Dunia Selina tiba-tiba berubah sejak kecelakaan yang Merenggut nyawa Mama nya. Ia bahkan mengalami buta mata setelah kejadian itu. Tidak sampai di sana. Sang Papa menyalahkan nya karena dia lah sang Mama meninggal.
Selina di jual pada seorang Pria. Ibu tiri yang jahat berada di belakang semua itu. Namun tanpa di sadari, ia malah jatuh cinta pada seorang Pria ke-jam yang sudah banyak Merenggut nyawa manusia.
Bagaimana kisah Selina selanjutnya? Semua ada di novel ini. Selamat membaca semua nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Jacob bergidik ngeri saat melihat senyum yang ada di wajah Selina. yang ia tahu Selina adalah wanita buta yang dinikahi oleh Damian. tapi mengapa saat dia melihat wanita itu, wanita itu tampak tidak seperti wanita buta pada umumnya.
Jacob tidak berani untuk menunjukkan taring nya di sana kali ini. Selina saja tidak mampu ia lawan, apalagi Damian.
Ia tidak mau mati konyol di tangan kedua pasangan suami istri itu. Lebih baik ia meminta pertolongan jika ingin menyerang organisasi Naga Kembar.
"Kalian berdua, mulai hari ini kalian tidak boleh menyentuh Wira. Wira adalah bawahan ku."
"Kau bisa melarang suamiku untuk melakukan itu. Tapi, kau tidak bisa melarang ku. Aku dan Wira memiliki dendam tersendiri di masa lalu. Dan jika kau menghalangi jalanku, maka kau pun akan ku buat hancur." Ucap Selina.
"Sudahlah lupakan saja dendam masa lalu kalian. Hiduplah kau bahagia bersama Damian. Toh apa yang direbut oleh Papamu itu hanya sebesar kuman. Harta Damian bahkan lebih banyak dari itu."
Selina ingin melesat kembali ke arah Jacob dan memberinya pelajaran. Namun Damian menahannya.
"Tenanglah Sayang. Bukan waktunya kita menghadapi Pria Gendut tua itu. Ada masanya kita akan menghajarnya dan membuat ia menjadi babi guling."
Selina tertawa mendengar perkataan suaminya itu. Tidak bisa ia bayangkan jika Jacob berubah menjadi babi guling yang dipanggang di atas bara api.
Wajah Jacob berubah menjadi murka. Namun ia tidak bisa apa-apa karena ia datang ke sana tidak membawa banyak pasukan.
"Aku hanya ingin mengatakan itu. aku permisi."
Selina dan Damian membiarkan Jacob pulang dengan sendirinya. Mereka masih duduk di dalam ruangan itu.
Dan Damian berusaha untuk menenangkan Selina yang saat itu ingin langsung membunuh Jacob.
"Kenapa kau menghentikan ku?"
"Aku tidak menghentikan mu. Hanya saja, aku tidak ingin tanganmu kotor karena memegang babi gendut itu."
"Apa benar dia adalah Paman mu?"
"Paman angkat. Seperti kau dan Pamanmu itu."
"Tapi Pamanku tidak sejahat Jacob. Dan Paman ku tidak pernah berkhianat. Ah, aku jadi merindukan Pamanku itu."
"Selina, Kau tidak boleh merindukan orang lain selain suami mu sendiri. Apa kau tahu itu?"
"Apa aku juga tidak boleh merindukan Mamaku yang sudah tiada?"
"Itu lain ceritanya. Mamamu adalah orang yang spesial. Oh ya, bawa aku ke tempat peristirahatan terakhirnya. Aku ingin membawakan bunga untuk Mamamu Mertua."
"Aku tidak tahu di mana. Saat itu mataku buta dan Wira yang membawaku ke sana."
"Kamu tenang saja. Kita akan mencari tahunya melalui Ameng. Ameng!"
"Ada apa, Tuan Damian?"
"Cari tahu dimana tempat peristirahatan terakhir Nyonya Sisil Mama mertua ku."
"Baik, Tuan."
Ameng pun pergi dan mencari tahu dimana letak nya. Selina lupa. Harus nya ia mencari tahu terlebih dahulu dimana letak makam Mama nya.
Wira sama sekali tidak memberi tahu Selina dimana Makam Mama nya itu. Selina bahkan tak tahu apa-apa setelah kejadian itu terjadi beberapa saat yang lalu.
"Ah, aku ingin berjalan-jalan. Aku bosan sekali. Sayang, apa kita bisa bertemu dengan nenek?"
"Tentu saja bisa. Nenek pasti akan sangat senang jika kita datang mengunjungi nya."
"Wah, kalau begitu. Aku akan berganti pakaian terlebih dahulu."
Belum lagi Damian selesai bicara. Selina sudah melesat dengan cepat. Damian bahkan tidak percaya.
Selama ini, apa yang dilakukan Selina. Ia belajar Ilmu beladiri apa ilmu menjadi penyihir. Mengapa gerakan nya begitu cepat.
Damian harus mencari tahu hal ini. Siapa yang telah mengajarkan Selina ilmu tersebut. Damian tidak pernah tahu jika ada ilmu seperti itu di organisasi nya.
Hanya satu orang yang dulunya memiliki ilmu tersebut. Yaitu Kakek Owen. akan tetapi tidak mungkin itu adalah Kakek Owen.
Damian saja tidak tahu ke mana perginya Kakek Owen selama ini. Ada yang mengatakan jika Kakek Owen telah meninggal. Dan ada juga yang mengatakan Kakek Owen menghilang dengan sendiri nya.
Semua itu membuat Damian bingung. Damian tidak yakin jika Kakek Owen mau mengajari Selina. Diri nya saja yang merupakan Cucu kandung dan pemimpin Naga Kembar, tidak pernah di izinkan untuk memakai kekuatan itu.
"Sayang, apa aku boleh bertanya sesuatu?" Tanya Damian yang saat itu sedang melihat Selina sedang memakai pakaian nya.
"Iya. Apa yang membuat seorang Damian begitu penasaran?"
"Apa kau bertemu dengan seorang kakek-kakek saat kau berlatih ilmu beladiri?"
Selina yang saat itu sedang membelakangi Suaminya, langsung menghadap dan menatap wajah sang suami sambil meraba nya.
"Kenapa kau begitu gusar, suami ku?"
"Tidak apa. Aku hanya bertanya. Mungkin saja kau bertemu dengan seorang kakek tua."
"Hmmm,, aku tidak yakin. Soal nya, ketika aku berlatih ilmu ini, Telinga ku di tutup. Aku tidak bisa tahu karena tidak bisa mendengar suara nya."
"Bagaimana mungkin kau bisa berlatih dalam keadaan tidak bisa mendengar dan tak bisa melihat?"
"Justru karena itu, Aku bisa berkembang dengan pesat. Kalau sekolah, mungkin aku akan lompat kelas." Ucap Selina sambil tertawa kecil.
Wajah nya terlihat sangat imut. Karena memang diri nya masih lah belum dewasa untuk anak seusianya.
Harus nya saat ini, Selina sedang melanjutkan kuliah nya dan bermain bersama teman-teman. Tapi saat ini, dia sudah menjadi Nyonya dari seorang Mafia terkuat.
"Sayang, apa bisa aku selalu melihat wajah mu yang begitu imut ini?"
Damian mencu-bit pipi Istri nya seperti boneka. Ia gemas sekali saat melihat sang Istri seperti tadi. Jika saja mereka tidak akan pergi, maka Selina akan kembali di sekap di kamar nya.
"Sudah lah, Sayang. Ayo kita pergi. Nenek pasti menunggu."
Selina dan Damian pun pergi dengan menggunakan mobil mereka. Damian tetap memakai supir karena ia ingin bermesraan dengan sang Istri di kursi penumpang.
Mobil mereka melaju dengan lambat. Karena Selina ingin menikmati suara-suara yang ada di jalanan.
Damian akan menjadi mata nya. Apa yang ditanyakan oleh Selina, maka akan ia jawab. Damian pun akan bercerita sepanjang perjalanan menuju rumah Nenek nya itu.
Semua yang dikatakan oleh Damian, ia masukkan ke dalam otak nya. Akan ia ingat seperti apa keadaan di luar sana. Hal itu, akan membantu nya suatu saat nanti.
Kemampuan Selian memang meningkat. Namun, ia tetap saja tidak bisa melihat.
"Sayang, kita sudah sampai." Ucap Damian dan mulai bercerita bagaimana keadaan di kediaman Nenek nya itu.
"Untuk apa kalian datang ke sini?" Tanya Seorang wanita yang tak lain adalah Ibu nya Damian.
"Kami mau bertemu dengan Nenek." Ucap Damian sambil membawa Selina masuk.
"Nenek kalian tidak ada di rumah. Ia sudah pergi beberapa hari setelah pernikahan kalian."
Mata Damian menatap wajah Ibu nya. Tampak kebohongan di sana. Pasti terjadi sesuatu dengan Nenek nya itu.
Tapi Entah apa. Damian pun akan menyelidiki nya.
hmm makasih ya Thor karna karya mu sangat bagus dan juga menghibur
bagai mana seorang ayah tega dgn ank sndri menyeret ddlm keaadan buta
bhkn yg mwmbuat buta ya ayah kndg sndri bhkanndgn tega menjual nya hadehh rasakan skrg
ampuuuunn Selina....
aku faham sakitmu, akufaham bencimu akupun faham dendammu tapi aku terkejut dgn tindakanmu Selin sayang, kupikir kita congkel saja mata Selin dan Wira... ternyata yg kau congkel anak haram Visia&Wira
semangat Selin