar kertas dan pena. Menuliskan serangkaian kata disana. Matanya berkaca-kaca, tapi tidak sampai menetes. Aruna melipat kertas itu, memasukannya ke dalam sebuah amplop putih. Menuliskan sebuah nama di atas amplop itu dan menyimpannya di dalam laci meja yang di dalamnya sudah ada beberapa amplop yang sama.

"Sebentar lagi, kalian akan sampai ke pemiliknya"

Bersambung

Kalo rame, tambah satu bab lagi. wkwk..

1
Nanik Arifin
selain usaha, jangan lupakan doa, Jo... yakinlah kamu masih punya kesempatan. entah hanya bertemu sebentar lalu kamu hrs menjalani hukuman membesarkan anak kalian sendirian atau....bahkan ada anugerah lain. kamu diberi kesempatan kedua Tuka bersama Aruna. bertemu & membawanya ke LN tuk pengobatan sambil mengasuh anak kalian tentunya. sedikit repot, anggap sbg hukuman untukmu, Jo
Indah Darma Indah
lanjut
Ma Em
Ya allah kasihan dgn nasib Aruna semoga ada keajaiban Aruna bisa sembuh dari penyakitnya dan bisa bahagia bersama anaknya .
Farida Rida
Ketemu lagi walau pun tak bisa bertemu lagi
Farida Rida: Walau tak bisa bersatu lagi
total 1 replies
AlmiraAzniAdzkia🥰🌺
yaAllah thor kenapa harus senyesek iniiii,,,,,tolong pertemukan n persatukan mereka thor,,,biarin aruna ngrasain kebahagiaan,,,,pleaseeee
ken darsihk
Penasaran sebenar nya apa misi mu Aruna , sampai sebegitu nya mempertahankan suami toxic nu itu
ken darsihk
Johan lucuuu koq marah dan cemburu melihat Aruna bersama lelaki lain
ken darsihk
cerita nya bagus tapi kenapa nggak ada yng pada koment ya 😊😊
ken darsihk
Sebenar nya apa yng Aruna perjuang kan , apa yng di maksud Aruna dngn melindungi dan tidak ingin melihat Johan terluka
ken darsihk
Typho ya thor Johan jadi Zidan 🤭🤭
Dinarra
harus banget ketemu
Indah Darma Indah
lanjut.semoga aja Aruna dapat muzizat dari Allah.dia bisa sembuh dari penyakitnya
Nanik Arifin
penyesalan emg slalu datang terlambat. mampukah penyesalanmu mengubah jl hidup ?
selamat ya Jo.... selamat menuai, yg slama ini kau tanam
Dian Suhermina Setiati
Lanjut thor keren dan mantap alur ceritanya aku suka amazing👍👍😘😘
Dinarra
Arunaaa😭
Cookies
next
Cookies
ditunggu kelanjutannya, Aruna pergi lalu dipertemukan LG dg Johan tp dlm versi Aruna sudah dg jodoh yg lain
Nanik Arifin
2 amplop tuk Johan belum diserahkan oleh Mia ?
Aras Diana
apakah Mia akan nenceritan semuanya pada Johan tentang aruna
Dinarra
cari aluna johan please
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!